Bab 2. Hidup tersiksa
Tuan muda Qin adalah pria tampan yang memiliki status sebagai keluarga bangsawan, ia berasal dari keluarga Qin. Seorang tuan muda yang juga memiliki sifat penyayang dan sering menolong rakyat kecil, kedatangannya ke kota bambu untuk membagikan emas kepada penduduk kecil. "Tapi, aku tidak bisa membunuh." "Ikuti saja aku!" "Baik!"Ling memegang sebuah pisau, ia duduk menunggu penjelasan. Di sana ada prajurit pengawal tuan muda Wen. "Ling, ikuti mereka!" "Baik!" Ling berjalan keluar mengikuti empat sosok, ia menuju penginapan terdekat. Tidak butuh waktu lama, mereka duduk sambil menikmati makanan, menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan aksi pembunuhan. "Sekarang!"DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRR! Sementara itu, Tuan muda Qin merasakan ada bahaya di sekitarnya. Ia langsung memegang erat pedang giok putih."BRUAK!"Tuan muda Qin melompat dari jendela dan terus berlari. Ling dan empat prajurit langsung mengejar, kecepatan berlari empat prajurit jauh di atas Ling yang suka mengejar layang-layang. Empat sosok berhenti saat Ling melewati mereka dengan kecepatan tinggi.HAP!HAP!Tuan muda Qin melompat ke atas atap, begitu juga dengan Ling yang melompat dari atap bangunan ke bangunan lainnya."Sial, dia begitu lincah… aku harus melarikan diri!"Ling berhasil mengejar Tuan muda Qin, "Berhenti!" Tuan muda Qin menarik pedang.SRING!"Siapa kamu?" "Aku bukan pembunuh?" "Turunkan senjata itu kalau kamu bukan pembunuh!" Ling melemparkan pisau.TRING!"Ini, ambilah!""Oke, lalu untuk apa kamu menghadang jalanku?" Ling berlutut, "aku hanya budak tuan muda Wen. Dia memerintahkan aku dan prajurit untuk membunuhmu. Aku takut dia marah lalu membunuhku, maka dari itu berikan sedikit darahmu untuk membuktikannya!" "Siapa namamu?" "Aku Ling. Tuan muda Qin, aku mohon tolong aku!" Tuan muda Qin menyarungkan kembali pedangnya. Setelah itu dia menggores tangannya menggunakan pisau lalu memberikan kepada sosok di depannya. "Terima kasih sudah mengurungkan niat untuk membunuhku. Meskipun kamu tidak memiliki kemampuan, tapi aku yakin kalau kamu bukan salah satu dari mereka!" "Terima kasih!" Ling berbangun memegang pisau berlumuran darah, perlahan sosok Tuan muda Qin menghilang dari pandangan. Ling kembali menuju kediaman keluarga Wen. Setelah berada di sana, Tuan muda Wen tertawa lantang melihat darah keluarga Qin mengalir di pisau kecil. "Haha… sekarang dia sudah mati, pasti keluarga Qin terpukul mendengar kabar ini… Ling, kamu sungguh berani sekali!" "Aku hanya mengikuti perintahmu!" "Bagus, ini ambilah untukmu membeli makanan enak!" "Terimakasih!" —-----------Dua hari berlalu, Keluarga Qin mendapatkan kabar kalau tuan muda mereka dibunuh di kota Bambu. Hanya bercak darah di atap yang mereka temukan, namun tidak dengan mayat tuan muda mereka. Dari keterangan warga, diperoleh pembunuh tuan muda adalah orang dari keluarga Wen.Keluarga Qin adalah salah satu keluarga besar yang berada di kerjaan bulan sabit, mereka juga salah satu harapan keluarga kerajaan, begitu juga dengan keluarga Wen yang memiliki status penting di kerajaan bulan sabit, dua pihak selalu saja berkonflik karena memiliki perbedaan pendapat.Semua orang sudah melakukan perjalanan menuju kota Bambu Hijau, sedangkan keluarga Qin tinggal di kota 1000 tangga, jarak kota membutuhkan waktu satu hari berjalan.Kota bambu terjadi keributan, di halaman kota terlihat orang-orang dari kota seribu tangga, total pasukan yang dibawa sekitar 2000, semua orang berteriak mengangkat senjata, prajurit kota bambu berlari menuju kediaman walikota."Lapor… ada pasukan keluarga Qin di halaman depan kota, mereka mengangkat senjata menyatakan perang!"Sosok tua keluarga Wen tersedak makanan."Apa… kenapa bisa terjadi, bahkan aku saja tidak pernah menyinggung keluarga Qin!" Walikota Hong berjalan keluar rumah dan langsung menuju gerbang kota, penduduk bergidik ketakutan mendengar kabar akan ada pertempuran. Semua orang terlihat panik berusaha meninggalkan kota Bambu."Keluarga Qin, untuk apa kalian datang membawa pasukan sebanyak ini… kita satu kerajaan dan ada masalah apa sampai membuat kalian tersinggung!" Pemimpin keluarga Qin memperlihatkan diri, duduk di atas kuda hitam, ia menarik pedang lalu menunjuk ke arah walikota Hong. "Aku pemimpin keluarga Qin, meminta orang-orang dari keluarga Wen untuk memperlihatkan diri. Kalau tidak... jangan harap semua orang di kota ini selamat! Mereka telah membunuh putraku!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" batin Walikota Hong bagai tersambar petir saat mendengar ucapan pemimpin keluarga Qin. "Cepat panggil pemimpin keluarga Wen!" "Baik!" sahut prajurit berbalik pergi. Tidak butuh waktu lama pemimpin keluarga Wen berdiri di samping walikota Hong, sosok tua menjelaskan apa alasan keluarga Qin datang kesini, tapi respon pemimpin keluarga Wen malah kebingungan karena kasus pembunuhan. "Keluarga Qin, atas dasar apa kamu menuduh kami begitu? Tunjukkan bukti-bukti. Lagi pula kalau kami ingin membunuh, kami yang akan datang kepada kalian semua… tidak perlu bersusah payah melakukan pembunuhan secara diam-diam!" sahut pemimpin keluarga Wen dengan nada tegas. "Tutup mulutmu brengsek… aku akan perlihatkan buktinya!""Maaf tetua, penduduk yang aku maksud tiba-tiba menghilang!" Pemimpin keluarga Qin melihat ke arah prajurit, "Bodoh… kenapa tidak bilang!" "Sepertinya kalian tidak memiliki bukti, tapi kalau ingin berperang? Aku tidak keberatan!" Pemimpin keluarga Wen tidak gentar dengan ajakan perang.Walikota Hong melihat ke arah semua orang, "begini saja, serahkan kasus ini kepadaku… kita satu kerajaan tidak perlu berselisih. Aku akan menyelidiki kasus ini, setelah itu akan memperlihatkan bukti-bukti yang sudah didapatkan!" "Oke, aku tidak takut!" sahut pemimpin keluarga Wen.Pemimpin keluarga Qin menyarungkan pedang, "baiklah, aku beri waktu dua minggu. Kalau tidak ada kabar? Persiapkan diri kalian untuk bertempur!"Bab 3. Menjadi Tersangka"Hukum mati!""Hukum mati!""Hukum mati!" teriak semua orang.Dua minggu berlalu, walikota berhasil menyelidiki kasus pembunuhan Tuan muda Qin. Semua orang gempar mendengar jika pembunuh berasal dari keluarga Wen. Di alun-alun kota, terlihat satu pemuda diseret menggunakan rantai. Sosok tersebut tidak lain adalah Ling. Semua kesalahan tuan muda Wen dilemparkan ke arah Ling. Meskipun Ling berteriak keras untuk melakukan pembelaan, tidak satupun orang yang peduli atau memberi hati.Ling terus memberontak agar tidak dibunuh. Ia menatap tajam ke tuan muda Wen dengan dendam membara dengan mata kemerahan. Raut wajah seram tuan muda Wen membuat semua orang takut memandang.Ling digantung di atas tiang menggunakan rantai emas, di sampingnya dua algojo yang siap mengeksekusi Ling berdiri memegang pedang besar. Sementara itu pemimping keluarga Qin menghampiri Ling sebelum pemuda tersebut dieksekusi. "Katakan siapa namamu?" "Kalau aku mengatakannya, itu hanya merusak n
Bab 4. Kekacauan di Kota Bambu"Baguslah kalau kematian sebentar lagi! Aku sudah lelah dengan semua ini! Lagipula aku tidak memiliki siapapun di dunia ini!" Ling menatap semua orang seperti menantang. Dua minggu sudah ketegangan terjadi di kota Bambu. Sekarang, Ling dipastikan sebagai pelaku pembunuhan. Semua orang berkumpul untuk menyaksikannya dihukum mati. Di atas mimbar, sosok pemuda tiarap di atas balok kayu. Kedua tangan dan kaki terikat rantai. Semua orang mengerutkan kening saat melihat pemuda yang ingin dihukum mati tersenyum bahagia."Orang itu gila, dia bahkan begitu tenang saat ingin dihukum mati!" "Bagaimana bisa dia tidak takut akan kematian!""Pemuda ini sangat misterius!"Walikota Hong berjalan menaiki mimbar.DRAPDRAP"Semuanya, hari ini kita menyaksikan langsung hukuman mati… setelah dirapatkan, dia dinyatakan bersalah dan menerima hukuman mati!" "Hei tua bangka… bisakah kamu membunuhku sekarang? Tidak usah banyak basa-basi, lakukan sekarang dan penggal kepalaku!
Bab 5. Kehendak Takdir"Siapa kamu!"Putri Leona menarik tangan dan membuat Ling terduduk di tanah. Ling mengambil ranting lalu menodongkan ke arah sosok cantik."Jangan mendekat!"Putri Leona begitu terpukul melihat kondisi tunangannya. Sekujur tubuh dipenuhi bekas cambukan, rambut acak-acakan seperti orang gila, jubah putih yang sudah kusam, dengan tatap mata yang menyiratkan rasa frustrasi mendalam."Tenanglah, aku bukan orang jahat… aku datang untuk menemanimu!""Tidak mungkin! Aku tidak punya siapa-siapa di dunia ini! Semua keluargaku dibunuh!""Tidak. Kamu punya aku sekarang.""Maksudnya? Katakan dengan jelas!""Hidup seperti air, tenang, mengalir mengikuti arus, kamu cukup melakukan itu. Jangan coba melawan arus kalau kamu tidak mampu berenang lebih cepat, bahkan tidak ada orang yang mampu!"Putri Leona menasihati Ling dengan begitu lembut."Tapi kenapa… tidak ada cahaya sedikitpun yang aku dapatkan? Semua hitam. Dunia ini gelap! Tidak perlu berlama-lama untuk hidup!""Apakah k
Bab 06. Menjadi buronan Ling dan Leona berjalan kaki menuju di jalur utama menuju kota 1000 tangga, sudah dua hari mereka melanjutkan perjalanan, setelah di tengah perjalanan lima perampok menghadang jalan, dua sosok berdiri saling membelakangi, lima orang mengelilingi mereka sambil memegang senjata."Kita dapat mangsa!""Iya bos, wanita itu cantik sekali!""Hei kalian… kalau ingin bertarung, hadapi aku… sebagai pria apakah kalian tidak malu melawan seorang wanita?" "Hei anak muda, sombong sekali… kamu pikir bisa melawanku… haha!""Bos, kira hajar sja!""Iya bos!"Satu perampok mengingat wajah Ling "Bos, tunggu dulu!" ucapnya mengeluarkan sebuah lukisan."Pembunuh tuan muda Qin, bagi yang menemukan mendapatkan hadiah 100 keping emas!" ucap di atas lukisan wajah Ling.Wajah lima perampok berubah ketakutan melihat Ling, semua perampok berlutut memohon ampun sambil mengeluarkan harta benda."Tuan muda… maafkan kami, aku tidak bermaksud menyinggungmu!""Iya, aku hanya bercanda!""Ampuni
Bab 7. Bertemu Tuan muda Qin ChenLing dan Leona berjalan di tempat sepi, dua sosok baru saja membeli makanan hangat, Leona mengajak Ling duduk di bawah pohon meningkatkan makanan. Tidak lama setelah itu terlihat tuan muda Qin berjalan menghampiri mereka, Ling yang mengenali Tuan muda Qin berdiri memberikan hormat."Hormat tuan muda, senang bisa bertemu denganmu lagi!" ucap Ling membungkukkan badan"Terima kasih, ayo kita duduk!" sahut Tuan muda Qin Che"Iya!" "Perkenalkan dia Leona!""Namaku Qin!"Sambil menikmati makanan, Qin Chen menceritakan semua yang diketahui setelah satu bulan terakhir, ia juga belum kembali ke rumah dan di anggap sudah mati. Leona terlihat kesal mendengar nama keluarga Wen, ditambah lagi Ling sempat mendapatkan siksaan. Tuan muda Qin mengerutkan keningnya."Nona ada apa?" "Tidak ada!" "Tuan muda jadi apa rencanamu, aku juga menjadi buronan!" ucap Ling"Tenang, sekarang ayo kita kembali kerumah untuk bertemu ayah!" Ling berhenti melangkah "tapi, bagaimana
Bab 8. Menjadi murid sekte tiga lantaiSemua orang berkumpul di ruang ujian untuk menyaksikan murid baru yang dibawa pemimpin keluarga Qin, tetua Mo Ji berdiri di samping batu spiritual, ia menjelaskan kalau batu yang ada di hadapan mereka adalah batu spiritual untuk mengukur kemampuan tubuh. Qin Chen meletakan tangan kanan di tengah batu spiritual."Ayo kita lihat tuan muda Qin, sebatas apa kemampuannya di masa depan!" ucap Tetua pertamaSinar cahaya terlihat dari bawah naik ke atas menyelimuti batu, setelah berhenti di titik 90% batu spiritual, semua tetua berdiri dengan perasaan terkejut."Luar biasa… 90% batu Spiritual memberitahu kemampuannya di masa depan, dia akan menjadi legenda petarung!" ucap tetua ketiga Mo Yuhi"Putraku… akhirnya aku memiliki putra yang memiliki takdir istimewa!" "Ini gila… Tuan muda Qin adalah orang berbakat tahun ini, 90% batu spiritual memberitahu masa depannya akan begitu cerah!" ucap salah satu murid seniorTetua Mo Ji melihat ke arah Ling "sekarang
Im 09. Kota Kincir AirKota Kincir Air dipenuhi pendatang yang ingin mengikuti acara lelang, jalan masuk benar-benar padat dan tempat acara lelang benar-benar penuh. Perlahan matahari mulai tenggelam, tidak lama setelah itu suara sorakan terdengar dari dalam, di atas gerbang kota tiga pemuda duduk menunggu acara lelang selesai. "Tunggu saja sampai acara lelang selesai, pasti ada beberapa orang yang mencurigakan setelah itu!" ucap Qin ChenLing melihat ke samping "Qin Chen, apa yang akan kita lakukan?" "Kita cukup mengikuti mereka sampai ke markas, setelah itu kembali ke sekte!""Oke!" Lima Jam Kemudian.Tepat tengah malam, acara lelang sudah selesai, semua orang berbalik meninggalkan kota kincir air. Di pinggir hutan terlihat tiga sosok bersembunyi, mereka mengintai kelompok pria berjubah merah bersembunyi di pinggir jalan utama."Jajan ini memang sepi, mungkin mereka menunggu salah satu orang yang lewat sini!" bisik LingQin Chen melihat ke samping "iya, aku pikir begitu? Kita tun
Bab 10. Melakukan pelatihanLing dan yang lainnya sudah melihat gerbang sekte tiga lantai, semua orang berjalan memasuki gerbang. Semua tetua berlari melihat kedatangan tuan muda Qin dan yang lainnya, mereka melihat tuan muda Qin terbaring lemas dengan luka serius. Tetua pertama meminta untuk segera membawanya ke ruang perawatan."Cepat bawa ke ruang perawatan!" perintah tetua pertama kepada murid lainnyaLing terbaring kelelahan, Leona merendah tubuhnya membantu Ling berbangun."Terimakasih!""Apakah kamu terluka?" "Tidak, aku hanya kelelahan menggendong Qin Chen sepanjang perjalanan!""Ayo, bersihkan dirimu… setelah itu kita makan bersama!""Iya!" Ling melihat ke arah Qin San, Qin Mei, dan Qin Yuri, ia memberikan hormat sebelum berbalik pergi. Tiga sosok berjalan menuju kediaman masing-masing, Ling dan Leona sudah berada di kamar."Jangan lama-lama, aku sudah lapar!" ucap Leona"Iya!" Disisi lain, tetua Vendor penjahit bekas tebasan pedang di belakang tubuh Qin Chen. Sambil melak