Share

Bab 3

Penulis: Richy
Saat dia baru saja hendak melepas celana dalamnya, tiba-tiba Bu Lisa datang dengan tergesa-gesa sambil mengenakan sepatu hak tinggi.

Pada saat yang genting itu, aku dengan cepat menekan Hani ke bawah. Kemudian menutupi bagian bawah tubuhku dengan jaket.

Bu Lisa berjalan ke jendela mobilku. Dia membungkuk, memperlihatkan lengkungan bulat yang bergoyang.

“Coki, bagaimana latihan mengemudi putriku?”

Aku tidak berani menceritakan apa yang baru saja terjadi. Dalam keadaan darurat, aku berkata, “Hani belum datang, aku sedang menunggunya.”

“Anak ini, entah ke mana lagi dia pergi. Sampai sekarang belum datang untuk latihan,” Bu Lisa mengeluh.

Matanya berkelebat, melihat bagian bawah tubuhku yang tertutup pakaian.

“Kenapa begitu panas kamu masih menutupi tubuhmu dengan baju?”

Keringat dingin membasahi tubuhku. Karena takut dia menemukan sesuatu yang janggal, aku segera menjelaskan.

“Oh, ini karena AC mobil bertiup, kakiku jadi dingin. Jadi aku menutupinya.”

Perkataanku berhasil menipu Bu Lisa untuk sementara, aku merasa sedikit lega.

Namun saat itu, aku merasakan sentuhan hangat dan halus dari bawah. Rasanya seperti melingkupiku dengan lembut.

Aku tahu betul bahwa Hani sedang menggunakan mulutnya ....

Seketika, rasa geli yang kuat menjalar ke seluruh tubuh dan memicu saraf-sarafku.

Aku berusaha keras menekan reaksi tubuhku, melawan rasa geli yang intens ini.

Bu Lisa yang melihat keadaanku, langsung bertanya, “Coki, ada apa denganmu? Kenapa badanmu bergetar terus?”

Aku menjawab dengan suara bergetar, “Ng, nggak apa-apa. Mungkin agak dingin karena AC-nya.”

Hani malah bergerak semakin bersemangat. Dia benar-benar menelan semuanya dalam sekali napas, mengisap dengan gila-gilaan.

Sensasi yang sangat nikmat menjalar ke seluruh tubuhku, hampir membuatku berteriak. Aku hanya bisa memejamkan mata rapat-rapat. Bersandar erat di sandaran kursi, mengerahkan tenaga untuk melawan rasa nikmat ini.

Bu Lisa semakin merasa aneh. Dia mengulurkan tangan dan meletakkannya di dahiku.

“Kamu nggak sakit, sebenarnya ada apa denganmu?”

Aku akhirnya tidak bisa menahan diri dan mengeluarkan desahan kenikmatan yang tersembunyi.

Bu Lisa malah mengira aku sedang ... padanya.

Yang lebih tidak kuduga, dia malah berkata, “Dasar nakal, aku sudah tahu kamu mengincar tubuhku, tapi nggak perlu sampai segila ini ‘kan?”

Setelah mengatakan itu, dia menyibakkan rambutnya dan sengaja memperlihatkan setengah bahunya.

“Setelah kamu selesai mengajar, datang ke rumahku malam ini, ya. Suamiku sedang nggak ada di rumah.”

Setelah selesai mengatakannya, dia pun pergi sambil menggoyangkan pantatnya.

Setelah Bu Lisa pergi, aku akhirnya tidak bisa menahan diri dan menyingkirkan pakaian di kakiku. Hani masih mengisap dengan penuh semangat.

Dia mengangkat wajahnya, menatapku sambil menyeringai, lalu menjilat beberapa kali.

“Ayah, ini enak sekali.”

Saat itu, semua tulang di tubuhku terasa geli dan sakit. Melihat wajahnya yang polos, aku langsung mengangkatnya dan mendudukkannya di pangkal pahaku.

Area itu menyatu dengan erat. Rasanya sakit dan gatal.

“Hani, kenapa kamu nakal sekali. Di depan ibumu, kamu masih ....”

Hani tertawa cekikikan, lalu berkata, “Begitu baru seru.” Kemudian, dia langsung memelukku erat-erat.

Payudaranya yang bulat dan berisi menempel erat padaku. Aroma manisnya meresap ke hidungku, inilah aroma alami seorang gadis.

“Ayah, aku sudah nggak tahan lagi. Apa Ayah mau membantuku?”

Suara permohonannya dipenuhi gairah.

Aku menelan ludah, jantungku sudah berdebar kencang.

Tadi Bu Lisa memintaku datang ke rumahnya malam ini. Apa mungkin ibu dan anak ini sama-sama tertarik padaku?

Belum sempat aku menjawab, Hani mencium telinga kiriku dengan lembut. Seperti anak kucing, terasa geli dan halus.

Rasa sakit dan kaku di tubuhku sudah mencapai puncaknya, aku langsung menekan Hani ke kursi.

Aku mengangkat kedua kakinya yang panjang dan putih. Dalam hati, aku sudah lama ingin mengangkat kedua kaki ini ke bahuku.

Aku melepas sepatu kulit kecilnya dengan lembut, memperlihatkan kaki mungilnya. Ujung jarinya terbungkus stoking hitam, tampak berkilauan.

Aku menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam. Seluruh paru-paruku dipenuhi dengan aroma tubuh gadis itu.

“Hani, kamu wangi sekali ....”

Hani secara otomatis membuka kedua kakinya, dan meletakkan kedua kakinya di atap mobil yang bisa dibuka.

Aku mengangkat kedua kakinya. Mataku tertuju pada area misterius itu, aku ragu-ragu untuk bertindak. Bagaimanapun juga, dia adalah putri kandung Bu Lisa.

“Ayah, cepat puaskan aku,” kata Hani dengan wajah memerah, mengeluarkan suara yang sangat menggoda.

Saat ini seluruh tulang punggungku terasa sakit dan kaku, tubuhku sudah sangat panas.

Aku tidak peduli lagi dan langsung merobek celana dalamnya. Pemandangan di depanku langsung membuatku hilang akal.

Benar-benar sangat muda dan terlalu indah!

Hani berbaring di kursi. Area itu terbuka dan tertutup seperti sedang bernapas.

Aku melengkungkan punggungku dan mengerahkan tenagaku dengan kuat.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku   Bab 7

    Dalam keadaan darurat, aku mencoba ‘menerjang’ secara asal-asalan. Bu Lisa menatapku dengan kecewa.“Coki, aku nggak menyangka kamu yang terlihat besar dan berotot, ternyata nggak bisa melakukannya. Aku nggak jadi memberimu bonus akhir tahun.”Bagaimana mungkin aku membiarkan wanita itu memandang rendah diriku? Aku juga tidak bisa mengatakan bahwa aku baru saja berhubungan dengan putrinya di siang hari. Demi bonus akhir tahun ini, aku harus berusaha keras.Makanya aku berkata, “Mungkin aku sedikit gugup. Aku akan ke kamar mandi dan segera kembali.”Aku lari ke kamar mandi tanpa mengenakan celana.Namun, saat aku membuka pintu, aku terkejut menemukan Hani juga ada di dalamnya. Dia menyemprotkan air dari pancuran ke tubuh bagian bawahnya, mencari sedikit kenikmatan.Melihatku datang, dia menjadi bersemangat.“Ayah, aku tahu kamu nggak tega meninggalkanku. Cepat bantu aku, aku sudah nggak tahan lagi.”Melihat Hani yang begitu cantik dan menggemaskan, aku langsung bergairah.‘Alat itu’ jug

  • Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku   Bab 6

    Aku tahu Hani cemburu, tapi aku tidak bisa mengatakan apa-apa.Bu Lisa berkata kepadaku, “Anak ini memang begitu sifatnya, biarkan saja dia. Bagus kalau dia pergi, jadi nggak ada yang akan mengganggu kita berdua.”Begitu selesai mengatakannya, dia langsung duduk di pangkuanku. Tubuhnya yang lembut menempel erat padaku.Berbeda dengan putrinya, tubuh Hani ringan dan lembut. Tetapi Bu Lisa memiliki kedewasaan dan aura seksi.Hatiku sedikit gelisah, aku tidak berani melakukan gerakan aneh.Bu Lisa menuangkan segelas anggur merah untukku dan menyuapkannya ke mulutku.“Ayo, minum anggur ini, biar kamu lebih berani.”Aku meminumnya. Perut bagian bawahku terasa semakin panas.Bu Lisa juga meminum seteguk besar. Wajahnya langsung memerah dan satu tangannya melingkari leherku.“Menurutmu, aku yang paling cantik di kantor, ‘kan?”Mana berani aku bilang tidak? Aku terus mengatakan ya.Bu Lisa tersenyum puas. Kedua tangannya melingkari leherku. Dia duduk di pahaku dan terus menggesekkan tubuhnya.

  • Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku   Bab 5

    Sesampainya di rumah, istriku sedang memasak.Melihat sosoknya yang sibuk di dapur, tiba-tiba aku merasa bersalah padanya.Bagaimanapun juga, dia adalah istri sahku. Dulu dia juga seorang gadis yang suci. Selama bertahun-tahun bersamaku, dia tidak pernah hidup dengan nyaman.Aku memeluknya dari belakang dan menciumnya.“Sayang, kamu pasti lelah.”Istriku tersenyum dan berkata, “Kenapa kamu lebay sekali hari ini? Biasanya kamu nggak begini.”Aku kehilangan kata-kata, tidak tahu harus berkata apa.Aku hanya merasa bersalah. Hari jadi pernikahan kami sebentar lagi. Aku berpikir untuk pergi ke pusat perbelanjaan untuk membelikan satu set produk perawatan kulit untuknya.Namun, begitu aku keluar dan sampai di pusat perbelanjaan, ponselku berdering.Setelah kuangkat, ternyata itu dari Bu Lisa.“Coki, putriku sudah pulang dari latihan mengemudi. Kamu pasti lelah hari ini. Datanglah ke rumahku untuk makan malam.”Aku hendak menolak dan menjawab, “Istriku sudah memasak di rumah, sepertinya aku

  • Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku   Bab 4

    “Ah! Sakit sekali!”Saat aku masuk lebih dalam, Hani memelukku erat-erat. Sepuluh jarinya bahkan menancap di punggungku.Tapi sensasi di dalam tubuh Hani sungguh terlalu rapat. Aku belum pernah merasakan kenikmatan seintens ini seumur hidupku.Aku tidak bisa menahan diri dan mengerahkan seluruh kekuatanku.Hani menjerit kesakitan dan berkata, “Nggak mau, cepat hentikan! Ayah, nggak mau!”Dia menangis kesakitan, dan aku segera berhenti bergerak. Aku bisa merasakan bahwa area di dalam sana terus bernapas.Aku merasakan kehangatan dan kelembutan yang menyelimutiku dengan begitu erat.Aku mengelus payudara dengan lembut, berharap bisa mengurangi rasa sakitnya.“Hani, apa ini adalah pertama kalinya untukmu? Kenapa reaksimu sampai seperti ini?”Hani mengerutkan alisnya. Wajahnya memerah, dia berkata terengah-engah, “Punya Ayah besar sekali, Ayah juga melakukannya sangat kuat. Aku merasa sakit sekali.”Aku menggaruk kepalaku dan berkata sambil tertawa, “Itu karena tubuhmu terlalu rapat, aku j

  • Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku   Bab 3

    Saat dia baru saja hendak melepas celana dalamnya, tiba-tiba Bu Lisa datang dengan tergesa-gesa sambil mengenakan sepatu hak tinggi.Pada saat yang genting itu, aku dengan cepat menekan Hani ke bawah. Kemudian menutupi bagian bawah tubuhku dengan jaket.Bu Lisa berjalan ke jendela mobilku. Dia membungkuk, memperlihatkan lengkungan bulat yang bergoyang.“Coki, bagaimana latihan mengemudi putriku?”Aku tidak berani menceritakan apa yang baru saja terjadi. Dalam keadaan darurat, aku berkata, “Hani belum datang, aku sedang menunggunya.”“Anak ini, entah ke mana lagi dia pergi. Sampai sekarang belum datang untuk latihan,” Bu Lisa mengeluh.Matanya berkelebat, melihat bagian bawah tubuhku yang tertutup pakaian.“Kenapa begitu panas kamu masih menutupi tubuhmu dengan baju?”Keringat dingin membasahi tubuhku. Karena takut dia menemukan sesuatu yang janggal, aku segera menjelaskan.“Oh, ini karena AC mobil bertiup, kakiku jadi dingin. Jadi aku menutupinya.”Perkataanku berhasil menipu Bu Lisa u

  • Latihan Mengemudi dengan Putri Angkatku   Bab 2

    Setelah dia duduk dengan mantap, aku memasang sabuk pengaman.Sabuk pengaman mengikat kami berdua erat-erat, aku merasa dia duduk semakin dalam.“Pegang setir kemudinya. Injak kopling dengan kaki kirimu, kaki kananmu menginjak rem. Lepaskan kakimu perlahan sampai setengah kopling, lalu mobil akan mulai berjalan.”Aku berusaha keras mengatasi gairah yang datang dari tubuhku dan mengajarinya cara menyalakan mobil.Namun, Hani melepaskan kakinya terlalu cepat sehingga mobil berguncang hebat dan mati.Guncangan yang parah membuatnya melompat dari atasku, lalu duduk kembali dengan keras.Dia duduk tepat di atas sana. Tubuhnya yang lembut dan halus membuatku langsung bergairah, semakin membuatku tidak tahan.Hani juga merasakan sesuatu yang aneh. Bibir mungilnya terbuka sedikit, mengeluarkan suara rintihan.Aku agak tidak percaya, suara seperti ini jelas-jelas hanya terdengar saat melakukan hal ‘itu’.Apakah dia ... menikmati sensasi ini?Aku melihat Hani, pipinya yang putih merona merah.Se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status