Share

06

Karena saat itu posisinya sepi tidak ada orang, maka Laras pun berinisiatif dan mempercepat langkahnya. Takutnya itu orang yang akan menjahati Laras, maka nya Laras segera mempercepat langkahnya

Namun semakin cepat langkah Laras, semakin cepat pula mobil itu mengikuti Laras. Ya Tuhan ini sangat menakutkan, bagaimana bisa dirinya dalam situasi se tegang ini. Bak di film-film yang di kejar orang jahat, seperti itulah situasinya.

Setelah beberapa lama, karena posisinya Laras capek. Maka Laras pun menghentikan langkahnya sebentar, ntah sejak kapan pula mobil yang tadi mengejar tiba-tiba berada di depan Laras sekarang. Mengerikkan

“Semoga saja itu bukan orang jahat.” Ucap Laras, sambil terus menetralkan nafasnya.

Saat Laras sedang fokus melihat mobil tersebut, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Secara spontan Laras pun berteriak.

“Aaaa! Ampun, maafkan saya. Ampun.” Ucap Laras sambil terus menundukkan kepalanya

Orang yang tadi menepuk pundak Laras pun hanya tersenyum.

“Hei Laras, ini aku Banyu.” Ucap orang tadi yang menepuk Laras dari belakang

Laras yang mendengar perkataan tadi pun kini mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah belakang, yaps benar itu Banyu. Buat anak orang jantungan saja, menyebalkan. Untung tampan kalau tidak, sudah di cakar habis-habisan sama Laras.

“Iih mas Banyu, ngagetin aja heum.” Ucap Laras dengan nada merajuk dan memalingkan mukanya.

“Ya ampun Laras, maafin saya. Saya kira kamu tau kalau mobil yang tadi ngikutin kamu itu mobil saya, maaf ya.” Ucap Banyu berusaha menjelaskan semuanya

Ah berarti mobil tadi yang terus mengikutinya itu mobil Banyu, astaga begitu bodohnya Laras. Ya lagian buat apa mantau dan ngikutin Laras coba, mana mobilnya warna hitam. Kan memang di sangkat seperti mobil penculik, tapi bedanya ini dengan mobil mewah.

“Ouh, jadi yang tadi ngikutin Laras itumas Banyu? Ish Laras kira mobil penculik tadi.” Ucap Laras dengan sedikit nada sebal.

“Maafkan saya ya.” Ucap Banyu sambil menangkup muka Laras dan tersenyum.

Laras pun yang mukanya di tangkup hanya diam saja, jujur baru pertama kali Laras di perlakukan seperti ini. Malu jujur saja sekarang Laras malu, tapi Laras hanya diam saja sambil memandangi wajah tampan Banyu.

Ouh ayolah, pantas saja dia menjadi murid famous di kampus, dia begitu tampan dan prestasi nya juga sangat bagus di kampus. Memang lelaki idaman.

“Heum iya nggak papa mas.” Ucap Laras

“Makasih, yaudah ayo masuk. Mas antar kamu ke kampus.” Ucap Banyu

“Eoh, bukannya kelas mas lagi libur ya?.” Tanya Laras, bukanya sok tau tapi memang ada pengumuman kemarin bahwa kelas Banyu di liburkan untuk hari ini.

“Ah iya, tapi mas sengaja buat antar kamau ke kampus. Ayo.” Ucap Banyu kemudian membukakan pintu mobilnya.

Benar-benar lelaki idaman, sangat baik dan begitu peka terhadap wanita. Kalau Laras jadi pacarnya, pasti Laras akan sangat senang.

“Heum, memang tidak merepotkan mas Banyu ya? Takutnya merepotkan mas, lebih baik Laras naik angkutan umum saja ya.” Ucap Laras, jujur sedikit tidak enak saja. Laras bukan siapa-siapa Banyu, tapi dia di perlakukan seperti dia itu bagian dari Banyu.

“Tidak merepotkan, ayo masuk.” Ucap Banyu

“Heum baiklah mas, makasih.” Ucap Laras kemudian masuk ke dalam mobil

Setelah Laras masuk ke dalam mobil, Banyu pun menutup pintu mobil dan berjalan ke samping mobil.

“Ouh iya, pulang kampus nanti mas jemput boleh?.” Tanya Banyu sambil terus mengendarai mobil

“Eum, memang tidak merepotkan mas ya? Laras takut merepotkan mas nanti.” Ucap Laras

“Tidak kok, nanti pulang mas jemput oke.” Ucap Banyu

“Iya mas.” Ucap Laras

Setelah itu hanya ada keheningan selama perjalanan menuju kampus.

Setelah sampai di kampus, Laras pun turun dari mobil dan melihat ke arah Banyu.

“Laras ke kelas dulu ya mas.” Ucap Laras

“Iya, yang fokus ya memperhatikan pelajarannya.” Ucap Banyu setelah itu mendekat ke arah Laras, dan mencium kening Laras.

“Mas pulang dulu.” Ucap Banyu sambil mengacak-acak rambut Laras, setelah itu Banyu kembali masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan kampus.

Seperti sepasang kekasih, tapi bahkan mereka belum menjadi sepasang kekasih. Mersa sekali, lihat pipi Laras bersemu lagi. Memerah seperti tomat matang sangat lucu jika kalian melihatnya.

“Malu sekali, uh pasti mukanya merah lagi.” Ucap Laras dalam hati sambil terus menutup mukanya dengan tangan.

Setelah beberapa lama, Laras pun mulai melangkah menuju kelasnya.

“Hei, kenapa melamun?.” Tanya Damar yang sudah duduk di samping Laras

“Eoh Damar, tidak apa-apa.” Ucap Laras

“Beneran tidak ada apa-apa? Kalau ada masalah cerita saja ya.” Ucap Damar

“Heum iya.” Ucap Laras begitu lesu

Kalian mau tau kenapa Laras begitu lesu? Sebentar lagi bayar spp dan Laras belum mempunyai cukup uang untuk bayar, kalian tau kan seorang anak petani? Ya Laras memang seorang anak petani, dia bisa kuliah di luar kota itu sebab kemauan dari ayahnya, hufh padahal hidup penuh kekurangan tapi tetap saja ayahnya kekeh supaya Laras bisa kuliah di luar kota.

Kata ayah Laras bilang seperti ini waktu terakhir Laras ada di kampung,

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status