Share

20. Bertemu mantan

Aku keluar membiarkan Naira dan Mas Arman berdua di dalam. Melihat kondisi putriku yang berangsur membaik, membuat hatiku lega, aku memilih duduk di bangku panjang depan kamar inap Naira seorang diri, aku ingin menghirup udara sebentar sambil mengontrol gemuruh hati ini.

Ada perasaan senang dan sedih yang bercampur menjadi satu, saat melihat Naira begitu dekat dengan Mas Arman.

Di sini aku duduk sendiri, karena Ibu sudah pulang lebih dulu menggunakan taksi. Aku sempat menawarkan diri untuk mengantarkan, tapi, ibuku itu menolak. Ia bilang 'kasihan Naira, nanti gadis kecilku itu nyariin aku, jika ia melihat Mamanya tak ada'.

Saat sedang duduk melamun seorang diri, aku melihat pintu kamar inap nomor dua di sebelah kananku terbuka.

Degh.

Aku langsung tersentak, dan berdiri saat melihat siapa yang keluar dari balik pintu itu.

"Retno?" ucapku tanpa sadar. Ingin rasanya aku memukul mulutku sendiri, yang tak sadar memanggil nama wanita itu. Walaupun pelan, tapi sepertinya telinga wanita it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status