Share

21. Perdebatan sengit

Untuk sejenak Retno terdiam sambil memegang pipinya yang memerah, mungkin ia masih syok. Tapi setelah itu, dengan cepat tangannya berayun ke arah wajahku. Membalas apa yang aku lakukan adanya.

Aku menangkap tangannya, dan meremasnya kuat. Membuat Retno meringis menahan sakit. Ia salah jika mengira aku hanya akan diam saja seperti dulu.

"Lepaskan tangan Istriku, wanita sialan!" hardik Dito. Pria itu marah dan mendekat, membantu istrinya.

Aku menyeringai kecut, dengan amarah yang masih membuncah, Kulepas tangan Retno lalu mendorong tubuhnya dengan kasar ke arah suaminya. Aku menatap kedua pasangan serasi itu dengan nyalang.

"Berani sekali kamu, Indah! Kamu pikir, kamu siapa, hah?! Lancang sekali kamu menampar kami berdua!" teriak Retno tak terima.

Tentu saja ia tak terima di tampar di depan orang banyak, secara tidak langsung aku telah menjatuhkan harga dirinya.

Dengan santai aku menepuk-nepuk tanganku seolah baru saja habis memegang sesuatu yang kotor. Dari sudut mata kulihat Dito me
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status