Bab 3. Menjadi Tersangka
"Hukum mati!""Hukum mati!""Hukum mati!" teriak semua orang.Dua minggu berlalu, walikota berhasil menyelidiki kasus pembunuhan Tuan muda Qin. Semua orang gempar mendengar jika pembunuh berasal dari keluarga Wen. Di alun-alun kota, terlihat satu pemuda diseret menggunakan rantai. Sosok tersebut tidak lain adalah Ling. Semua kesalahan tuan muda Wen dilemparkan ke arah Ling. Meskipun Ling berteriak keras untuk melakukan pembelaan, tidak satupun orang yang peduli atau memberi hati.Ling terus memberontak agar tidak dibunuh. Ia menatap tajam ke tuan muda Wen dengan dendam membara dengan mata kemerahan. Raut wajah seram tuan muda Wen membuat semua orang takut memandang.Ling digantung di atas tiang menggunakan rantai emas, di sampingnya dua algojo yang siap mengeksekusi Ling berdiri memegang pedang besar. Sementara itu pemimping keluarga Qin menghampiri Ling sebelum pemuda tersebut dieksekusi."Katakan siapa namamu?" "Kalau aku mengatakannya, itu hanya merusak nama ayah dan ibuku… memangnya siapa kamu!" Ling dengan lantang menjawab. Meski nasibnya sudah berada di ujung tanduk, Ling pantang mengakui apa yang tidak dia perbuat."Lancang… ingin mati saja masih bisa berkata begitu!""Aku tidak peduli, lagi pula aku dipastikan mati setelah ini… tapi ingat, aku tidak membunuh tuan muda Qin!""Sudah ada bukti, sekarang kamu masih saja mengelak!" ucap Pemimpin keluarga Wen."Keluarga Wen, sepertinya kalian ketakutan. Di manapun kalian bersembunyi, di sana jejak kaki kalian tertinggal!" Ling berteriak tak terduga.SRING!!DRAPP!Semua orang keluarga Qin menarik pedang, begitu juga semua orang dari keluarga Wen mengambil posisi siap bertempur. Walikota memerintahkan prajurit kerajaan untuk menengahi keduanya. Semua penduduk bergidik ketakutan melihat keributan yang terjadi."Aku harap tidak terjadi pertumpahan darah. Aku juga memiliki penduduk. Aku harus menjaga keamanan mereka! Sekarang, turunkan pedang kalian!" ucap walikota. "Walikota, seperti itukah kamu menangani masalah ini? Aku sudah bilang kalau aku tidak membunuh tuan muda Qin!" teriak Ling dengan putus asa. "Tutup mulutmu, beraninya kamu mengaturku!""Ayah benar, hanya keluarga bangsawan yang mendapat keadilan di kerajaan ini. Rakyat kecil selalu ditindas dengan tuduhan tidak jelas!" gumam Ling melihat langit biru. Pemimpin keluarga Qin menghampiri walikota Hong, "aku harap dia langsung dihukum mati sekarang!""Baiklah… Ling, apa kata-kata terakhir yang ingin kamu sampaikan?!" Walikota mengabulkan permintaan keluarga Qin."Tuan muda Qin sangat baik. Dia rela berkorban untuk menyelamatkan semua orang yang tidak pernah mendapatkan keadilan. Dia selalu tersenyum dengan perasaan tenang. Meskipun keadaan menekankannya, dia sangat bijak mengambil keputusan. Aku tahu itu. Bagaimana bisa aku membunuh orang sebaik itu? Pedang giok putih sangat indah seperti tidak pernah menumpahkan darah seseorang!"Tetua dari keluarga Qin terpukau dengan penuturan Ling. Pemuda itu seakan begitu mengenal dekat putranya."Anak muda, kamu mengetahui banyak tentang Putraku.. apa hubunganmu dengannya?!" "Dia memiliki hutang besar kepadaku! Sampai sekarang tidak ada yang bisa membayar kecuali nyawanya sendiri!"Pemimpin keluarga Qin menatap tajam ke arah walikota Hong."Kamu adalah pemimpin kota ini, apakah kamu yakin dia yang membunuh putraku? Setelah mendengar ucapannya, aku sangat yakin kalau dia teman baik putraku!""Aku yakin sekali," ujar walikota Hong. "Walikota Hong, ini urusan balas dendam. Bagaimana kalau aku mendengar ada pembunuh lainnya setelah dia sudah mati? Tidak hanya kerajaan yang menangkapmu, tapi aku juga akan membunuh semua keluargamu!"GLEKWalikota Hong menelan ludah, kalau itu terjadi... Itu berarti ia dan keluarganya yang akan terseret konflik pembunuhan. "Kenapa diam saja, apakah kamu juga salah satunya?" tanya pemimpin keluarga Qin. "Bukan begitu, aku hanya mendapatkan waktu dua minggu untuk menyelidiki kasus ini… beri aku waktu dua minggu lagi untuk memastikan siapa pembunuhnya!" "Walikota Hong, artinya kamu akan memberikan waktu untuk dia hidup dua Minggu lagi?" "Iya, kita tahan dulu hukuman mati ini!" "Oke!" Dengan wajah lesu, Ling kembali diseret lalu dimasukkan ke dalam sel tahanan layaknya binatang. Air mata mengalir di wajah tampannya. Ia merasa menyesal karena mau menerima tawaran sebagai budak. Bagi Ling, seluruh penyiksaan ini dimulai dari Ling yang bersedia menjadi budak keluarga Wen. Sekarang ia tahu bagaimana keadaan kerajaan Bulan Sabit saat ini, yang lemah akan mati, dan yang kuat akan berdiri di atasnya.—------- Di tengah hutan.Tuan muda Qin memerintahkan petarung tingkat tinggi menyelamatkan Ling. Sosok tersebut adalah Lie Mu, orang terkuat yang hanya ikut berperang melawan kerajaan lainnya. Ia dari keluarga Lie sekaligus keluarga Mu. Di bawah pohon, tuan muda Qin berdiri membelakangi sosok berjubah hitam yang sedang berlutut. "Selamatkan pemuda itu, jangan sampai dia terbunuh!" "Baik tuan muda!" "Pergilah!" Pria berjubah hitam menghilang menjadi kabut asap. Qin menghela nafas mendengar kabar dari kota Bambu, ia melihat luka di tangan yang sudah mengering. "Ayah… putramu masih hidup, mungkin beberapa hari lagi aku akan kembali!" Kembali ke kota bambu, semua orang mendirikan tenda-tenda. Pemimpin keluarga Qin duduk di penginapan sambil menikmati hidangan lezat. Di sampingnya, beberapa prajurit khusus menjadi pengawal. "Walikota bodoh! Bagaimana bisa dia melemparkan tuduhan dengan bukti yang tidak jelas?! cari mati!"Salah seorang prajurit tiba-tiba menyahut dengan berani."Tetua, aku curiga dengan keluarga Wen dan keluarga Lu tentang kasus ini!""Aku juga berpikir begitu, untuk sekarang kita tidak bisa bicara… biarkan saja semuanya berjalan sesuai keadaan… lagi pula walikota itu suka sekali mencari kematian!""Baik tetua, aku akan tetap memerintahkan semua pasukan untuk selalu bersiap apabila pertempuran terjadi!'Prajurit itu patuh pada perintah tetua."Bagus!"--- Di kediaman walikota Hong, beberapa sosok melakukan pertemuan rahasia. Di sana hanya ada keluarga Wen yang juga tercebur dalam kasus pembunuhan. Pemimpin keluarga terus menawarkan harta benda agar walikota tidak mengungkap kasus tersebut dan berhasil melindungi putranya. "Lima keping emas, akan aku berikan kepadamu… asalkan berhasil menyelesaikan kasus ini tanpa melibatkan putraku." "Lima keping emas? Cukup banyak… tapi bagaimana kalau pemimpin keluarga Qin memiliki pertanyaan seperti itu lagi? Apa yang harus aku lakukan? Pastinya dia juga akan membunuhku dan semua anggota keluarga, kan?""10 keping emas, aku tambahkan… apakah kamu yakin untuk menolaknya?" Walikota Hong menelan ludah melihat 10 keping emas. Ia sudah tidak bisa bicara karena memiliki sifat haus akan kekayaan."Baiklah, akan aku terima 10 keping emas ini, tapi dengan satu syarat?!""Katakan!" ujar pemimpin keluarga Wen. "Kalau kita gagal membujuk mereka, pasti terjadi pertempuran… aku hanya ingin jaminan keselamatan dari keluarga Wen!" "Baiklah… aku akan menjamin itu!" "Oke!" Pemimpin keluarga Wen berbalik pergi meninggalkan kediaman. Ia menggunakan jubah hitam dan penutup wajah. Setelah berada di kediaman keluarga, tuan muda Wen menghampiri ayahnya. "Ayah, bagaimana?" "Aku sudah berhasil membujuk walikota Hong untuk bekerjasama. Sekarang siapkan semua orang untuk bertempur apabila perang pecah. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti!" "Baik ayah, aku akan menyiapkan semuanya!"Bab 4. Kekacauan di Kota Bambu"Baguslah kalau kematian sebentar lagi! Aku sudah lelah dengan semua ini! Lagipula aku tidak memiliki siapapun di dunia ini!" Ling menatap semua orang seperti menantang. Dua minggu sudah ketegangan terjadi di kota Bambu. Sekarang, Ling dipastikan sebagai pelaku pembunuhan. Semua orang berkumpul untuk menyaksikannya dihukum mati. Di atas mimbar, sosok pemuda tiarap di atas balok kayu. Kedua tangan dan kaki terikat rantai. Semua orang mengerutkan kening saat melihat pemuda yang ingin dihukum mati tersenyum bahagia."Orang itu gila, dia bahkan begitu tenang saat ingin dihukum mati!" "Bagaimana bisa dia tidak takut akan kematian!""Pemuda ini sangat misterius!"Walikota Hong berjalan menaiki mimbar.DRAPDRAP"Semuanya, hari ini kita menyaksikan langsung hukuman mati… setelah dirapatkan, dia dinyatakan bersalah dan menerima hukuman mati!" "Hei tua bangka… bisakah kamu membunuhku sekarang? Tidak usah banyak basa-basi, lakukan sekarang dan penggal kepalaku!
Bab 5. Kehendak Takdir"Siapa kamu!"Putri Leona menarik tangan dan membuat Ling terduduk di tanah. Ling mengambil ranting lalu menodongkan ke arah sosok cantik."Jangan mendekat!"Putri Leona begitu terpukul melihat kondisi tunangannya. Sekujur tubuh dipenuhi bekas cambukan, rambut acak-acakan seperti orang gila, jubah putih yang sudah kusam, dengan tatap mata yang menyiratkan rasa frustrasi mendalam."Tenanglah, aku bukan orang jahat… aku datang untuk menemanimu!""Tidak mungkin! Aku tidak punya siapa-siapa di dunia ini! Semua keluargaku dibunuh!""Tidak. Kamu punya aku sekarang.""Maksudnya? Katakan dengan jelas!""Hidup seperti air, tenang, mengalir mengikuti arus, kamu cukup melakukan itu. Jangan coba melawan arus kalau kamu tidak mampu berenang lebih cepat, bahkan tidak ada orang yang mampu!"Putri Leona menasihati Ling dengan begitu lembut."Tapi kenapa… tidak ada cahaya sedikitpun yang aku dapatkan? Semua hitam. Dunia ini gelap! Tidak perlu berlama-lama untuk hidup!""Apakah k
Bab 06. Menjadi buronan Ling dan Leona berjalan kaki menuju di jalur utama menuju kota 1000 tangga, sudah dua hari mereka melanjutkan perjalanan, setelah di tengah perjalanan lima perampok menghadang jalan, dua sosok berdiri saling membelakangi, lima orang mengelilingi mereka sambil memegang senjata."Kita dapat mangsa!""Iya bos, wanita itu cantik sekali!""Hei kalian… kalau ingin bertarung, hadapi aku… sebagai pria apakah kalian tidak malu melawan seorang wanita?" "Hei anak muda, sombong sekali… kamu pikir bisa melawanku… haha!""Bos, kira hajar sja!""Iya bos!"Satu perampok mengingat wajah Ling "Bos, tunggu dulu!" ucapnya mengeluarkan sebuah lukisan."Pembunuh tuan muda Qin, bagi yang menemukan mendapatkan hadiah 100 keping emas!" ucap di atas lukisan wajah Ling.Wajah lima perampok berubah ketakutan melihat Ling, semua perampok berlutut memohon ampun sambil mengeluarkan harta benda."Tuan muda… maafkan kami, aku tidak bermaksud menyinggungmu!""Iya, aku hanya bercanda!""Ampuni
Bab 7. Bertemu Tuan muda Qin ChenLing dan Leona berjalan di tempat sepi, dua sosok baru saja membeli makanan hangat, Leona mengajak Ling duduk di bawah pohon meningkatkan makanan. Tidak lama setelah itu terlihat tuan muda Qin berjalan menghampiri mereka, Ling yang mengenali Tuan muda Qin berdiri memberikan hormat."Hormat tuan muda, senang bisa bertemu denganmu lagi!" ucap Ling membungkukkan badan"Terima kasih, ayo kita duduk!" sahut Tuan muda Qin Che"Iya!" "Perkenalkan dia Leona!""Namaku Qin!"Sambil menikmati makanan, Qin Chen menceritakan semua yang diketahui setelah satu bulan terakhir, ia juga belum kembali ke rumah dan di anggap sudah mati. Leona terlihat kesal mendengar nama keluarga Wen, ditambah lagi Ling sempat mendapatkan siksaan. Tuan muda Qin mengerutkan keningnya."Nona ada apa?" "Tidak ada!" "Tuan muda jadi apa rencanamu, aku juga menjadi buronan!" ucap Ling"Tenang, sekarang ayo kita kembali kerumah untuk bertemu ayah!" Ling berhenti melangkah "tapi, bagaimana
Bab 8. Menjadi murid sekte tiga lantaiSemua orang berkumpul di ruang ujian untuk menyaksikan murid baru yang dibawa pemimpin keluarga Qin, tetua Mo Ji berdiri di samping batu spiritual, ia menjelaskan kalau batu yang ada di hadapan mereka adalah batu spiritual untuk mengukur kemampuan tubuh. Qin Chen meletakan tangan kanan di tengah batu spiritual."Ayo kita lihat tuan muda Qin, sebatas apa kemampuannya di masa depan!" ucap Tetua pertamaSinar cahaya terlihat dari bawah naik ke atas menyelimuti batu, setelah berhenti di titik 90% batu spiritual, semua tetua berdiri dengan perasaan terkejut."Luar biasa… 90% batu Spiritual memberitahu kemampuannya di masa depan, dia akan menjadi legenda petarung!" ucap tetua ketiga Mo Yuhi"Putraku… akhirnya aku memiliki putra yang memiliki takdir istimewa!" "Ini gila… Tuan muda Qin adalah orang berbakat tahun ini, 90% batu spiritual memberitahu masa depannya akan begitu cerah!" ucap salah satu murid seniorTetua Mo Ji melihat ke arah Ling "sekarang
Im 09. Kota Kincir AirKota Kincir Air dipenuhi pendatang yang ingin mengikuti acara lelang, jalan masuk benar-benar padat dan tempat acara lelang benar-benar penuh. Perlahan matahari mulai tenggelam, tidak lama setelah itu suara sorakan terdengar dari dalam, di atas gerbang kota tiga pemuda duduk menunggu acara lelang selesai. "Tunggu saja sampai acara lelang selesai, pasti ada beberapa orang yang mencurigakan setelah itu!" ucap Qin ChenLing melihat ke samping "Qin Chen, apa yang akan kita lakukan?" "Kita cukup mengikuti mereka sampai ke markas, setelah itu kembali ke sekte!""Oke!" Lima Jam Kemudian.Tepat tengah malam, acara lelang sudah selesai, semua orang berbalik meninggalkan kota kincir air. Di pinggir hutan terlihat tiga sosok bersembunyi, mereka mengintai kelompok pria berjubah merah bersembunyi di pinggir jalan utama."Jajan ini memang sepi, mungkin mereka menunggu salah satu orang yang lewat sini!" bisik LingQin Chen melihat ke samping "iya, aku pikir begitu? Kita tun
Bab 10. Melakukan pelatihanLing dan yang lainnya sudah melihat gerbang sekte tiga lantai, semua orang berjalan memasuki gerbang. Semua tetua berlari melihat kedatangan tuan muda Qin dan yang lainnya, mereka melihat tuan muda Qin terbaring lemas dengan luka serius. Tetua pertama meminta untuk segera membawanya ke ruang perawatan."Cepat bawa ke ruang perawatan!" perintah tetua pertama kepada murid lainnyaLing terbaring kelelahan, Leona merendah tubuhnya membantu Ling berbangun."Terimakasih!""Apakah kamu terluka?" "Tidak, aku hanya kelelahan menggendong Qin Chen sepanjang perjalanan!""Ayo, bersihkan dirimu… setelah itu kita makan bersama!""Iya!" Ling melihat ke arah Qin San, Qin Mei, dan Qin Yuri, ia memberikan hormat sebelum berbalik pergi. Tiga sosok berjalan menuju kediaman masing-masing, Ling dan Leona sudah berada di kamar."Jangan lama-lama, aku sudah lapar!" ucap Leona"Iya!" Disisi lain, tetua Vendor penjahit bekas tebasan pedang di belakang tubuh Qin Chen. Sambil melak
Bab 11. Latihan Bersama Sekte Danau LotusLing terbaring tidur di samping Leona yang sedang berkultivasi, ia sudah kelelahan karena berkali-kali gagal membangkitkan kekuatan warisan, setelah tertidur pulas energi tak terlihat memulihkan kondisi Ling dalam waktu singkat. Sedangkan Leona tetap berfokus memulihkan kondisi tubuh.Perlahan matahari pagi menyinari sekte tiga lantai, suara ayam berkokok membangunkan semua murid. Ling membuka matanya, pandangan pertama adalah sosok cantik Leona. Leona sudah berdandan menggunakan jubah sekte, sedangkan Ling masih mengusap mata mengantuk."Aku mau tidur lagi!”"Eh. Apa kamu lupa kalau hari ini kita latihan bernama murid sekte danau lotus?""Oh iya, aku ingat!" ucap Ling berlari menuju kamar mandi15 menit kemudian.Ling dan Leona berjalan keluar kamar menuju halaman, di halaman semua murid sudah berkumpul, yang belum datang hanya Ling dan Leona."Hoi .. ayo cepat!" teriak Qin Chen"Tunggu!" Semua murid sudah berkumpul, saat itu juga mereka ber