Di antara lebatnya pepohonan, dua orang berjalan menyusuri tiap sudut hutan mencari beberapa tanaman spiritual yang dapat dijadikan sebagai bahan obat.
Itu adalah Tuan Feng Xiao dan Tian Fan, merekalah yang sedang mencari bahan obat untuk bahan pelatihan Tian Fan sendiri nantinya. Keduanya sudah turun gunung sejak pagi tadi. Beberapa tanaman obat sudah mereka dapatkan tapi karna hari masih cukup panjang, keduanya memutuskan untuk tetap mencari guna menambah persediaan. "Kakek!" "Ada apa?" "Itu, bagaimana kalau kita berpencar saja untuk mempermudah pencarian?" ujar Tian Fan di sela langkah kakinya. "Berpencar? Apa kau yakin?" sahut Tuan Feng Xiao di sebelahnya. "Nak, kau harus tau bahwa hutan ini cukup berbahaya. Meskipun bagian luarnya hanya dihuni oleh sekelompok kecil binatang buas, tetap saja mereka termasuk ke dalam ancaman." Tuan Feng Xiao sedikit mencemaskan usulan dari cucunya. Dia tau Tian Fan memang memiliki kemampuan, akan tetapi pertarungan melawan binatang buas ibaratnya adalah pertarungan hidup dan mati. "Tidak masalah, Kek. Lagi pula aku tidak akan masuk hingga ke bagian dalam hutan ini, aku juga sadar dengan kemampuanku sendiri," ujar Tian Fan bersikeras. "Ya sudah. Jika kau memang percaya pada kemampuanmu, kita akan berpisah di sini. Ingatlah untuk kembali sebelum matahari terbenam, malam hari di hutan ini tidak seperti di hutan-hutan lainnya." Tuan Feng Xiao tidak bisa mencegah Tian Fan, agaknya pemuda itu ingin mengembangkan teknik bertarungnya. Selama ini Tuan Feng Xiao juga ikut memantau pelatihan Tian Fan dan ini mungkin adalah saat yang tepat untuk mencoba semua hasil pelatihannya. "Kalau begitu aku duluan, Kek." Tian Fan pun mengambil langkah berbeda dan mulai berjalan ke arah selatan sementara Kakeknya mengambil arah utara. Langkah demi langkah Tian Fan tapaki, jaraknya dengan Tuan Feng Xiao semakin jauh. Di bagian selatan hutan, di dekat lembah Tian Fan mulai menyusuri tempat itu untuk mencari tanaman obat. "Di sana!" Di tembok-tembok tebing Tian Fan melihat beberapa tanaman spiritual yang tumbuh dengan menempel pada bebatuan. Dia kemudian bergerak mendekat dan mulai memanjat tebing batu."Rumput akar biru, hmm, ini barang bagus." Satu per satu tanaman obat yang ditemukan mulai di cabut oleh Tian Fan. Dia hanya mengambil yang memang sudah siap dipanen, untuk yang muda masih dia biarkan tumbuh hingga tiba masa panennya. Tap! Tian Fan melompat dari tembok batu yang dia panjat, cukup tinggi sebenarnya tapi itu bukanlah masalah. "Sepertinya di sekitar lembah ini terdapat banyak tanaman obat yang berguna," ujar Tian Fan bersemangat melihat jauh ke depan. Tian Fan kembali melanjutkan perjalanannya dan benar saja dia kembali menemukan beberapa tanaman obat yang dapat dia gunakan untuk membuat pil. Namun kali ini niat Tian Fan tidak lagi semudah sebelumnya. Dari balik bebatuan, seekor binatang buas tiba-tiba saja melompat ke arahnya. Itu adalah seekor macan gunung. Dengan sorot mata tajam dan mulut yang berliur, dia menatap buas ke arah Tian Fan. Mendapati ada seekor binatang buas di hadapannya, Tian Fan sama sekali tidak menunjukkan ketakutan. Dalam kondisi berbahaya seperti itu, dia masih bisa mengendalikan ketenangannya. "Macan gunung ini sepertinya berada pada tingkat 3, dia lawan yang cukup kuat," ujar Tian Fan. Di dunia ini, mahluk-mahluk seperti itu dapat dikategorikan ke dalam beberapa kelas dan tingkatan. Di posisi paling bawah adalah binatang buas, lalu ada binatang spiritual, dan yang terakhir adalah binatang roh. Setiap kelas dibagi ke dalam beberapa tingkatan. Tingkat ini dimulai dari tingkat 1-9, setiap tingkatan tentunya dapat mengambarkan usia dan kekuatan dari kelas mahluk yang dimaksudkan. Sriiing! Tian Fan menarik pedangnya bersiap untuk melawan macan gunung yang hendak memangsa dirinya."Kebetulan sekali aku memang tengah mencari lawan untuk mencoba teknik pedang terbaruku. Macan gunung, terima kasih sudah datang." Seolah mengerti dengan apa yang Tian Fan katakan, macan gunung itu menggeram menunjukkan gigi-gigi tajamnya. Tian Fan menunjuk macan gunung itu dengan pedang panjang yang ada di tangannya."Majulah!" Macan gunung itu menekuk sepasang kaki belakangnya dan bersiap untuk berlari menerkam Tian Fan yang menantangnya. Whuush! Macan gunung itu pun bergerak, pertarungan di antara keduanya segera dimulai. Dengan tubuh rampingnya, macan gunung itu berlari dan tiba dalam sekejab mata di hadapan Tian Fan. Kaki depannya terangkat bersiap untuk mencakar pemuda itu. Tian Fan yang memiliki kepekaan luar biasa pun tidak diam begitu saja, dia bergerak tiga langkah ke kiri menghindari serangan yang datang. Berhasil menghindari serangan, Tian Fan juga tidak berhenti begitu saja. Dia membawa pedangnya cukup tinggi bersiap untuk melepaskan tebasan. Slaaash! Serangan Tian Fan membuahkan hasil. Bahu kanan macan gunung yang datang menerkamnya dilukai cukup dalam. Binatang buas itu segera melompat mundur menjauh dari Tian Fan. Darah mulai menetes dari lukanya, wajahnya yang garang dipenuhi rasa sakit dan amarah. Keduanya saling melihat satu sama lain sebelum macan gunung itu kembali mengambil langkah awal untuk melakukan serangan balasan. Kecepatannya meningkat akan tetapi Tian Fan masih cukup mampu mengimbanginya. Macan itu menyerang dengan ganas dan berhasil melukai dirinya. "Ku balas kau!" Tian Fan menyalurkan energi Qi ke dalam pedangnya dan bersiap untuk melepaskan serangan. Tebasan Melintang! Momentum energi yang cukup kuat muncul dari serangan Tian Fan membentuk garis datar yang datang dengan cepat ke arah macan gunung yang melompat ke arahnya. Slaaash! Tubuh macan gunung itu terbelah menjadi dua bagian yang berbeda di bawah serangan Tian Fan. Dalam sekejab dia pun tumbang dan tidak bernapas lagi. Tian Fan membelalak tak percaya melihat serangannya."I-Ini... hebat sekali." Tian Fan tidak menyangka bahwa hanya dengan satu serangan dia akan langsung menumbangkan macan gunung yang merupakan binatang buas tingkat 3. Sebelumnya, teknik yang Tian Fan gunakan adalah satu dari sekian banyak teknik yang di wariskan oleh Dewa Zhang Wuxi melalui ingatannya. Dengan wajah yang dipenuhi kebahagiaan, Tian Fan kemudian memasukan tubuh binatang buas itu ke dalam cincin penyimpanannya."Jika teknik paling bawah saja sudah sekuat ini, kira-kira bagaimana dengan teknik tingkat tingginya?" ujarnya dengan semangat menggebu. Tian Fan tidak bisa membayangkan sekuat apa Dewa Zhang Wuxi di masa kejayaannya hingga mampu menciptakan teknik sederhana namun begitu mematikan. Malam menjelang... Tian Fan berjalan kembali ke puncak gunung di mana kediaman Tuan Feng Xiao berada. Seperti yang sudah diperingati, Tian Fan harus kembali sebelum malam tiba. "Kau sudah kembali?" Sambut Tuan Feng Xiao begitu Tian Fan tiba di kediaman. "Istirahatlah. Malam nanti akan aku tunjukkan bagaimana caranya membuat pil obat." Tian Fan yang memang lelah pun membaringkan tubuhnya pada kursi panjang yang terbuat dari bambu. Sepasang mata tajamnya mulai terpejam dan tanpa sadar dia pun jatuh ke dalam tidurnya. Satu jam lamanya Tian Fan tertidur hingga pada akhirnya Tuan Feng Xiao membangunkannya. "Fan'er! Bangun." Tian Fan pun segera terbangun, bangkit dari kursi panjang yang di tidurinya lalu meregangkan tubuhnya."Kakek, berapa lama aku tidur?" Tanya pemuda itu sembari menguap menghilangkan sisa-sisa kantuknya. "Kau tertidur cukup lama. Segera bersihkan dirimu dan makan, setelah itu ikut aku untuk memulai pelatihanmu." "Baik, Kek." Tian Fan dengan patuh segera membersihkan dirinya dan setelahnya makan untuk mengisi perutnya yang kosong. Di ruangan yang cukup luas, Tian Fan dan Tuan Feng Xiao kini berada. Setelah makan, Tian Fan langsung ikut dengan Tuan Feng Xiao untuk memulai pelatihannya dalam meramu pil obat. "Kakek, pil apa yang akan kita buat?" Tanya Ye Fan antusias. Ini adalah praktek pertamanya setelah sekian lama hanya membaca buku-buku yang Tuan Feng Xiao berikan. "Kakek akan mengajari dirimu untuk membuat pil penyembuh tingkat 1. Kau perhatikan Kakek baik-baik," jawab Tuan Feng Xiao. "Siap, Kek!" Tuan Feng Xiao pun menyiapkan beberapa tanaman obat yang di butuhkan untuk membuat pil penyembuh tingkat 1. Rumput roh hijau, akar ginseng biru, dan beberapa tanaman herbal lainnya di letakkan di atas papan kayu. "Fan'er! Langkah pertama untuk membuat pil obat adalah dengan memanaskan tungku pelebur," ujar Tuan Feng Xiao dengan api yang tiba-tiba saja menyala dengan terkendali di tangannya. Api itu kemudian diarahkan ke tungku perak yang ada di depannya. Panas dari api mulai mempengaruhi tungku, saat dirasa panasnya sudah mencapai suhu yang diinginkan, satu per satu bahan obat pun dimasukkan. "Ingat ini, saat memasukkan bahan mulailah dengan bahan yang paling susah di leburnya," ujar Tuan Feng Xiao memberi arahan untuk langkah selanjutnya. "Terus jaga panas tungku hingga semua bahan selesai dimurnikan, saat aroma obat mulai tercium, gunakan energi jiwa untuk menyatukan semua bahan di dalam tungku." Tian Fan mendengar semua yang Kakeknya katakan dan mencatat semuanya di dalam kepala. Sembari memperhatikan bagaimana cara Tuan Feng Xiao meramu obat, Tian Fan perlahan mulai merasakan aroma harum tercium dari dalam tungku. "Aroma obat sudah muncul, ini adalah saat-saat paling krusial." Dengan cepat Tuan Feng Xiao menggunakan energi jiwanya untuk menyatukan semua bahan obat yang telah dimurnikan. Baaam! Tungku dipukul dengan cukup keras, tutupnya terbuka dan segera beberapa butir pil yang memancarkan aroma harum muncul dari dalam sana. Tuan Feng Xiao menangkap semua pil itu dan memasukkannya ke dalam botol kecil yang digunakan sebagai wadah penyimpanan. Satu pil di sisakan untuk di berikan kepada Tian Fan."Lihat ini, bagaimana menurutmu?" Tian Fan menerima pil itu dan memperhatikannya dengan seksama. Aroma pil yang begitu harum dan warnanya yang cerah seolah menggoda Tian Fan untuk menelannya. "Kakek! Pil ini berada di tingkat apa?" Tanya Tian Fan. "Ini adalah pil tingkat 1 sempurna. Kau harus ingat bahwa setiap kualitas pil dibagi ke dalam tiga bagian dimulai dari rendah, menengah, dan sempurna. Setiap perbedaan itu dapat kau lihat dari warna dan aromanya," tutur Tuan Feng Xiao. Tian Fan mengangguk ringan mendengarkan penuturan Kakeknya dan diam-diam menyimpan semuanya di dalam kepala."Kakek, apa boleh aku mencoba pil penyembuh ini?" "Tentu saja. Cobalah." Jawab Tuan Feng Xiao sembari mengelus janggut panjangnya yang telah memutih.Di bawah pohon yang rindang, Tian Fan duduk meneguk air dari botol minumnya. Saat ini dia berada di tengah hutan belantara setelah dua hari lalu melewati sebuah desa kecil. Selembar kertas tergenggam di tangannya, itu adalah peta benua selatan yang akan menuntunnya menuju ke Pegunungan Mubei. "Dari tempatku sekarang, seharusnya malam nanti aku bisa mencapai desa Daxu di depan sana," ujar Tian Fan menyamakan posisinya saat ini dengan peta. Setelah melihat sesaat peta itu, dia pun menyimpannya kembali ke dalam cincin penyimpanan. Ini sudah 5 hari sejak Tian Fan meninggalkan rumahnya di puncak gunung dan sudah ada beberapa pihak yang secara tidak sengaja bersinggungan dengannya. "Orang-orang bodoh itu katanya berasal dari sekte Tapak Setan. Hmm, bukankah sekte itu sudah runtuh belasan tahun lalu?" Gumam Tian Fan. Perang besar pernah terjadi antara sekte aliran putih melawan aliran hitam dahulu. Perang itu dimenangkan oleh aliansi sekte aliran putih, saat itu hampir semua sekte bera
Malam berlalu dijemput pagi yang membawa sinar hangat sang mentari. Di depan rumah sederhana yang terbuat dari kayu jati dan beratapkan daun rumbia, seorang pemuda berlutut memberi hormat kepada pria sepuh di depannya. "Kakek, terima kasih atas bimbinganmu selama ini. Hari ini aku hendak memulai perjalananku sendiri, aku mohon doa dan restu darimu," ujar Tian Fan tulus. Tuan Feng Xiao membungkuk menyentuh kedua bahu Tian Fan dan berkata dengan suara tuanya."Bangunlah, Nak. Doa dan restu dariku pasti akan menyertai dirimu." Tian Fan pun segera bangkit dan memeluk Kakeknya cukup lama. Ada rasa enggan di dalam hati untuk meninggalkan, tapi Tapi Fan punya tugas yang harus diselesaikan. Tian Fan menarik dirinya, matanya berkaca-kaca."Kakek, aku pergi. Jaga dirimu baik-baik," ujar pemuda tangguh tersebut. Tuan Feng Xiao mengangguk dengan mata yang juga berkaca-kaca."Pergilah, Nak." Ia pun membalik badannya dan mulai melangkah meninggalkan kediaman sederhana yang ditinggalinya
Di tengah hutan belantara, di bawah rimbunnya pepohonan terlihat seorang pemuda dengan perawakan tampan nan gagah tengah bertarung menghadapi beberapa binatang buas sekaligus. Ada tiga binatang buas yang menjadi lawannya di sana. Ketiga binatang buas dengan tubuh besar itu berada pada tingkat 9, mereka adalah lawan yang tangguh. Tapi tidak bagi pemuda tampan bernama Tian Fan itu. Dengan sebilah pedang di tangannya, dia mampu mengimbangi ketiga lawannya bahkan mampu mendesak mereka dengan serangannya. Badai Pedang! Belasan pedang muncul di udara begitu saja, berputar seirama jarum jam dan bersiap untuk menghancurkan. "Bunuh!" Satu perintah dari Tian Fan membawa pedang-pedang itu menyerang ketiga binatang buas yang menjadi lawannya secara langsung. Slaaash! Slaaash! "Argghhhh...!" Suara raungan penuh rasa sakit terpancar dari ketiga binatang buas yang menjadi lawannya. Dengan satu serangan terakhir dari Tian Fan, ketiga binatang buas itu mati dengan tubuh berantakan.
Tanpa keraguan Tian Fan pun langsung menelan pil yang baru saja dibuat oleh Kakeknya. Begitu pil itu dimasukkan ke dalam mulut dan ditelan, pil penyembuh itu langsung pecah menyebarkan energi spiritual murni yang dikandungnya. Tubuh Tian Fan seketika dipenuhi oleh energi spiritual yang lalu diubah oleh dantiannya menjadi energi Qi. Rasa lelah yang mendera pemuda belia itu pun seketika menghilang begitu saja. "Kakek! Pil penyembuh buatanmu benar-benar hebat," puji Tian Fan dengan mata yang tampak berbinar. Tuan Feng Xiao terkekeh pelan. Padahal itu hanya pil tingkat satu, Tian Fan belum tau saja dia dapat membuat pil tingkat 7 sempurna jika dia mau. "Ambil ini, Kakek tidak membutuhkannya." Ujar Tuan Feng Xiao menyerahkan botol kecil berisi beberapa pil penyembuh lainnya kepada Tian Fan. "Terima kasih, Kek!" Senang Tian Fan menerima pil-pil itu. Di kota Han, jika pil-pil seperti ini dijual harganya pasti akan sangat mahal. Tian Fan yang awalnya adalah Tuan Muda dari klan Tian
Di antara lebatnya pepohonan, dua orang berjalan menyusuri tiap sudut hutan mencari beberapa tanaman spiritual yang dapat dijadikan sebagai bahan obat. Itu adalah Tuan Feng Xiao dan Tian Fan, merekalah yang sedang mencari bahan obat untuk bahan pelatihan Tian Fan sendiri nantinya. Keduanya sudah turun gunung sejak pagi tadi. Beberapa tanaman obat sudah mereka dapatkan tapi karna hari masih cukup panjang, keduanya memutuskan untuk tetap mencari guna menambah persediaan. "Kakek!" "Ada apa?" "Itu, bagaimana kalau kita berpencar saja untuk mempermudah pencarian?" ujar Tian Fan di sela langkah kakinya. "Berpencar? Apa kau yakin?" sahut Tuan Feng Xiao di sebelahnya. "Nak, kau harus tau bahwa hutan ini cukup berbahaya. Meskipun bagian luarnya hanya dihuni oleh sekelompok kecil binatang buas, tetap saja mereka termasuk ke dalam ancaman." Tuan Feng Xiao sedikit mencemaskan usulan dari cucunya. Dia tau Tian Fan memang memiliki kemampuan, akan tetapi pertarungan melawan binatang
Keesokan paginya... Cahaya matahari pagi bersinar menerangi dunia menembus celah sempit kamar Tian Fan membangunkan pemuda itu dari tidurnya. Tian Fan kemudian bangkit dari pembaringan dan bergegas keluar dari kamarnya. "Tuan, Feng Xiao!" Sapa Tian Fan pada pria tua yang tengah duduk di pekarangan rumahnya. Feng Xiao, pria tua misterius yang sudah membantu Tian Fan sebelumnya tersenyum dan menganggukkan kepalanya kepada pemuda belia yang berjalan ke arahnya."Kau sudah bangun?" "Sudah, Tuan." Jawab Tian Fan mendudukkan dirinya di dekat Tuan Feng Xiao. "Bagaimama kondisimu sekarang?" tanyanya. "Sudah jauh lebih baik, Tuan. Ini semua berkat obat-obatan yang anda berikan. Semua itu sungguh sangat membantuku. Tuan Feng, terima kasih!" ujar Tian Fan bersemangat. "Sama-sama, Nak." Tuan Feng Xiao memperhatikan Tian Fan diam-diam. Dari apa yang dilihatnya, Tian Fan adalah pemuda yang memiliki perawakan yang baik dan santun. Mendapati hal ini, Tuan Feng Xiao bertanya-tanya m