Keesokan paginya...
Cahaya matahari pagi bersinar menerangi dunia menembus celah sempit kamar Tian Fan membangunkan pemuda itu dari tidurnya. Tian Fan kemudian bangkit dari pembaringan dan bergegas keluar dari kamarnya. "Tuan, Feng Xiao!" Sapa Tian Fan pada pria tua yang tengah duduk di pekarangan rumahnya. Feng Xiao, pria tua misterius yang sudah membantu Tian Fan sebelumnya tersenyum dan menganggukkan kepalanya kepada pemuda belia yang berjalan ke arahnya."Kau sudah bangun?" "Sudah, Tuan." Jawab Tian Fan mendudukkan dirinya di dekat Tuan Feng Xiao. "Bagaimama kondisimu sekarang?" tanyanya. "Sudah jauh lebih baik, Tuan. Ini semua berkat obat-obatan yang anda berikan. Semua itu sungguh sangat membantuku. Tuan Feng, terima kasih!" ujar Tian Fan bersemangat. "Sama-sama, Nak." Tuan Feng Xiao memperhatikan Tian Fan diam-diam. Dari apa yang dilihatnya, Tian Fan adalah pemuda yang memiliki perawakan yang baik dan santun. Mendapati hal ini, Tuan Feng Xiao bertanya-tanya mengapa pemuda itu terbunuh sebelumnya? Mungkinkah ada konspirasi besar di balik semua ini? "Oh iya, mengenai pertanyaanku sebelumnya, apa keputusanmu?" Tanya Tuan Feng Xiao. Sehari sebelumnya dia pernah bertanya apakah Tian Fan mau tinggal dan menjadi muridnya. Seperti yang diketahui, Tuan Feng Xiao bukanlah orang sembarangan, dia adalah Alkemis bintang 7 satu-satunya di dunia ini. Sembari mengelus janggut panjangnya yang sudah memutih, pria tua itu dengan sabar menunggu jawaban dari Tian Fan. "Aku bersedia, Tuan!" Tian Fan tidak membutuhkan waktu lama untuk berpikir, saat ini dia hanya seorang diri dan membutuhkan orang lain sebagai sandaran. "Hahaha! Bagus! Bagus sekali, Nak. Mulai sekarang kau adalah murid sekaligus cucuku. Ke depannya kau akan mewarisi semua pengetahuanku!" Senang Tuan Feng Xiao. Selama puluhan tahun dia selalu hidup menyendiri di hutan, dia selalu menghindari orang-orang hingga akhirnya menemukan Tian Fan. Tian Fan segera berlutut dan memberi hormat sebanyak tiga kali kepada Tuan Feng Xiao."Murid memberi hormat kepada Guru!" Tuan Feng Xiao menggelengkan kepalanya."Jangan panggil aku guru. Sekarang kau sudah resmi menjadi cucuku, panggil aku kakek." Tian Fan tidak membantah, dia sekali lagi memberi hormat kepada Tuan Feng Xiao."Tian Fan memberi hormat kepada Kakek!" "Hahaha! Bagus. Bangunlah! Mulai sekarang kau sudah resmi menjadi cucuku dan akan mewarisi semua pengetahuan serta kemampuanku kelak." Tian Fan pun kembali bangkit dengan perasaan haru."Kakek! Terima kasih karna sudah membantu dan mau menerima diriku. Di kehidupan ini dan di kehidupan selanjutnya, budi baikmu akan selalu aku ingat." "Hm, duduklah." Tian Fan kembali duduk. Tuan Feng Xiao menggeser sebuah nampan berisi ubi bakar dan menawarkannya dengan ramah."Makanlah." Tian Fan yang memang lapar mengambil bagiannya dan mulai makan dengan lahap. Dalam hati, Tian Fan merasa tersentuh, di dunia yang kejam dan tidak adil ini rupanya masih ada orang baik seperti Tuan Feng Xiao yang mau menerima dan menampung dirinya yang bukan siapa-siapa. "Makanlah dengan baik. Mulai besok aku akan melatihmu untuk menjadi seorang Alkemis. Kau mau, 'kan?" "Alkemis? Aku mau saja, Kek. Tapi... selama ini aku tidak pernah mempelajari dunia pengobatan, aku takut aku tidak punya bakat dan malah akan mengecewakan Anda nantinya." Pemuda itu menjawab dengan sedikit keraguan. Di kediaman clan Tian dia hanya di fokuskan untuk menjadi kultivator kuat dengan bakatnya. Dia tidak pernah diajarkan tentang dunia pengobatan karna memang klan tidak diisi oleh orang-orang seperti itu. "Tidak masalah. Di bawah bimbinganku kau pasti akan mampu menjadi seorang Alkemis. Lagi pula usiamu juga masih muda, kau masih punya sangat banyak kesempatan untuk belajar." Tuan Feng Xiao berujar dengan tenang seolah begitu percaya pada ucapannya. Tanpa Tian Fan sadari, sebenarnya pemuda itu memang punya bakat untuk menjadi Alkemis dan Tuan Feng Xiao bisa melihat itu dengan jelas. Dengan semua pengalamannya, Tuan Feng Xiao dapat melihat sesuatu yang berbeda pada tubuh Tian Fan. Pemuda itu memiliki berkah langit, dia punya tubuh kekosongan. Itu adalah salah satu konstitusi tubuh khusus yang setara dengan tubuh Kaisar Dewa. Tapi Tuan Feng Xiao tidak akan mengatakan apa-apa kepada Tian Fan sekarang, dia akan merahasiakannya untuk sementara waktu. Usia Tian Fan juga baru 12 tahun, meskipun sedikit terlambat untuk diajari tapi untungnya dia berada di bawah bimbingan Tuan Feng Xiao. Jika Tuan Feng Xiao tidak mampu membimbing Tian Fan, maka jabatannya sebagai Alkemis bintang 7 harus di pertanyakan. Keduanya duduk cukup lama di sana dan saling bertukar cerita. Hari ini Tuan Feng Xiao tidak menanyakan apa-apa tentang hal yang sudah menimpa Tian Fan hingga membuatnya terbunuh. Dia tidak ingin membangkitkan kembali kenangan buruk yang sudah menimpa cucunya, setidaknya tunggu sampai Tian Fan siap dan bersedia untuk menceritakan semuanya sendiri. Hari menjelang siang sementara Tian Fan dan Tuan Feng Xiao masih duduk sembari berbagi cerita di pekarangan rumah sederhana yang mereka tempati. "Aku akan turun gunung untuk mencari beberapa bahan obat, kau tetaplah di sini dan pelajari buku yang aku berikan sebelumnya. Aku beri kau waktu satu minggu untuk membaca semua buku itu, setelah kau cukup mengerti, aku akan mulai mengajari dirimu secara perlahan nanti," ujar Tuan Feng Xiao. "Baik, Kek. Aku akan membaca semua buku ini dan mencoba untuk memahaminya," angguk Tian Fan. "Hm. Kalau begitu aku berangkat." Tuan Feng Xiao bangkit dan berjalan meninggalkan kediaman. Sebenarnya Tian Fan ingin ikut, tapi Tuan Feng Xiao menyarankan dirinya untuk beristirahat. Tian Fan yang berada sendiri di kediaman mulai membaca satu per satu buku-buku yang Tuan Feng Xiao berikan kepadanya. Tapi pikiran Tian Fan juga tidak cukup tenang, dendam yang ada di dalam hati masih begitu membara menuntut untuk dibalaskan. Tian Fan kemudian kembali teringat dengan apa yang terjadi kepada dirinya, dengan bagaimana dia bisa kembali hidup setelah sempat terbunuh sebelumnya. "Dantianku sudah kembali dipulihkan tapi aku sudah tidak punya lagi akar roh. Ke depannya ini akan sulit bagiku, tapi, bagaimanapun caranya aku harus terus mengembangkan kemampuanku. Di masa depan aku pasti akan menjadi yang terkuat dan membalaskan dendam kedua orang tuaku." Api dendam di hatinya membuat semangat Tian Fan begitu menggebu-gebu. Sebulan ke depan dia akan terus beristirahat untuk memulihkan semua lukanya dan menampung energi sebelum berlatih untuk kembali menjadi seorang kultivator. Dalam pelatihan ini, Tian Fan akan kembali memulai semuanya dari awal. Sebelumnya dantian pemuda itu sudah dihancurkan dan akar rohnya pun telah direbut secara paksa. Saat itu Tian Fan merasa putus asa tapi langit kembali memberi jalan lain untuknya. Dia percaya bahwa pelatihan kali ini akan jauh lebih mudah untuk menjadi kuat. Di dalam kepalanya, Tian Fan punya banyak teknik yang Dewa Zhang Wuxi tinggalkan. Satu minggu kemudian... Tuan Feng Xiao dibuat tak bisa berkata-kata dengan apa yang dia saksikan saat ini. Tian Fan, baru seminggu lalu pemuda itu diberikan beberapa buku untuk dipelajari tapi hari ini dia sudah memahami semuanya. Jika hanya satu buku, Tuan Feng Xiao mungkin akan biasa-biasa saja, tapi ini ada 4 buku dan semuanya mampu Tian Fan pahami dengan baik. "Nak! Katakan kepadaku, apa kau bukan manusia?" Tanya Tuan Feng Xiao dengan wajah melongo tak percaya. Sepanjang hidupnya, dia baru mendapati ada manusia yang memiliki pemahaman sebaik Tian Fan. Tian Fan terkekeh melihat wajah tak percaya kakeknya."Apa Kakek menyindirku?" "Haish, menyindir bagaimana? Aku memujimu." Tian Fan tau, tapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Bukan hanya Tuan Feng Xiao yang merasa terkejut, Tian Fan sendiri pun juga merasakan hal yang sama. "Tunggu, apa mungkin ini ada hubungannya dengan kekuatan yang Dewa itu tinggalkan?" Batin Tian Fan. Sebelumnya, Tian Fan memang di kenal sebagai anak ajaib yang jenius, tapi dibandingkan dengan pencapaian hari ini, dia merasa kejeniusannya sudah ditingkatkan berkali-kali lipat dari yang dahulu. Pada kenyataannya, kekuatan Dewa yang menghidupkan Tian Fan kembali memang membantu pemuda itu untuk meningkatkan semua kemampuannya. Mulai dari pemahaman, kekuatan fisik, dantian, bahkan hingga meridian Tian Fan semuanya sudah ditingkatkan. Dia pun belum menyadari semua ini, tapi ke depannya semua pasti akan ditunjukkan satu per satu. "Karna kau sudah memahami semua isi buku itu, aku akan mulai untuk mengajari semuanya satu per satu." "Kita akan mulai dari mempelajari jenis-jenis tanaman herbal dan bagaimana cara memaksimalkan kegunaannya. Cucuku, dengarkan aku baik-baik." Tuan Feng Xiao mengajari Tian Fan dengan telaten. Dia menjelaskan semuanya dengan singkat tapi tetap mampu untuk Tian Fan tangkap dengan kemampuan pemahamannya. Tian Fan pun begitu serius mendengarkan penjelasan kakeknya dan sesekali bertanya jika ada yang kurang dia pahami. Kemauan kuat yang Tian Fan tunjukkan dalam belajar dan memahami sesuatu membuat Tuan Feng Xiao senang. Sepertinya dia memang tidak salah memilih orang, Tian Fan adalah sosok yang tepat untuk mewarisi semua ilmunya. Jam berganti, hari berlalu, minggu demi minggu terlewati dan tidak terasa Tian Fan sudah 6 bulan tinggal bersama Tuan Feng Xiao. Selama 6 bulan ini, Tian Fan sudah menguasai semua dasar dari dunia pengobatan. Dia sudah bisa menentukan kegunaan dari setiap tanaman herbal, mendiaknosa pasien, menentukan titik akupuntur, bahkan hingga menciptakan beberapa ramuan sederhana yang dapat menyembuhkan luka dengan baik. Selama 6 bulan ini Tian Fan juga tak lupa giat berlatih untuk kembali menapaki jalan sebagai seorang kultivator. Dalam 6 bulan dia yang sudah kehilangan kekuatannya kini telah kembali berhasil menerobos hingga ke ranah Pembentukan Inti bintang 5. Tentu saja pencapaian Tian Fan tidak lepas dari bakat dan juga bantuan Tuan Feng Xiao. Dengan pil-pil terbaik yang mampu dia ciptakan, kekuatan pemuda itu pun mampu meningkat secara drastis. Pencapaian Tian Fan dalam hal kultivasi juga membuat Tuan Feng Xiao terkejut. Dalam sebulan mampu menerobos berturut-turut, Tian Fan seperti bukan manusia saja. Awalnya Tuan Feng Xiao merasa Tian Fan adalah jenius tiada tara, tapi semakin lama dia mengenal Tian Fan, pandangannya pun berubah. Pemuda itu bukanlah seorang jenius, dia adalah monster. "Sudah dulu hari ini. Besok ikut aku turun gunung untuk mencari bahan obat. Ke depannya aku akan mulai mengajari dirimu bagaimana cara menciptakan pil agar dapat menjadi Alkemis sejati," ujar Tuan Feng Xiao di hari yang sudah menjelang malam. "Apa ini tidak terlalu cepat, Kek?" tanya Tian Fan sedikit ragu lantaran merasa bahwa fondasinya belum begitu kuat. Selama ini yang dia pelajari hanya hal-hal dasar, untuk membuat pil yang sebenarnya dia belum pernah mencoba. "Tidak. Sudah saatnya untukmu mulai belajar membuat pil. Lagi pula kau sudah memahami semua dasarnya dan setelah ini kau hanya perlu menerapkan semua yang kau pelajari." "Kalau begitu aku ikut apa saran Kakek saja. Selama Kakek percaya aku bisa, maka aku akan mencobanya." "Ucapanmu terbalik, Nak. Seharusnya, selama kau percaya kau bisa, maka kau memang bisa melakukannya. Kakek hanya bertugas sebagai pembimbingmu, berhasil atau tidak itu masih tergantung pada usahamu sendiri," tutur Tuan Feng Xiao bijak.Di bawah pohon yang rindang, Tian Fan duduk meneguk air dari botol minumnya. Saat ini dia berada di tengah hutan belantara setelah dua hari lalu melewati sebuah desa kecil. Selembar kertas tergenggam di tangannya, itu adalah peta benua selatan yang akan menuntunnya menuju ke Pegunungan Mubei. "Dari tempatku sekarang, seharusnya malam nanti aku bisa mencapai desa Daxu di depan sana," ujar Tian Fan menyamakan posisinya saat ini dengan peta. Setelah melihat sesaat peta itu, dia pun menyimpannya kembali ke dalam cincin penyimpanan. Ini sudah 5 hari sejak Tian Fan meninggalkan rumahnya di puncak gunung dan sudah ada beberapa pihak yang secara tidak sengaja bersinggungan dengannya. "Orang-orang bodoh itu katanya berasal dari sekte Tapak Setan. Hmm, bukankah sekte itu sudah runtuh belasan tahun lalu?" Gumam Tian Fan. Perang besar pernah terjadi antara sekte aliran putih melawan aliran hitam dahulu. Perang itu dimenangkan oleh aliansi sekte aliran putih, saat itu hampir semua sekte bera
Malam berlalu dijemput pagi yang membawa sinar hangat sang mentari. Di depan rumah sederhana yang terbuat dari kayu jati dan beratapkan daun rumbia, seorang pemuda berlutut memberi hormat kepada pria sepuh di depannya. "Kakek, terima kasih atas bimbinganmu selama ini. Hari ini aku hendak memulai perjalananku sendiri, aku mohon doa dan restu darimu," ujar Tian Fan tulus. Tuan Feng Xiao membungkuk menyentuh kedua bahu Tian Fan dan berkata dengan suara tuanya."Bangunlah, Nak. Doa dan restu dariku pasti akan menyertai dirimu." Tian Fan pun segera bangkit dan memeluk Kakeknya cukup lama. Ada rasa enggan di dalam hati untuk meninggalkan, tapi Tapi Fan punya tugas yang harus diselesaikan. Tian Fan menarik dirinya, matanya berkaca-kaca."Kakek, aku pergi. Jaga dirimu baik-baik," ujar pemuda tangguh tersebut. Tuan Feng Xiao mengangguk dengan mata yang juga berkaca-kaca."Pergilah, Nak." Ia pun membalik badannya dan mulai melangkah meninggalkan kediaman sederhana yang ditinggalinya
Di tengah hutan belantara, di bawah rimbunnya pepohonan terlihat seorang pemuda dengan perawakan tampan nan gagah tengah bertarung menghadapi beberapa binatang buas sekaligus. Ada tiga binatang buas yang menjadi lawannya di sana. Ketiga binatang buas dengan tubuh besar itu berada pada tingkat 9, mereka adalah lawan yang tangguh. Tapi tidak bagi pemuda tampan bernama Tian Fan itu. Dengan sebilah pedang di tangannya, dia mampu mengimbangi ketiga lawannya bahkan mampu mendesak mereka dengan serangannya. Badai Pedang! Belasan pedang muncul di udara begitu saja, berputar seirama jarum jam dan bersiap untuk menghancurkan. "Bunuh!" Satu perintah dari Tian Fan membawa pedang-pedang itu menyerang ketiga binatang buas yang menjadi lawannya secara langsung. Slaaash! Slaaash! "Argghhhh...!" Suara raungan penuh rasa sakit terpancar dari ketiga binatang buas yang menjadi lawannya. Dengan satu serangan terakhir dari Tian Fan, ketiga binatang buas itu mati dengan tubuh berantakan.
Tanpa keraguan Tian Fan pun langsung menelan pil yang baru saja dibuat oleh Kakeknya. Begitu pil itu dimasukkan ke dalam mulut dan ditelan, pil penyembuh itu langsung pecah menyebarkan energi spiritual murni yang dikandungnya. Tubuh Tian Fan seketika dipenuhi oleh energi spiritual yang lalu diubah oleh dantiannya menjadi energi Qi. Rasa lelah yang mendera pemuda belia itu pun seketika menghilang begitu saja. "Kakek! Pil penyembuh buatanmu benar-benar hebat," puji Tian Fan dengan mata yang tampak berbinar. Tuan Feng Xiao terkekeh pelan. Padahal itu hanya pil tingkat satu, Tian Fan belum tau saja dia dapat membuat pil tingkat 7 sempurna jika dia mau. "Ambil ini, Kakek tidak membutuhkannya." Ujar Tuan Feng Xiao menyerahkan botol kecil berisi beberapa pil penyembuh lainnya kepada Tian Fan. "Terima kasih, Kek!" Senang Tian Fan menerima pil-pil itu. Di kota Han, jika pil-pil seperti ini dijual harganya pasti akan sangat mahal. Tian Fan yang awalnya adalah Tuan Muda dari klan Tian
Di antara lebatnya pepohonan, dua orang berjalan menyusuri tiap sudut hutan mencari beberapa tanaman spiritual yang dapat dijadikan sebagai bahan obat. Itu adalah Tuan Feng Xiao dan Tian Fan, merekalah yang sedang mencari bahan obat untuk bahan pelatihan Tian Fan sendiri nantinya. Keduanya sudah turun gunung sejak pagi tadi. Beberapa tanaman obat sudah mereka dapatkan tapi karna hari masih cukup panjang, keduanya memutuskan untuk tetap mencari guna menambah persediaan. "Kakek!" "Ada apa?" "Itu, bagaimana kalau kita berpencar saja untuk mempermudah pencarian?" ujar Tian Fan di sela langkah kakinya. "Berpencar? Apa kau yakin?" sahut Tuan Feng Xiao di sebelahnya. "Nak, kau harus tau bahwa hutan ini cukup berbahaya. Meskipun bagian luarnya hanya dihuni oleh sekelompok kecil binatang buas, tetap saja mereka termasuk ke dalam ancaman." Tuan Feng Xiao sedikit mencemaskan usulan dari cucunya. Dia tau Tian Fan memang memiliki kemampuan, akan tetapi pertarungan melawan binatang
Keesokan paginya... Cahaya matahari pagi bersinar menerangi dunia menembus celah sempit kamar Tian Fan membangunkan pemuda itu dari tidurnya. Tian Fan kemudian bangkit dari pembaringan dan bergegas keluar dari kamarnya. "Tuan, Feng Xiao!" Sapa Tian Fan pada pria tua yang tengah duduk di pekarangan rumahnya. Feng Xiao, pria tua misterius yang sudah membantu Tian Fan sebelumnya tersenyum dan menganggukkan kepalanya kepada pemuda belia yang berjalan ke arahnya."Kau sudah bangun?" "Sudah, Tuan." Jawab Tian Fan mendudukkan dirinya di dekat Tuan Feng Xiao. "Bagaimama kondisimu sekarang?" tanyanya. "Sudah jauh lebih baik, Tuan. Ini semua berkat obat-obatan yang anda berikan. Semua itu sungguh sangat membantuku. Tuan Feng, terima kasih!" ujar Tian Fan bersemangat. "Sama-sama, Nak." Tuan Feng Xiao memperhatikan Tian Fan diam-diam. Dari apa yang dilihatnya, Tian Fan adalah pemuda yang memiliki perawakan yang baik dan santun. Mendapati hal ini, Tuan Feng Xiao bertanya-tanya m