Short
Dua Pria, Satu Permaisuri

Dua Pria, Satu Permaisuri

Oleh:  DzakiyahTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
8Bab
20.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Aku sudah tidak bisa melihat sejak masih kecil. Tapi ibu asuhku mengajariku menjadi seorang terapis pijat paling tersohor. Hari itu, ada seorang pelanggan penting yang datang ke tempatku. "Aku bukan orang sembarangan, tentu saja aku mau mencoba sesuatu yang beda dari yang lain." Detik berikutnya, dia langsung menarik bajuku, dan menuangkan minyak pijat di dadaku. "Wulan sayang, pijat aku begini saja ...."

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Aku sudah tidak bisa melihat sejak masih kecil. Tapi ibu asuhku mengajariku menjadi seorang terapis pijat paling tersohor.

Hari itu, ada seorang pelanggan penting yang datang ke tempatku.

"Aku bukan orang sembarangan, tentu saja aku mau mencoba sesuatu yang beda dari yang lain."

Detik berikutnya, dia langsung menarik bajuku, dan menuangkan minyak pijat di dadaku.

"Wulan sayang, pijat aku begini saja ...."

....

Aku adalah terapis pijat termuda di Panti Pijat Intani.

Karena buta sejak kecil, ibuku membuangku saat usiaku masih lima tahun. Kemudian, Ibu Hera menemukanku di antara para gelandangan dan pengemis.

Dia iba melihatku, dan memberiku nama Wulan Harris. Dia juga mewariskan teknik pijatnya yang unik padaku.

Di dalam ruangan yang dipenuhi kabut uap, aku berlutut di samping dipan dan membuka botol di keranjang.

Minyak pijat yang bening membasahi jari hingga lengan bawahku.

Hanya ada lampu kecil di ruangan ini. Cahaya kuning redup dari lampu tersebut menyinari kulitku, membuatnya tampak lembut seperti madu.

Aku menuangkan minyak pijat ke telapak tanganku, lalu menggosoknya hingga hangat. Setelah itu baru menempelkan kedua tanganku ke tubuh pelanggan.

"Hm, posisinya pas ...."

"Turun sedikit lagi ...."

Tubuh pelangganku telanjang bulat, hanya bagian paling privat saja yang ditutupi dengan kain tipis.

Jari-jariku bergerak di atas lapisan lemaknya, lalu perlahan memijat ke bawah.

"Wulan, tangan kecilmu lembut sekali. Tanganmu sangat jago dalam menyenangkan orang."

Dia tampak sangat menikmati pijatanku, wajahnya memerah sambil terengah-engah.

Sebagai seseorang yang sudah berpengalaman, aku hanya memijat area penting dalam gerakan melingkar dan tidak sampai melewati batas.

Tapi pelangganku tetap menghela napas puas karena kenyamanan yang dia rasakan.

Sesi pijat pun selesai.

Tanganku sangat pegal sampai nyaris tidak punya tenaga untuk mengangkatnya. Tapi untung saja pelangganku sangat puas, bahkan memberiku banyak uang sebagai tip.

Setelah dia pergi, aku pun membereskan peralatanku. Tapi kemudian terdengar suara jeritan dari lantai atas.

Ibu Hera berlari turun dengan wajah panik.

Teman-temanku juga ikut bergerombol, mereka menutup mulut dengan saputangan sambil berbisik-bisik.

"Ada apa di lantai atas? Kenapa Bu Hera panik begitu?"

"Itu, katanya ada pelanggan penting di atas. Orangnya sangat pilih-pilih, bahkan Bu Hera nggak sanggup mengatasinya."

"Hm, aku jadi penasaran siapa sebenarnya pelanggan penting itu ...."

Aku mengerjapkan mata beberapa kali sambil mendengarkan pembicaraan mereka dengan bingung.

Ibu Hera adalah terapis paling ahli di antara kami semua. Kalau dia saja tidak bisa memuaskan pelanggan itu, sebaiknya pelanggan itu pindah ke panti pijat lain saja.

Entah apakah Ibu Hera akan kena semprot pelanggan itu atau tidak ....

Saat aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri, Ibu Hera tiba-tiba bergegas menghampiriku, "Wulan, aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana lagi. Cuma kamu yang bisa menenangkan pelanggan merepotkan itu. Tolong gantikan aku, cepat naik ke atas dan menemuinya ...."

Aku sebenarnya sudah lelah, tapi tentu tidak akan menolak permintaan Ibu Hera. Apalagi, setelah semua kebaikannya yang sudah membantuku selama ini.

Aku mengangguk pelan, tapi tangan Ibu Hera yang memegang pundakku terasa makin berat.

"Wulan ... hati-hati."

Aku membalasnya dengan sebuah senyuman, lalu berjalan mengikuti Kak Saras naik ke atas.

Pelanggan penting itu ada di kamar paling besar dan prestisius di lantai atas.

Pintu kamarnya tidak tertutup sepenuhnya, ada sedikit celah.

Kak Saras menghentikanku sejenak, lalu mendekat dan mengintip ke dalam melalui celah tersebut.

"Wulan, pelanggan merepotkan ini ternyata punya tubuh yang bagus."

"Otot-ototnya kekar sekali! Nggak terbayang rasanya kalau bisa menyentuhnya ...."

"Hei, bahkan selimut dari kita hampir nggak bisa menutupi kehebatannya."

Aku tentu saja tahu apa yang dimaksud dengan "kehebatan" itu, dan wajahku otomatis memerah.

"Kak Saras, jangan asal bicara. Sebaiknya kita masuk saja."

Kak Saras tertawa pelan, lalu membukakan pintu untukku.

Tapi takdir memang sulit diprediksi. Begitu aku baru saja melangkah masuk, kakiku malah tersandung kusen pintu.

Tamat sudah!

Aku menjerit dalam hati, tapi tiba-tiba tubuhku terjatuh dalam pelukan tubuh yang kekar.

Semuanya terasa gelap, otot perut pria itu terasa seperti batu giok yang halus. Napasku sekarang jadi tersengal-sengal.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
8 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status