Home / Fantasi / Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir) / Terbentuknya Trajutrisna. Part1

Share

Terbentuknya Trajutrisna. Part1

Author: Hendry Octa
last update Huling Na-update: 2021-09-10 07:25:47

             Aditya Pancatyana membuka matanya. Dia melihat ada beberapa orang yang mengelilingi tubuhnya. Senopati Pancatyana mengenali dua orang satu diantaranya dengan pandangan yang agak samar -samar adalah pria paruh baya berpakaian mentereng laksana seorang Raja. Lengkap dengan mahkota diatas kepalanya sedangkan tangan kanannya memegang sepucuk bunga Wijayakusuma dialah sang Narendra Dwarawati Sri Khrisna

"Kau sudah bangun, Ternyata Dimas?"ungkapnya dengan senyum mengembang terlihat sangat bijaksana

"ma'afkan Aku Dimas Pancatyana, Aku terpaksa menaruhmu di Wisma pertemuan ini sebab hanya ini tempat terluas untuk lelaki seukuranmu."Kata Sang Pria. 

"Terimakasih Kakang Narayana"Tiba -tiba Senopati Pancatyana bangun dari pembaringannya. Berusaha memberi hormat dengan menyatukan kedua tangannya tapi Sri Khrisna berusaha menahan dengan lambaian tangan kirinya

"Dimas,Kumohon jangan berusaha bangun dari pembaringan  dulu. Karena luka-luka diseluruh tubuhmu belum terlalu kering...!"

" Tadi ketika Kau pingsan dikaputren,Kau membuat Aku dan Kakang Mbokmu sangat cemas,Untung saja ada Dimas Werkudara yang bisa membopongmu sampai di wisma ini"ucap Sri Khrisna sambil menunjuk kearah lelaki tinggi besar dan kekar yang berada dibelakangnya dengan menggunakan jempol tangannya.

           Laki -laki tegap walaupun sudah berumur, dengan tinggi dua kali ukuran pria dewasa. mempunyai kuku seperti kuku burung  Elang di diantara  sela-sela jari telunjuk dan jari tengahnya. Dikenal juga seorang yang tidak pernah mau duduk. Ksatria nomor dua jajaran Pandawa. Putra dari Prabu Pandhudewanata dan Dewi Kunthi Tanubrata.

"Sembah sujud Adi, untuk semua Kakang-Kakang yang telah menolong Adi  "kata Senopati  Aditya Pancatyana sambil menyatukan tangannya.Semua yang ada diruangan itu langsung membalas salam Aditya  Pancatyana. Kecuali Raden Werkudara, dia hanya menganggukan kepalanya saja.

             Lalu Senopati Pancatyana bercerita tentang bagaimana dia bisa melarikan diri dari Kerajaan tempat dia lama mengabdi. Dan bagaimana pula keadaan sekarang ini di  Prajatista,Surateleng dan Giyantipura kepada Sri Khrisna.Semua yang berada diruangan itu dan tampak mendengarkan dengan seksama

"Berarti delapan Raksasa yang dibunuh oleh Adi Udawa,Adi Janaka  dan Angger Tetuko tadi di depan gerbang istana itu pasukan gabungan dari Prajatista dan Surateleng?"tandas Sri Narendra Khrisna.

" Tapi kenapa mereka tidak menggunakan lencana Kerajaan"

"Mereka membawanya Kakang Narayana,Aku menemukan lencana lambang kerajaan Prajatista disela -sela pakaian mereka..."jawab  Lelaki disebelah sang narendra, Lelaki berperawakan sedang dan berwajah sangat rupawan walaupun seumuran sang narendra. Dengan selempang ratusan busur panah yang tertata di wadahnya, Yang tak lain Dia adalah Raden Janaka Ksatria nomor Tiga Pandawa

adik dari Raden Werkudara dan Raden Yudhistira atau Raden Puntadewa.

"Istirahatlah dulu Dimas,nanti setelah Kau sudah bugar Kita akan membahas masalah ini ".

"Mereka sengaja menyiksamu dengan tombak dan pedang lalu dipatahkan, Agar Kau tidak bisa menggunakan kekuatanmu.Untung Kau mempunyai ajian Pancasona,Angger Tetuka bisa mencabut semua patahan senjata  yang menancap ditubuhmu.Hingga luka-luka ditubuhmu bisa menutup agak cepat Dimas Pancatyana, jika tidak,. mungkin kami tidak akan bisa menyelamatkanmu ''sela Narendra Dwarawati itu.

"Sekali lagi Adi mengucapkan terima kasih, Kakang"jawab Aditya Pancatyana.

"Baiklah Kakang,Adi akan menuruti kemauan Kakang dan Kakang mbok..."

"Kita semua pamit dulu dari balai ini"tukas Sri Khrisna mewakili semuanya.

"Istirahatlah dan persiapkan dirimu Dimas...!"

Lalu semua Orang yang berada di Wisma Pertemuan yang dijadikan tempat pengobatan Pancatyana keluar meninggalkan mantan Mahapatih Prajatista itu sendirian.

"Biadab sekali...,Perbuatan Mereka,Paman Narayana...,Geram rasanya Aku ingin menghajar mereka"kata seorang Lelaki kekar berpakaian serba hitam. Dengan  lambang bintang Kejora berwarna emas terbentang didadanya. Dialah Arya Bambang Tetuka atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raden  Gatotkaca, Putra Kedua  Raden Werkudara yang merupakan Raja dikerajaan Pringgodani. Yang terkenal juga sebagai Kerajaan Para Raksasa. Dia memanggil Nama Raja Dwarawati dengan nama kecilnya.

"Sabarlah, Ngger.Aku sedang menyusun rencana untuk menghancurkan mereka..."jawab Sang Narendra Dwarawati

"Besok ketika kita semua berkumpul  disini akan Kujelaskan rencanaku..."

"HHhMmm...AKU YAKIN KAKANG PASTI PUNYA RENCANA YANG MATANG."jawab Raden Werkudara.

"Aku menginginkan kehadiran kalian semua, Para Kakang dan para Dimas  menetap  untuk beberapa hari lagi di Dwarawati guna membahas masalah ini...!"ujar Sang Narendra. 

"Baiklah Dimas Narayana Kita pamit beristirahat. Besok kita akan kembali lagi "kata Lelaki tua berbadan tegap yang selalu membawa selempang senjata sabit dan tumbak kecil bermata dua bewarna merah.Yang tak lain adalah Kakak kandung Sri Khrisna. Yaitu Raden Kakrasana (Prabu Baladewa)Raja kerajaan Mandhura mewakili semua yang berada disitu.

"Silahkan dan terimakasih Kangmas Kakrasana"

balas Sang Narendra sambil menyatukan kedua tangannya  sambil menghormat pada Sang Kakak.

            Semua orang membalas kembali salam sang Narendra. setelah itu Mereka berlalu menuju tempat peristirahatan dengan diantar para Dayang dan Abdi istana.Waktu berlalu sangat cepat langit merah menyelimuti Dwarawati. Menandakan hari akan masuk gelap. Terlihat obor -2 dan oncor  dinyalakan sebagai penerangan disetiap sisi ruangan , gerbang istana dan rumah - rumah Para penduduk. Menandakan waktu beristirahat bagi semesta alam Arcapada menunggu sang pagi kembali menyambut.

..........................

                  Suara kokok ayam jago menandakan matahari akan keluar dari persinggahannya. Aditya Pancatyana terbangun dari tidur pulasnya. Dia keluar membuka pintu wisma dan Dia berdiri dan menghirup udara yang sangat segar dalam -dalam dan menghembuskannya dengan pelan. di halaman istana Raksasa itu merasakan ketentraman yang tak ternilai di dalam hatinya.

"Dimas Pancatyana kesinilah kita sarapan dan minum ramuan bersama -sama.......!!"teriak Prabu Baladewa dari sebelah sana.

         Aditya Pancatyana menolehkan wajah dan tersenyum ternyata disana telah berkumpul banyak orang dan satu Raksasa yang mirip dengan dirinya dia mengenalinya sebagai senopati Prabakesha. Prabakesha melangkah kearahnya sambil membawa Gelas dari Gentong tanah liat yang besar dan memberikannya pada Pancatyana

"Lama tidak berjumpa denganmu Kakang Kesha"tandas Aditya Pancatyana sambil memberi hormat.Senopati Prabakesha cuma tersenyum kemudian merangkul Aditya Pancatyana kemudian menepuk bahunya. 

"Sekarang yang penting kita Makan dulu. Sang Narendra Prabu Khrisna membuatkan Enam puluh kambing guling untuk Kita Dimas.....Ha....ha....ha"jawab Senopati Prabakesha sambil tertawa terbahak -bahak yang akhirnya diikuti juga oleh Aditya  Pancatyana dan semua orang.

"Setelah acara ini selesai Kita akan berkumpul dan membahas masalah yang menimpa Dimas Pancatyana di balai paseban agung......"sahut Sang Narendra Sri Khrisna pada semua yang menikmati hidangan disitu.

" ayo Kangmas dan Dimas nikmati hidangannya...."sambung Sang Narendra Dwarawati  lagi.

             Lalu para tamupun menyantap makanan yang dihidangkan di mejabatu besar yang berada  teras istana. Seusai perjamuan lalu para tamu Sang Narendra dwarawati menuju tempat yang ditunjuk, tampak Prabu Yudisthira sulung dari para pandawa ,Raden Werkudara, Raden Arjuna, Raden Nakula,Raden Sadewa,Raden Arya Bambang Tetuka,Prabu Baladewa dan kedua putranya Raden Wisata dan Raden Wimuka, Prabu matsyapati Raja kerajaan Wirata bersama sang putra Resi Seta, ,Raden Arya Gunadewa, Raden Samba putra sulung dan bungsu Sang Narendra Khrisna dari Dewi Jembawanwati, Senopati dwarawati Raden Udawa, dan Senopati Pringgondani Raden Prabakesha.Mereka duduk bersila bersama -sama di ruangan balai pertemuan.

           Lalu Sang Narendra Sri khrisna mengawali pembicaraan dengan menghormat menyatukan kedua tangannya.

"Perkenankan Hamba sebagai Narendra di Dwarawati ini untuk menyampaikan saran dan gagasan hamba agar bisa diterima oleh Para Kangmas  ,Dimas dan Nakmas   yang berada di ruangan ini melihat dari perilaku Adi Bomabomantara dan Adi Narakasura yang sudah melewati batas. Setidaknya Kita semua berusaha agar melawan ketidak adilan yang dilakukan oleh mereka berdua. Jika ada diantara Kangmas,  Dimas atau Nakmas semua bisa memberikan gagasan sebaik pemikiran Hamba ,Hamba persilakan  "

"Aku yakin Dimas Narendra bisa memberikan jalan terbaik untuk masalah ini"tandas Prabu matsyapati

" Katakanlah Dimas Narendra sebisa mungkin Kami akan membantu"sambungnya

"Hamba menginginkan Kita membangun suatu kerajaan bayangan diatas tanah Tunggurana yang bersebelahan dengan pertapaan Gandamadana diwilayah Wirata kerajaan milik Kangmas Matsyapati   "tandas Sang Narendra.

              Seketika suara menjadi sangat riuh dan tiba -tiba Prabu Matsyapati mengangkat tangannya untuk meredakan semua yang bingung dengan keputusan Sri narendra.

"Jika itu keputusan Dimas, lakukan saja apapun  jalan menurut Dimas jadi yang terbaik  untuk meredakan masalah ini"

" Hamba membutuhkan kerajaan yang bisa dibangun hanya dalam tenggang waktu selama 3bulan karena jika waktu lebih dari itu Hamba kuatir kerajaan Prajatista dan Surateleng akan menggempur salah satu wilayah kita"tandas Sang Narendra.

"apakah ada yang sanggup?"

"Dengan waktu yang sangat pendek seperti itu Dimas sangatlah mustahil bagi Kita untuk melaksanakannya...."jawab Prabu Baladewa

"Bisa jika Paman Prabu Narayana mempercayakannya pada Hamba dan Paman Patih Prabakesha"Sahut Gatotkaca

"Dengan pasukan dan Rakyat Raksasa terbaik  yang Hamba miliki, ditambahkan sedikit bantuan dari seluruh rakyat seluruh wilayah kerajaan para Paman semua"

"HMMm.....PEMIKIRAN YANG BAGUS NGGer PUTRAKU AKU AKAN MENGERAHKAN SELURUH PASUKAN DAN RAKYAT JODHIPATI MENUJU KEARAH TUNGGURANA........HMmm....."sahut sang ayah Raden Werkudara

"Baiklah Adi Narendra Narayana Saya mewakili semua yang ada disini akan membantu"sahut Prabu Baladewa.

"Lalu jika ada sebuah kerajaan, lalu siapa yang Dimas tunjuk sebagai rajanya?"kata sang Prabu Baladewa lagi

"Bolehkah Hamba menunjuk Putra hamba...."jawab sang narendra khrisna

"apakah putra Dimas yang ada di dalam ruangan ini?"tandas Prabu Matsyapati.

Sri Khrisna lalu tersenyum.

" Bukan,tapi ini malah usulan dari kedua putraku yang berada disini"

"lalu siapa Dimas?"

"Dia sekarang masih berada di Kayangan Ekapratala"

"Kangmas Sitija....."kata Gatotkaca

"Benar,Raden Sitija putra sulungku dari Dinda Pratiwi sebelum Hamba  menikah dengan Dinda Rukmini"jawab Sang narendra.

"jikalau begitu Kakang Khrisna,jikalau Nakmas Sitija didaulat sebagai raja dia harus memiliki gelar"tandas Prabu Puntadewa atau Raden Yudisthira.

"untuk memancing kemarahan adi Bomabomantara Dan adi Narakasura agar  menyerang Kerajaan ini. Putra Hamba Raden Sitija akan Bergelar Prabu Bomanarakasura dan kerajaannya kelak Hamba beri nama Trajutrisna"

"Jika pembangunan istana trajutrisna selesai tepat waktu biarkan Adi menjadi bawahan putra paduka

Kakang Narendra"ungkap Pancatyana.

"tenang Dimas itu sudah ada dibenakku"

"sebelumnya Hamba ucapkan terima kasih sebesar -besarnya, sekarang Hamba persilahkan semua Kangmas,Dimas dan Nakmas untuk bersantap siang dan setelah itu Hamba persilahkan juga untuk beristirahat. mungkin esok Hamba dan Nakmas Tetuka akan pergi ke Kayangan Ekapranala untuk menjemput Nakmas Sitija dan mulai besok juga  kita akan memulai rencana ini"kata Sang Narendra Dwarawati mengakhiri pertemuan. Sambil menyatukan kedua tangannya sembari menunduk dan menghormat pada semua yang hadir disitu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ervin Disvan
good luck my life insurance provider internet banking
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Hari Penghakiman

    Raden Sitija (Bhoma) Memenuhi Undangan Keempat Mahasenapati Jagad diatas Langit Tengguru (Alang-alang Kumitir/Galaksi Antariksa).Kedatangannya Setelah Ribuan Tahun Berlalu Disambut oleh Keempat Adik Sepupunya. Mahasenapati Wisanggeni, Mahasenapati Wisangkantha, Mahasenapati Antasena dan Mahasenapati Arya Srenggini. "Sugeng Rawuh(Bahasa jawa:Selamat datang)…,Kakang Sitija…!"Sambut Raden Wisangkhanta tersenyum Kearah Kakak Sepupunya dengan menundukkan kepala dan menyatukan kedua telapak tangannya.Sedangkan Raden Wisanggeni, Raden Antasena, Raden Arya Srenggini hanya Menundukkan kepala seraya tersenyum ramah kearah Kakak sepupunya."Matur sembah Nuwun(Bahasa Jawa:Terima kasih banyak)…,Adi Wisangkhanta…,Adi Wisanggeni…,Adi Antasena…,Dan Adi Srenggini…"jawab Raden Sitija seraya membalas Hormat salah Satu Adik sepupunya.

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Mahasenapati Wesi Aji.

    Sosok Terbang melesat dengan Kecepatan Tinggi Melewati Lubang Hitam Lautan kosmik Antariksa. Sosok berpakaian sama seperti Sashikirana,Arya kaca dan Madusegara. tiba -tiba Sosok itu Berhenti dengan terbang mengambang Di depan Sebuah Kepala Raksasa tanpa badan Berukuran sebesar Planet."WESI AJI…!,MAHASENAPATIKU…!!"Seru Kepala Raksasa yang dapat melihat Sosok yang dipanggil Wesi Aji walaupun Tubuh Wesi aji hanya seperti butiran debu.Wesi Aji Membuka Topeng Baja nya. Wajah tampan Wesi aji Tersenyum. Wesi Aji Adalah Sosok Pemuda Tampan tapi Berambut panjang berwarna Putih. Wesi Aji Segera Menyatukan kedua Telapak tangan nya seraya menundukkan kepala kearah Kepala Raksasa."Sendiko dawuh…,Sinuwun Rahu…!dan Sendiko dawuh Sinuwun Ketu…!"jawab Wesi Aji.Tak Berselang Lama Kepala Raksasa itu Dipegang Oleh Dua tangan. Muncul dari Belakang Kepala itu Tubuh Raksasa Yang Sangat Besar. Melebihi Besar nya Kepala Raksasa di depan

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Sesuatu Untuk Dunia

    KOMBESPOL Wira dan Lainnya Berkumpul Di Ruangan Khusus Dilengkapi Peta Dunia dan Sinar Merah Berpendar. KOMBESPOL Wira yang Memimpin Pertemuan Di depan Anggota Liga Perwira dan Ksatria Republik. Kemudian Ia Mempersilakan Seluruh Anggotanya Membuka Laptop yang berada Didepan Meja Masing -masing."Selamat Pagi…!,Semuanya…!"Kata KOMBESPOL Wira Mengawali Pembicaraan kepada Seluruh Wakil dan Anggotanya."SELAMAT PAGI…!,PAK…!"Seru Seluruh Anggota Seraya Berdiri Sebentar.Kemudian KOMBESPOL Wira Mempersilakan Mereka Untuk Duduk kembali."Sa'at Ini Saya Ingin menyampaikan Kepada Segenap Jajaran Di Setiap Divisi. Tentang Pengiriman Bantuan Menjaga Seluruh Keselamatan Agent Rahasia Dunia. Yang Menjalani Misi Mencari Para Psychopath Berbahaya yang Mengancam Anak-anak Kita terutama Anak Remaja Perempuan Kita…!,Bapak Pimpinan,Lettu Dyah, Sashikirana, Suryakaca,Madusegara,Bhoma beserta Para Atasan sedang menuju Kearah Lyon,Prancis Gun

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Bhoma (Sitija)Dan Yadnyawati. Bag IV

    Raden Sitija Menemani Sang Istri kearah Kaputren Kayangan Ekapratala."Sebetulnya Kanda Aku Merasa Kasihan Dengan Ibundanya Hita,Tapi Disatu Sisi Walaupun Aku Hanya Bisa Meluangkan Waktuku Bersama Hita Dan Kanda DiWaktu senja sampai menjelang Pagi Buta…,Tapi Naluriku Sebagai Seorang Ibu Aku Tidak Mau Kehilangan Putriku…,Walaupun Hita Bukan Putri kandungku,Tapi Aku dan Kanda Menyayangi Hita Seperti Darah Daging Kita Sendiri,…kan?,Kanda…?,Iya kan…?"Kata Sang Istri Dewi Yadnyawati sambil Bersandar Di Bahu Raden Sitija. Raden Sitija Tersenyum mengangguk Sambil Mengelus -elus Rambut Sang Istri."Aku Tahu Sejarahnya,Kenapa Hita Putri Kita Mereka Cari…,Tapi Siapapun Yang Mau Mengganggu bahkan Melukai Putri Kita dan Anak-anak Kita…,Mereka Harus Berhadapan Denganku Sebagai Pemimpin Para Laskar Dewa Milik Keturunan Aditya…,Sebagai Mahasenapati Bhumi Milik Batara Surya dan Batara Baruna,Kalau Perlu Aku Habisi Mereka…

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Bhoma (Sitija)dan Yadnyawati. Bag III

    Enam Sosok Bayangan Berwarna Hitam Terbang Menuju Ke Utara Gunung Himalaya, Hindia Di tengah Malam. Enam Sosok Berpakaian Jaket Hoodie Behenti Kearah Sebuah Hutan. Mereka Menyatukan Kedua Telapak Tangan.Tiba -tiba Ada Pintu Gerbang Terbentang Lewat Sebuah Pohon Besar Raksasa. Mereka Berenam Terbang Melesat Masuk Kekedalaman Tanah. Hampir 2000.000Kaki dari kedalaman Tanah Terdapat Sebuah Istana. Di Setiap Pintu Gerbang Dijaga Oleh Para Raksasa yang Bernama Yaksa. Tampak Seorang Lelaki Tua dengan Rambut Panjang Tergerai, Rambut,Alis, Kumis dan jenggotnya yang berwarna Putih. Berpakaian Laksana Seorang Raja dari Masa Lalu.Dengan Memakai Mahkota Kerajaan. Meski Seorang Lelaki Tua tapi Berperawakan Gagah dengan Tubuh Berotot.Dialah Batara Ekawarna yang tersenyum Menyambut Keenam tamunya. Ditemani Tiga Wanita Cantik Dua Diantaranya Terlihat Seperti Berusia Belia.Sedangkan Salahsatunya Terlihat Berusia Empat Puluhan tahun.Ketiga Wa

  • Laskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)   Liga Perwira Dan Ksatria. Bag V

    Di dalam Ruangan Yang terdapat Banyak Monitor Led tersambung. terdapat Peta Dunia dan Banyak Cahaya merah Berpendar. Hita Padmarani putri Bhoma, Bhoma, Brigjend Suta,KOMBESPOL Wira, Lettu Dyah danlainnya.Menyampaikan Penjelasannya ke Beberapa Dewan Perwira Tinggi Militer dan Kepolisian Negara. Tentang Siapa Saja Anggota yang Akan Mereka Recruit. Menjadi Agent Perisai yang Juga Bertindak sebagai Agent Executor di Liga Perwira dan Ksatria Republik. Setelah melakukan penghormatan kepada Para Perwira Tinggi Pimpinan Liga Perwira dan Ksatria Republik segera Menyampaikan Maksudnya."Fungsi dari Agent Perisai adalah sebagai Pelindung dan Penyelamat Agent Spionase atau Pencari Bukti di Lapangan. Setiap Satu Agent Pencari Bukti dari Berbagai Wilayah dalam Ataupun Luar NegaraDi Dunia.Di Peta Ini Ada Cahaya merah berpendar di seluruh bagian Dunia…Pak,Bahaya Mengancam Istri, anak Perempuan dan Semua Keturunan Kita diluar sana…!,Pak…!"Jelas

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status