Share

8. Peluang emas.

"Nak, Indah gado-gadonya masih ada? Ibu pesan gado-gadonya dua, dibungkus, ya! Dan jangan terlalu pedas, juga!" ujar Bu'de Narmi, tetanggaku yang rumahnya berada di ujung gang sana.

"Masih, Bu, tunggu sebentar Indah buatkan," Bu Narmi mengangguk dan mengambil posisi, duduk di bangku panjang yang sudah kusediakan untuk para pembeliku. Jika mereka ingin makan di tempatku.

Kebetulan hari ini, Alhamdulillah jualanku laris manis. Hari masih pagi, jam juga baru menunjukkan pukul sembilan, tapi jualanku sudah hampir habis.

Tanganku dengan lihai menggoyang batu giling untuk menghaluskan kacang goreng, dan meraciknya menjadi bumbu gado-gado yang enak. Dari sudut mataku, aku menangkap pandangan mata Bu Narmi fokus menatapku.

Sambil sekali-sekali senyum terukir diwajahnya, entah apa yang sedang ia pikirkan tentangku saat ini.

"Indah, Ibu boleh nanya sesuatu sama kamu? Tapi jika kamu gak mau jawab, juga gak apa-apa, Nak." ujar Bu Narmi dengan raut wajah segan. Mungkin ia takut pertanyaan yang aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status