Share

Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku
Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku
Penulis: Richy

Bab 1

Penulis: Richy
Namaku Coki Andrea, aku adalah seorang instruktur sekolah mengemudi.

Putri kepala sekolah baru saja lulus SMA. Kepala sekolah menyuruhnya berlatih mengemudi denganku.

Hubunganku dengan kepala sekolah sangat baik. Putrinya, Hani, telah mengakui aku sebagai ayah angkatnya.

Hani baru saja genap berusia delapan belas tahun. Tapi perkembangan tubuhnya sangat baik dan ... sungguh seksi.

Sepasang payudara yang bergejolak. Bergoyang-goyang saat dia berjalan, seolah ingin melompat keluar dari bajunya.

Pinggangnya ramping dan mudah digenggam, tanpa sedikit pun lemak berlebihan.

Terutama pantatnya yang bulat dan montok itu. Rok mini yang dipakainya semakin menonjolkan bentuknya yang berisi dan menggairahkan.

Membuat siapa pun yang melihatnya ingin sekali mencubitnya.

Sepasang kaki yang putih dan panjang, dibalut stoking hitam. Membuatku ingin sekali mengangkat tubuhnya ke atas bahuku, dan merasakan 'transfer kalori' yang luar biasa intens dengannya.

Setiap kali berkunjung ke rumahnya, aku selalu tidak bisa menahan diri untuk melihat Hani.

Namun, karena ibunya adalah kepala sekolah tempatku bekerja, aku hanya punya niat nakal tanpa punya keberanian untuk melakukannya.

Sore itu, Hani datang menemuiku untuk latihan mengemudi. Dia mengenakan rok mini seksi dengan stoking hitam.

Di hadapan semua orang, gadis itu melangkah dengan kaki panjangnya dan berjalan menuju mobilku.

Dia lalu membungkuk dan mengetuk jendela mobil.

“Ayah Angkat, aku mau latihan mengemudi dengan kamu!” Suaranya nyaring dan manis.

Aku menurunkan jendela mobil. Sekilas, aku melihat payudara di balik bajunya, berwarna merah muda dan terlihat lembut.

Aku tanpa sadar bertanya, “Nak, kenapa kamu nggak memakai bra saat belajar mengemudi?”

Hani malah tertawa cekikikan, lalu berkata dengan santai, “Cuaca panas begini, Ayah mau aku mati kepanasan kalau pakai bra?”

“Lagi pula, kamu ‘kan Ayah Angkatku. Nggak masalah kalau Ayah melihatnya.”

Dia membuka pintu penumpang depan dan duduk di dalam mobil.

Aku melirik ke arah ketiaknya. Bisa kulihat dengan jelas bentuk payudara yang bulat dan berisi, aku tanpa sadar menelan ludah.

Hani menatapku dengan antusias dan berkata, “Ayah, jakunmu bisa bergerak, ya. Benar-benar jantan!”

Karena perkataannya itu, aku langsung merasa sedikit gugup dan segera mengalihkan topik pembicaraan.

“Biasanya, jika orang lain, harus belajar mengemudi bersama banyak orang di dalam mobil dan bergantian mengemudi.”

“Aku akan mengajarimu sendiri. Jadi kamu harus belajar dengan sungguh-sungguh, usahakan lulus ujian dalam sekali coba.”

Tiba-tiba Hani bangkit dari kursi penumpang depan dan perlahan merangkak ke arahku.

Melihatku yang menatapnya dengan bingung, dia tersenyum dan berkata, “Hanya ada kita berdua di mobil. Aku akan duduk di pangkuan Ayah, jadi Ayah bisa mengajariku secara langsung.”

Setelah selesai mengatakannya, dia sudah merangkak ke pahaku. Bokongnya terangkat tinggi dan payudara di dalamnya terlihat jelas olehku.

Gadis berusia delapan belas tahun, memang masih sangat muda dan lembut!

Hanya dengan melihatnya sekali, sudah membuat tegang.

Hani melihat perubahan tubuhku yang sedikit menonjol itu, senyum di bibirnya tidak bisa dia sembunyikan. Setelah kakinya menapak dengan mantap, dia benar-benar duduk tepat di atas pahaku.

Bokong yang lembut dan kenyal itu duduk tepat di atas sana!

Seluruh pori-pori di tubuhku rasanya terbuka, merasakan tubuhnya yang lembut dan aroma manisnya.

Aku merasa seperti melayang.

Hani menggerakkan bokongnya, gesekan yang ditimbulkan membuatku semakin merasa nikmat.

“Ayah, ada sesuatu yang keras yang menusukku di bawah sana.”

Gadis ini... entah dia benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh, sampai harus menanyakan ini?

Aku berdeham, menjawabnya dengan pura-pura tenang, “Yang agak keras itu pahaku, kamu tahan saja sebentar.”

Di luar dugaan, Hani benar-benar percaya. Dia duduk di sana seolah tidak terjadi apa-apa. Aku bahkan merasa menusuk area yang lembap.

Pakaian yang kukenakan di musim panas memang tipis, dan aku hanya mengenakan celana pendek.

Sentuhan sedekat ini membuatku bersemangat sekaligus gugup.

Bagaimanapun juga, dia adalah putri kepala sekolahku. Kalau dia pulang dan menceritakan ini kepada ibunya, bagaimana aku bisa melanjutkan pekerjaanku nantinya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku   Bab 7

    Dalam keadaan darurat, aku mencoba ‘menerjang’ secara asal-asalan. Bu Lisa menatapku dengan kecewa.“Coki, aku nggak menyangka kamu yang terlihat besar dan berotot, ternyata nggak bisa melakukannya. Aku nggak jadi memberimu bonus akhir tahun.”Bagaimana mungkin aku membiarkan wanita itu memandang rendah diriku? Aku juga tidak bisa mengatakan bahwa aku baru saja berhubungan dengan putrinya di siang hari. Demi bonus akhir tahun ini, aku harus berusaha keras.Makanya aku berkata, “Mungkin aku sedikit gugup. Aku akan ke kamar mandi dan segera kembali.”Aku lari ke kamar mandi tanpa mengenakan celana.Namun, saat aku membuka pintu, aku terkejut menemukan Hani juga ada di dalamnya. Dia menyemprotkan air dari pancuran ke tubuh bagian bawahnya, mencari sedikit kenikmatan.Melihatku datang, dia menjadi bersemangat.“Ayah, aku tahu kamu nggak tega meninggalkanku. Cepat bantu aku, aku sudah nggak tahan lagi.”Melihat Hani yang begitu cantik dan menggemaskan, aku langsung bergairah.‘Alat itu’ jug

  • Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku   Bab 6

    Aku tahu Hani cemburu, tapi aku tidak bisa mengatakan apa-apa.Bu Lisa berkata kepadaku, “Anak ini memang begitu sifatnya, biarkan saja dia. Bagus kalau dia pergi, jadi nggak ada yang akan mengganggu kita berdua.”Begitu selesai mengatakannya, dia langsung duduk di pangkuanku. Tubuhnya yang lembut menempel erat padaku.Berbeda dengan putrinya, tubuh Hani ringan dan lembut. Tetapi Bu Lisa memiliki kedewasaan dan aura seksi.Hatiku sedikit gelisah, aku tidak berani melakukan gerakan aneh.Bu Lisa menuangkan segelas anggur merah untukku dan menyuapkannya ke mulutku.“Ayo, minum anggur ini, biar kamu lebih berani.”Aku meminumnya. Perut bagian bawahku terasa semakin panas.Bu Lisa juga meminum seteguk besar. Wajahnya langsung memerah dan satu tangannya melingkari leherku.“Menurutmu, aku yang paling cantik di kantor, ‘kan?”Mana berani aku bilang tidak? Aku terus mengatakan ya.Bu Lisa tersenyum puas. Kedua tangannya melingkari leherku. Dia duduk di pahaku dan terus menggesekkan tubuhnya.

  • Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku   Bab 5

    Sesampainya di rumah, istriku sedang memasak.Melihat sosoknya yang sibuk di dapur, tiba-tiba aku merasa bersalah padanya.Bagaimanapun juga, dia adalah istri sahku. Dulu dia juga seorang gadis yang suci. Selama bertahun-tahun bersamaku, dia tidak pernah hidup dengan nyaman.Aku memeluknya dari belakang dan menciumnya.“Sayang, kamu pasti lelah.”Istriku tersenyum dan berkata, “Kenapa kamu lebay sekali hari ini? Biasanya kamu nggak begini.”Aku kehilangan kata-kata, tidak tahu harus berkata apa.Aku hanya merasa bersalah. Hari jadi pernikahan kami sebentar lagi. Aku berpikir untuk pergi ke pusat perbelanjaan untuk membelikan satu set produk perawatan kulit untuknya.Namun, begitu aku keluar dan sampai di pusat perbelanjaan, ponselku berdering.Setelah kuangkat, ternyata itu dari Bu Lisa.“Coki, putriku sudah pulang dari latihan mengemudi. Kamu pasti lelah hari ini. Datanglah ke rumahku untuk makan malam.”Aku hendak menolak dan menjawab, “Istriku sudah memasak di rumah, sepertinya aku

  • Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku   Bab 4

    “Ah! Sakit sekali!”Saat aku masuk lebih dalam, Hani memelukku erat-erat. Sepuluh jarinya bahkan menancap di punggungku.Tapi sensasi di dalam tubuh Hani sungguh terlalu rapat. Aku belum pernah merasakan kenikmatan seintens ini seumur hidupku.Aku tidak bisa menahan diri dan mengerahkan seluruh kekuatanku.Hani menjerit kesakitan dan berkata, “Nggak mau, cepat hentikan! Ayah, nggak mau!”Dia menangis kesakitan, dan aku segera berhenti bergerak. Aku bisa merasakan bahwa area di dalam sana terus bernapas.Aku merasakan kehangatan dan kelembutan yang menyelimutiku dengan begitu erat.Aku mengelus payudara dengan lembut, berharap bisa mengurangi rasa sakitnya.“Hani, apa ini adalah pertama kalinya untukmu? Kenapa reaksimu sampai seperti ini?”Hani mengerutkan alisnya. Wajahnya memerah, dia berkata terengah-engah, “Punya Ayah besar sekali, Ayah juga melakukannya sangat kuat. Aku merasa sakit sekali.”Aku menggaruk kepalaku dan berkata sambil tertawa, “Itu karena tubuhmu terlalu rapat, aku j

  • Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku   Bab 3

    Saat dia baru saja hendak melepas celana dalamnya, tiba-tiba Bu Lisa datang dengan tergesa-gesa sambil mengenakan sepatu hak tinggi.Pada saat yang genting itu, aku dengan cepat menekan Hani ke bawah. Kemudian menutupi bagian bawah tubuhku dengan jaket.Bu Lisa berjalan ke jendela mobilku. Dia membungkuk, memperlihatkan lengkungan bulat yang bergoyang.“Coki, bagaimana latihan mengemudi putriku?”Aku tidak berani menceritakan apa yang baru saja terjadi. Dalam keadaan darurat, aku berkata, “Hani belum datang, aku sedang menunggunya.”“Anak ini, entah ke mana lagi dia pergi. Sampai sekarang belum datang untuk latihan,” Bu Lisa mengeluh.Matanya berkelebat, melihat bagian bawah tubuhku yang tertutup pakaian.“Kenapa begitu panas kamu masih menutupi tubuhmu dengan baju?”Keringat dingin membasahi tubuhku. Karena takut dia menemukan sesuatu yang janggal, aku segera menjelaskan.“Oh, ini karena AC mobil bertiup, kakiku jadi dingin. Jadi aku menutupinya.”Perkataanku berhasil menipu Bu Lisa u

  • Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku   Bab 2

    Setelah dia duduk dengan mantap, aku memasang sabuk pengaman.Sabuk pengaman mengikat kami berdua erat-erat, aku merasa dia duduk semakin dalam.“Pegang setir kemudinya. Injak kopling dengan kaki kirimu, kaki kananmu menginjak rem. Lepaskan kakimu perlahan sampai setengah kopling, lalu mobil akan mulai berjalan.”Aku berusaha keras mengatasi gairah yang datang dari tubuhku dan mengajarinya cara menyalakan mobil.Namun, Hani melepaskan kakinya terlalu cepat sehingga mobil berguncang hebat dan mati.Guncangan yang parah membuatnya melompat dari atasku, lalu duduk kembali dengan keras.Dia duduk tepat di atas sana. Tubuhnya yang lembut dan halus membuatku langsung bergairah, semakin membuatku tidak tahan.Hani juga merasakan sesuatu yang aneh. Bibir mungilnya terbuka sedikit, mengeluarkan suara rintihan.Aku agak tidak percaya, suara seperti ini jelas-jelas hanya terdengar saat melakukan hal ‘itu’.Apakah dia ... menikmati sensasi ini?Aku melihat Hani, pipinya yang putih merona merah.Se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status