Share

6.Rahasia Qing Yue

Halaman Kediaman Keluarga Xiao...

Terdengar ribut suara seseorang yang memanggil nama Kepala Keluarga Xiao.

"Kepala Keluarga! Ada kabar buruk!" teriak seorang penjaga gerbang.

Kepala Keluarga Xiao keluar dari dalam kediamannya.

"Ada apa?" tanyanya.

"Ada sebuah surat dari Sekte Utama!" teriak penjaga tersebut.

Wajah Kepala Keluarga Xiao itu langsung berubah begitu mendengar nama Sekte Utama. Dia langsung menghampiri penjaga tersebut.

"Segera kumpulkan semua tetua di aula pertemuan!" serunya dengan wajah yang terlihat panik.

Sementara itu, Bara Sena baru saja kembali ke dalam rumahnya setelah semalam dia tidur di atas bukit. Dia pun mengendap-endap masuk ke dalam kamarnya. Namun saat dia membuka pintu kamar tersebut , Bara Sena terkejut setengah mati saat melihat istrinya, Xia Qing Yue berada tepat di belakang pintu.

"Kenapa kau mengendap-endap di belakang pintu? Mungkinkah kau tidur nyenyak semalam sehingga tak ingin kembali?" tanya Qing Yue dengan sorot mata yang tajam.

Bara Sena menundukkan kepalanya sambil tersenyum kecut.

"Ah...Itu tidak nyaman sama sekali," sahutnya.

Qing Yue tak peduli apa yang Bara katakan. Dia terlihat biasa saja meski tahu semalam Bara Sena tidak kembali hingga pagi hari.

Namun tiba-tiba Qing Yue terkejut saat Bara meraih tangannya.

"Istriku!"

Dalam keadaan terkejut, Qing Yue pun mendamprat pemuda itu.

"Xiao Feng, apa yang kau lakukan!?"

"Kau masih memanggilnya Xiao Feng!? Panggil dia suami!"

Terdengar suara dari arah luar kamar. Lalu beberapa saat kemudian muncul Xiao Lie, kakek Xiao Feng.

"Kakek!" panggil Bara Sena secara spontan.

"Sial...Aku lebih tua darinya!" batin Bara.

"Feng'er, kau bangun pagi..." kata Xiao Lie.

"Selamat pagi kakek..." sapa Bara. Qing Yue mendekat di sebelah kanan Bara.

"Selamat pagi suamiku, selamat pagi kakek..." kata Qing Yue.

Xiao Lie tersenyum lebar.

"Hahaha...! Sekarang aku bisa istirahat dengan tenang melihat kalian berdua bahagia..." kata Xiao Lie.

"Hahaha!" Bara pun ikut tertawa.

Berbeda dengan Qing Yue yang merasa curiga bahwa Bara tahu si kakek akan datang ke kamar itu.

"Bajingan ini pasti sengaja melakukannya!" batin Qing Yue.

Tiba-tiba dari luar kamar terdengar suara seorang pria.

"Tetua Xiao Lie!"

Xiao Lie pun keluar dari dalam kamar Xiao Feng.

"Ada apa?" tanyanya.

"Kepala Keluarga Xiao meminta para tetua berkumpul di aula pertemuan," ucap pria yang tak lain adalah penjaga gerbang yang sebelum nya mengantarkan surat kepada Kepala Keluarga Xiao.

"Feng'er, sepertinya ada yang penting, aku akan pergi sekarang," kata Xiao Lie.

"Hati-hati kakek.." sahut Bara dengan wajah berkeringat.

"Kenapa aku merasakan niat membunuh?" batin Bara Sena.

Dia pun menoleh ke arah Qing Yue yang tengah menunduk sambil melirik ke arahnya. Sontak saja itu membuat Bara segera mundur menjauh.

"Qing Yue istriku, aku memegang tanganmu hanya agar kakek senang itu saja. Tak ada niatan lain....!" kata Bara dengan wajah khawatir.

Tentu saja dia khawatir. Dalam keadaan masih belum memiliki kekuatan dia bukanlah lawan Qing Yue jika gadis itu menyerangnya.

"Kau sentuh aku lagi...Aku akan jamin kau tak akan memiliki itu lagi!" ucap Qing Yue dingin.

"Hei! Apa kau serius dengan itu!? Aku ini adalah suamimu! Seharusnya itu adalah hal yang wajar saat seorang suami menyentuh tubuh istrinya...!" kata Bara dengan wajah kesal.

"Kau ingin menyentuh area pribadiku!?" sahut Qing Yue sambil mengeluarkan hawa dingin dari dalam tubuhnya membuat Bara Sena terpental. Pemuda itu terlihat kesakitan. Qing Yue melangkah pergi meninggalkan Bara yang berusaha bangkit berdiri.

"Ugh...Sial..."

Bara Sena yang merupakan salah satu dari tuan muda Xiao sehingga dia pun ikut berkumpul di aula pertemuan untuk membicarakan perihal surat dari Sekte Utama.

Sekte Utama adalah Sekte yang menaungi seluruh keluarga Xiao yang ada di Kerajaan Jiangsu. Pemegang kendali di dalam Sekte Utama adalah Leluhur Xiao yang menjadi pusat dari keluarga Xiao.

"Kelurga kita adalah keluarga miskin jika dibanding dengan anggota keluarga Xiao di Sekte Utama. Untuk apa Sekte Utama mengutus orang untuk mendatangi keluarga kecil kita?" tanya Bara Sena kepada Xiao Lie setelah dia tahu bahwa Sekte Utama ingin mengunjungi Kelurga Xiao.

"Pendiri Sekte Utama Xiao adalah Xiao Bie Li. Dia dulu mempunyai seorang anak yang dikabarkan akan meneruskan kekuasaannya. Namun anak itu diusir karena melakukan pelanggaran berat. Dan sekarang Xiao Bie Li tengah sakit. Bahkan usianya tidak akan lama lagi. Oleh sebab itu, dia memberikan warisan kepada semua anggota Sekte, termasuk kita untuk bisa bergabung di Sekte Utama. Ini hal yang baru bagi kita, tapi tentu saja , hanya orang yang memiliki potensi tinggi yang bisa masuk ke dalam Sekte Utama. Sayang nya, dikeluarga Xiao kita tidak ada yang bisa di andalkan..." kata Xiao Lie dengan wajah murung.

Bara Sena mengeluh dagunya.

"Tidak heran orang-orang kita berlatih keras. Rupanya mereka berusaha untuk bisa masuk ke dalam Sekte Utama. Huh..."

Xiao Lie menepuk bahu Bara Sena sambil tersenyum.

"Jangan khawatir Feng'er. Kau tak perlu ikut melakukannya jika kau memang tidak bisa. Aku tak akan memaksa mu," kata Xiao Lie.

"Aku tidak khawatir kakek. Oh iya, apakah kakek belum sarapan? Aku ingin membeli makanan yang ada di restauran Jang," kata Bara Sena.

Si kakek tersenyum.

"Baiklah, kita belikan juga untuk istrimu," kata Xiao Lie. Bara mengangguk. Mereka berdua pun pergi meninggalkan kediaman.

Tanpa sepengetahuan mereka, Xiao Cheng rupanya telah mengawasi Xiao Lie dan Xiao Feng. Setelah yakin kedua orang itu pergi, dia pun segera pergi untuk menemui Yu Long.

"Paman Yu Long, mereka sudah pergi. Ini kesempatan bagimu untuk menemui Xia Qing Yue!" kata Xiao Cheng.

Yu Long tersenyum tipis.

"Aku tahu apa yang harus aku lakukan,"

Di halaman depan rumah Xiao Feng, nampak Xia Qing Yue yang tengah melatih tenaga dalamnya. Dia membuka mata saat mendengar suara langkah kaki dari arah belakang.

"Seperti yang dikatakan banyak orang, kecantikan nomer satu Kota Nanjing,benar-benar ada di depan mataku..." kata seorang pria yang tak lain adalah Yu Long.

"Xiao Feng tak ada disini," sahut Qing Yue dingin.

Wajah Yu Long pun memerah seketika mendengar sambutan yang tak hangat tersebut.

"Aku datang bukan untuk mencari Xiao Feng...Aku hanya datang untuk melihat keindahan dunia yang ada didepan mataku saat ini," kata Yu Long.

"Kau tahu, aku sedang berlatih. Jadi pergilah," sahut Xia Qing Yue.

Marahlah Yu Long mendengar ucapan Qing Yue yang terasa pedas ditelinga. Tinjunya terkepal.

"Rupanya kau ingin bermain kasar ya!? Baiklah! Kita akan berlatih tanding satu lawan satu!" teriak Yu Long sambil melesat ke arah Xia Qing Yue yang tetap berdiri dengan tenang.

Tangan Yu Long meluncur ke arah wajah Qing Yue. Gadis itu tidak mengelak atau menghindar. Namun dia malah mengulurkan tangan ke depan. Yu Long mengira gadis itu pasrah sehingga dia menurunkan kekuatannya. Namun, perkiraan dia meleset.

Rupanya Qing Yue menggerakkan tangannya dengan cepat saat tubuh Yu Long sudah dekat. Pria itu tak bisa mengelak saat tangan lembut Qing Yue menampar wajahnya dengan keras hingga terpental.

Darah muncrat dari mulut dan hidungnya beserta beberapa giginya yang tanggal. Yu Long pun terkapar di lantai batu dalam keadaan menyedihkan.

"Sepertinya tuan muda tidak terlalu hebat untuk bertarung satu lawan satu dengan Qing Yue..." kata gadis itu dengan sorot mata yang tajam.

Yu Long berusaha bangkit berdiri. Dia terkejut melihat beberapa giginya yang tanggal.

"Bagaimana ini bisa terjadi!? Aku yakin sekali dia tidak lebih kuat dariku!" umpat Yu Long.

Dia pun menoleh ke arah Qing Yue yang masih berdiri dengan tenang.

"Apa tuan muda masih ingin berlatih dengan ku?" tanya Qing Yue membuat mata Yu Long melotot.

"Tentu saja! Tadi hanya untuk menguji saja! Kali ini aku akan menggunakan kekuatan penuhku!" kata Yu Long lalu dia mengeluarkan aura kekuatan berwarna ungu dari dalam tubuhnya. Qing Yue menatap tajam. Meski wajahnya sedikit berubah melihat aura ungu pada tubuh Yu Long, dia tetap terlihat tenang.

Yu Long kembali menyerang. Kali ini serangannya tidak main-main. Aura ungu dari dalam tubuhnya semakin pekat saat dia berada dengan jarak satu langkah dari gadis istri Bara Sena tersebut.

Yu Long sangat yakin Qing Yue akan kalah dengan serangan kali ini dan dia bisa berpura-pura mengobati gadis itu lalu menikmati tubuhnya. Namun, siapa sangka, lagi-lagi dia justru harus menerima tamparan kuat dari Qing Yue untuk kedua kalinya.

Plak!

Tubuh Yu Long kembali terpelanting di lantai dengan gigi yang juga tanggal. Empat giginya terlepas membuat dia ompong dalam sekejap.

"Kau...Apakah kau menyembunyikan kekuatanmu!?" tanya Yu Long sambil memegang kedua pipinya yang terasa sakit.

Qing Yue menatap tajam ke arah Yu Long.

"Apakah tuan muda masih ingin melanjutkan duel ini?" tanyanya.

Meski merasa geram, Yu Long segera meninggalkan gadis itu. Namun sayangnya, di perjalanan dia malah berpapasan dengan Bara Sena.

"Paman! Apa yang terjadi padamu!?" tanya Bara yang melihat wajah Yu Long porak poranda.

"Aku berltih cukup keras hingga terjatuh. Tak perlu kau risaukan," kata Yu Long sambil berlalu pergi.

Bara Sena menatap pria itu beberapa saat.

"Apakah gadis itu yang menghajarnya?" batin Bara.

Dia segera menghampiri Qing Yue yang masih berada di halaman rumah.

"Istriku! Aku membawakan sarapan pagi untukmu!" kata Bara sambil mendekati gadis itu.

"Letakkan disana, aku masih berlatih," kata Qing Yue.

Bara pun meletakkan makanan yang baru saja dia beli dari restauran Jang. Dia pun mendekati Qing Yue.

"Xiao Yu Long tadi mendatangiku," kata Qing Yue.

"Sepertinya aku tahu apa yang terjadi...Kau menghajarnya?" tanya Bara.

Gadis itu diam tak menyahut. Bara menatap mata gadis itu dalam-dalam.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Qing Yue tidak suka.

"Kenapa? Tentu saja karena kau adalah istriku," sahut Bara santai saja.

Qing Yue diam tak berkata apa-apa. Dia terlihat malas untuk berbicara.

"Istriku, aku ingin menanyakan satu hal kepadamu ..." kata Bara Sena. Meski Qing Yue tidak menyahut, Bara Sena kembali melanjutkan ucapannya,

"Apakah kau sering terganggu saat tidur? Kau terbangun setiap dini hari dan merasakan kedinginan bukan? Lalu, apakah kau juga sering terlambat datang bulan?" tanya Bara.

Kali ini ekspresi wajah Qing Yue benar-benar berubah. Dari yang semula tak peduli, dia langsung menatap mata Bara dengan tatapan tak percaya.

"Bagaimana kau bisa tahu semua itu!?"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wahzu Sulaiman
sae bingit og..hhh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status