Accueil / Fantasi / Legenda Dewa Racun / Bab 48 - Pemimpin Baru Yang Mengejutkan

Share

Bab 48 - Pemimpin Baru Yang Mengejutkan

Auteur: Murlox
last update Dernière mise à jour: 2025-03-12 22:22:16

Setelah merenung beberapa saat, Ye Long akhirnya mengambil keputusan besar.

Ia mengangkat kepalanya dan menatap Du Shen dengan kesungguhan mendalam. Dengan gerakan penuh hormat, ia menangkupkan kedua tangannya, membungkukkan tubuh sedikit.

"Aku percaya jika Tuan Muda ini bahkan jauh lebih unggul dalam ilmu alkimia dibandingkan pria tua ini. Memiliki pemimpin muda sehebat Anda adalah sebuah kehormatan besar bagi kami."

Ucapannya mengalir dengan penuh keyakinan, suaranya mantap tanpa sedikit pun keraguan. Membuat setiap orang di dalam ruangan itu terperangah.

"A-Apa yang kau maksud, Pemimpin!?"

Suara seorang pelayan di belakangnya terdengar tergagap, mencerminkan keterkejutan yang luar biasa.

Beberapa dari mereka bahkan melangkah maju, berniat menghentikan Ye Long, tetapi langkah mereka terhenti seketika ketika pria tua itu mengangkat tangannya, memberi isyarat untuk diam.

"Jangan katakan apa pun."

Tatapan tajamnya menyapu setiap wajah di ruangan itu.

"Mulai sekarang, Tuan Muda inilah
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Legenda Dewa Racun   Bab 132 - Informasi II

    Du Shen terdiam. Sorot matanya yang biasanya dingin kini tampak terguncang, seolah terjadi badai di dalam dirinya yang tak terlihat dari luar. Keningnya berkerut dalam, dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia menunduk, membiarkan pikirannya tenggelam dalam pusaran rasa frustrasi dan kegelisahan."Sepuluh tahun ya..." gumamnya lirih, hampir tak terdengar. "Apa tak ada cara lain? Waktu selama itu terlalu panjang bagiku. Aku... tak bisa menunggu selamanya."Nada suaranya merendah, tapi tak kehilangan keteguhan. Ada banyak hal yang harus ia lakukan di Benua Yang. Hal-hal yang menuntut penyelesaian. Orang-orang yang menunggunya, bukan dengan sambutan, melainkan dengan darah dan pedang.Lu Yan memandang pemuda itu dengan tatapan tenang, wajahnya masih tetap anggun meski dilingkupi ketegangan yang perlahan menyusup ke udara di antara mereka. Setelah jeda yang seakan membentang panjang, ia berkata pelan, "Sebenarnya... ada satu cara lain. Tapi jalannya tidak mudah dan terlalu beresiko. Bah

  • Legenda Dewa Racun   Bab 131 - Informasi

    "Apa kau tahu cara agar aku bisa sampai ke tempat itu?" tanya Du Shen, suaranya datar, nyaris tanpa emosi. Namun, di balik nada acuh tak acuhnya, matanya memancarkan sinar tajam penuh rasa penasaran yang membara.Ia duduk diam di kursi batu, tubuhnya tegap dan tak bergerak, seperti patung dewa perang yang menunggu jawaban dari semesta. Di hadapannya, di seberang meja kayu panjang yang terpahat indah dengan motif naga langit, duduk seorang wanita berwajah lembut dan anggun, tak lain adalah ketua sekte Azure Dragon, Lu Yan.Angin sore bertiup pelan, menyapu halaman Paviliun Dao Langit yang dipenuhi bunga plum putih yang tengah gugur satu per satu. Di tengah ketenangan itu, Lu Yan menuangkan teh hangat ke dalam dua cangkir giok hijau, aroma melati halus terangkat bersama uapnya.Sudah beberapa hari berlalu sejak Du Shen membantai habis sisa-sisa kelompok bandit Kapak Merah, tapi luka batinnya belum sepenuhnya sembuh. Kebencian itu masih menyala jauh di dalam hatinya, bagaikan bara yang b

  • Legenda Dewa Racun   Bab 130 - Season 1 End

    Du Shen berdiri diam, tak terpengaruh oleh tatapan penuh amarah dari pria kekar di hadapannya itu. Sorot matanya dingin, tak menyiratkan sedikit pun rasa gentar atau simpati. Kebencian yang membara dalam dirinya tak meledak hanya lewat kata-kata belaka, melainkan dalam keheningan yang mengerikan. Ia tak mengucapkan sepatah kata pun. Bibirnya terkunci rapat, seperti menahan gelombang emosi yang terlalu sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Yang ada di benaknya kini hanya satu hal—menghancurkan sekte Kapak Darah sampai ke akar, hingga tak tersisa satu pun dari mereka yang bisa melihat hari esok. Wu Zhang, pemimpin sekte itu, mungkin mengira hanya dialah yang setara dan cocok melawannnya. Namun Du Shen bahkan tidak menoleh ke arahnya. Dalam sekejap mata, tubuhnya menghilang, dan sebelum siapa pun menyadari, ia telah berada di belakang Wu Zhang. Namun ia tak mengincar pria paruh baya itu, melainkan mengincar ke arah ratusan anggota sekte yang masih terpana di atas tanah. La

  • Legenda Dewa Racun   Bab 129 - Pertarungan Singkat Para Tetua Agung

    Energi Qi yang pekat dan suram mulai merembes dari tubuh ketujuh Tetua Agung sekte Kapak Darah. Masing-masing dari mereka dikelilingi aura kelam yang membentuk pusaran, seolah mereka menghidupkan kembali roh-roh terkutuk dari dunia bawah. Aura mereka tidak hanya menggetarkan tanah dan langit, tetapi juga menghantarkan hawa kematian yang membuat para anggota sekte lainnya mundur beberapa langkah, menggigil oleh rasa takut yang menancap langsung ke dalam jiwa mereka. Dalam sekejap, ketujuh tetua melesat ke langit, tubuh mereka membentuk pola melingkar sempurna dalam jarak puluhan meter. Tubuh mereka seolah menjadi penopang dari formasi iskripsi yang kini mulai terbentuk di udara. Garis-garis ungu gelap bersinar menyambung satu titik ke titik lainnya, membentuk lingkaran sihir raksasa dengan inskripsi kuno yang berdenyut seperti jantung iblis. Inskripsi-inskripsi itu berkilau, memancarkan kekuatan dari perpaduan teknik kuno. Wu Zhang berdiri gagah di belakang, senyum tipis teruk

  • Legenda Dewa Racun   Bab 128 - Sekte Kapak Darah

    Di suatu tempat terpencil di Benua Yin, tersembunyi di antara barisan pegunungan terjal yang menjulang seperti dinding batu raksasa dan hutan belantara yang nyaris tak terjamah manusia, di sana berdiri sebuah paviliun megah nan gelap. Bangunan itu tampak seperti kota kecil yang dibangun dengan arsitektur kasar namun kuat, dihiasi lentera merah yang menggantung di setiap sisi atap dan menebar cahaya temaram ke seluruh lembah.Tempat itu dikenal oleh sebagian kecil kalangan dunia bawah sebagai markas dari Sekte Kapak Darah, sebuah kekuatan di balik bayang-bayang yang belum banyak menonjolkan diri di permukaan Benua Yin. Sekte ini bukanlah kelompok penganut tradisi seperti Sekte Pedang Bulan atau sekte Azure Dragon—melainkan sebuah aliansi tersembunyi yang yerdiri dari kelompok-kelompok bandit gunung yang dulunya tersebar tanpa arah dan kendali. Walaupun mereka kini membentuk aliansi dalam sebuah sekte, tetap saja mereka adalah bandit gunung.Semua bandit itu disatukan di bawah satu pa

  • Legenda Dewa Racun   Bab 127 - Kabar Mengejutkan

    Tiba-tiba, suara ketukan ringan menggema dari luar kediaman. Sebuah ketukan pelan namun jelas, menyela malam yang nyaris sunyi.Hao Jifeng membuka matanya perlahan. Alisnya mengernyit, bukan karena terganggu, melainkan karena merasa aneh. Ia tak bisa mengetahui dengan jelas siapa yang mengetuk pintu itu. Seolah kultivasinya terlalu rendah untuk mengetahuinya.Ia bangkit dan melangkah ke pintu tanpa suara. Begitu ia membukanya, sinar lentera di sekitar menyinari sesosok pemuda tinggi dengan rambut perak yang memantulkan cahaya samar. Pemuda itu berdiri tegak, mengenakan jubah hijau tua yang membuat auranya terkesan misterius dan kuat.Sejenak, mata Hao Jifeng menyipit tajam. Refleks pertahanan bangkit dalam benaknya. Siapa orang asing yang berani datang ke halaman utama kediamannya saat malam begini? Tapi… wajah itu. Ada sesuatu yang familiar.Begitu matanya fokus dan ingatannya berputar cepat, ia pun terkejut mengenali siapa itu."Tu-Tuan Muda Shen!?" serunya, suaranya memecah kesunyi

  • Legenda Dewa Racun   Bab 126 - Kehawatiran Hao Jifeng

    Malam itu terasa berat dan sunyi. Langit diselimuti awan pekat, mengaburkan cahaya bulan hingga hanya bias temaram samar yang menerangi. Angin dingin berhembus pelan, membawa serta aroma tanah basah dan ketegangan yang menggantung di udara. Jalanan berbatu yang tersusun rapi di pekarangan utama sebuah kediaman tampak lengang.Seorang pria berusia tiga puluhan melangkah dengan mantap di bawah cahaya lentera yang tergantung di tiang-tiang halaman. Jubah gelapnya berkibar pelan setiap kali angin berembus. Dengan wajah serius dan langkah yang berat, ia berhenti di depan sebuah pintu kediaman megah.Tangannya terangkat perlahan dan mengetuk pelan tiga kali.Tak berselang lama pintu terbuka. Di baliknya berdiri seorang pria paruh baya mengenakan hanfu kelabu yang elegan namun sederhana. Rambutnya yang sebagian telah memutih diikat rapi ke belakang, dan sorot matanya tampak tajam namun terlihat sedikit letih. Wajah Hao Jifeng, kepala klan Hao—memancarkan kekhawatiran yang mendalam, seperti

  • Legenda Dewa Racun   Bab 125 - Sekte Azure Dragon

    Sekte Azure Dragon merupakan salah satu dari tiga kekuatan terbesar di Benua Yin. Bukan hanya menjadi simbol kekuatan, tetapi juga tempat perlindungan bagi para kultivator yang menjunjung tinggi kehormatan di jalan mulia. Sekte ini berdiri megah di antara rangkaian Seribu Pegunungan Leluhur, dikelilingi lembah hijau dan danau jernih yang dipercaya terhubung langsung dengan aliran nadi spiritual bumi.Begitu kaki Du Shen menapaki wilayah sekte Azure Dragon, atmosfer di sekitarnya langsung berubah drastis. Udara menjadi lebih ringan namun padat dengan arus spiritual, seolah setiap helaan napas membawa ketenangan. Energi spiritual yang mengalir tenang menyapu tubuh dan pikiran, seolah setiap sudut di sekitar sekte itu mengandung arus spiritual yang dapat menenangkan jiwa, cocok sebagai tempat berlatih untuk para kultivator yang ingin mengembangkan diri.Di kejauhan, paviliun-paviliun tinggi dengan atap melengkung menjulang di antara kabut tipis yang mengambang. Arsitektur yang memaduka

  • Legenda Dewa Racun   Bab 124 - Keluar dari Wilayah Dewa Leluhur

    "Siapa orang-orang itu? Kenapa kau tampak bermusuhan dengan mereka?" tanya Lu Tian, suaranya menggema ringan dari balik bebatuan besar yang ditumbuhi lumut.Du Shen tak langsung menjawab. Pandangannya masih tertuju pada tanah, bekas pertarungan singkat namun mematikan yang baru saja terjadi masih tersisa. Angin berhembus pelan, membawa serta aroma logam yang masih tertinggal di udara. Ia menunduk perlahan, tangan kanannya mengelus kepala Hu Jiu, si rubah berekor sembilan yang duduk tenang di pelukannya. Setelah itu, dengan lembut ia menurunkan Hu Jiu ke tanah, membiarkan makhluk itu berdiri di dekat kakinya."Hanya musuh lama," balasnya datar, namun matanya menyiratkan kedalaman emosi yang tak diucapkan. "Tapi mereka hanyalah bagian kecil dari kelompok yang sebenarnya kucari."Lu Tian menyipitkan mata, mencoba membaca ekspresi temannya itu, namun sia-sia. Wajah Du Shen seolah diukir dari batu; dingin dan sulit dimengerti."Aku bisa merasakannya, yang terkuat di antara mereka adalah a

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status