Share

7. Latihan

last update Last Updated: 2022-06-29 10:30:35

Giri Fatih memilih untuk menjelaskan terlebih dahulu mengenai tingkatan kependekaran kepada Satria.

Di dunia persilatan tingkatan terbagi menjadi beberapa tingkatan yang di tentukan oleh kemampuan dan tenaga dalam seorang pendekar.

Pertama, yaitu tingkatan pendekar taruna. Seorang pendekar baru bisa di katakan pendekar taruna saat sudah mampu menyimpan tenaga dalam dan mengalahkan tiga orang dewasa dalam sebuah pertarungan.

Kedua, tingkatan pendekar madya. Biasanya tingkatan ini seorang pendekar sudah mampu menyimpan tenaga dalam berjumlah cukup banyak (paling tidak 30 lingkaran) di dalam tubuhnya dan memahami teknik oleh pernafasan, serta menguasai paling tidak tiga jurus kelas bawah.

Ketiga, pendekar ahli. Untuk mencapai tahap ini, seorang pendekar harus mampu menyimpan satu jule tenaga dalam (1=100 lingkaran tenaga dalam). 

Keempat, pendekar raja. Tingkatan ini menuntut seorang pendekar untuk memiliki dua jule tenaga dalam dan menguasai jurus-jurus tingkat tinggi, serta biasanya mereka yang sudah berada di tingkatan ini memiliki gelar tersendiri di dunia persilatan.

Kelima, pendekar suci. Berbeda dari empat lainnya, tingkatan pendekar suci di bagi menjadi 9 gerbang. Syarat mutlak seseorang untuk dapat di sebut pendekar suci adalah memiliki paling sedikit 3 jule tenaga dalam.

"Apakah kau sudah memahami penjelasan tentang tingkatkan kependekaran?" Tanya Giri Fatih.

"Tentu guru, aku sudah memahami semuanya dengan baik." Abinawa menjawab dengan cepat.

Girih Fatih yang mendengar hal itu, hanya tersenyum tipis. Sosok Abinawa mengingatkan dirinya saat masih muda dan saat pertama kali mempelajari seni bela diri.

Girih Fatih langsung memulai dengan latihan fisik. Dia ingin menguji batas kemampuan fisik dari Abinawa.

"Berlari mengelilingi hutan ini? Aku rasa itu bukan sesuatu yang berat." 

Abinawa dengan segera langsung berlari dengan kencang mengelilingi luasnya hutan. Dia terus berlari, tanpa henti dan tanpa merasa lelah. Semangat di dalam dirinya menjadi pelecut untuk dua terus berusaha keras.

Hari pertama Abinawa menghabiskan latihannya dengan terus berlari mengelilingi hutan. Latihan di hari kedua, tidak jauh berbeda dengan hari pertama. Abinawa kembali di perintahkan untuk berlari, akan tetapi sedikit berbeda dari hari pertama. Kali ini dia berlari dengan memikul dua ember air di punggungnya.

"Latihanmu akan berhasil, jika saat matahari terbenam, dua ember itu masih berisi air walaupun satu tetes." Kata Girih Fatih.

Abinawa menganggukkan kepalanya dengan cepat, pertanda dia mengerti dengan perintah dan menu latihan yang di berikan oleh Girih Fatih.

Dia langsung mengangkat dua ember itu dan berlari dengan cepat ke arah sungai. Dua ember yang sudah berisi air itu, langsung di bawah berlari mengelilingi hutan. 

Ketika matahari terbenam, dua ember air itu masih terisi beberapa tetes air. Abinawa yang melihat hal itu, tentu tersenyum riang.

Namun, nyatanya bukan hanya sekali. Abinawa terus melakukan latihan tersebut selama hampir satu purnama, hingga membuat dirinya bosan.

"Guru, apakah tidak ada latihan lainnya? Sejak satu purnama yang lalu, aku hanya terus berlari membawa dua ember berisi air ini berkeliling hutan." Abinawa yang mulai bosan langsung bertanya, tanpa bisa di tahan lagi.

Girih Fatih yang mendengar pertanyaan dari Abinawa hanya tersenyum dan tidak menjawab. Dia hanya berkata, jika latihan ini adalah dasar dari seni bela diri dan Abinawa harus memulainya hingga benar-benar lulus dan sempurna.

Terdengar dengusan kekesalan dari mulut Abinawa, akan tetapi tidak ada penolakan.

"Semua ini untuk dirimu Nawa." 

Selama lebih dari tiga purnama, Abinawa terus memikul dua ember air yang berisi penuh dan membawanya berkeliling hutan dengan syarat air di dalam ember itu tidak boleh habis.

"Damar, cukup. Kau tidak perlu lagi memikul dua ember air itu kembali." Girih Fatih mencegah langkah Abinawa yang hendak kembali memikul dua ember yang berisi air itu.

Abinawa yang mendengar hal itu, tentu tersenyum girang. Dia sudah sejak lama menantikan hari ini tiba.

"Fisik dan ketahanan tubuhmu sudah terbentuk. Aku sengaja memberikan latihan membosankan itu kepadamu, karena fisik dan wadah seorang pendekar selalu di pandang sebelah mata.

Padahal sebenarnya fisik dan dasar adalah fondasi utama dari ilmu bela diri dan kanuragan. Lewat latihan itu, kau sudah mampu menjaga keseimbangan dan juga membentuk otot punggung dan lengan, serta membentuk tulang yang kuat." 

Girih Fatih memberikan penjelasan tentang manfaat latihan yang di lakukan oleh Abinawa selama ini. Abinawa yang mendengar hal itu, tentu langsung menganggukan kepalanya pertanda mengerti. Dia mulai menyadari jika semua latihan yang di berikan oleh Girih Fatih selama ini memiliki manfaat yang sangat besar.

"Maafkan aku guru, karena sudah meragukan dirimu."  Abinawa bersujud memohon maaf kepada Girih Fatih karena sudah meragukan kualitas dirinya.

"Tidak usah kau pikirkan, aku pun dulu sempat berpikir sama seperti yang kau pikirkan ... Sekarang persiapkan dirimu untuk latihan selanjutnya." 

"Latihan selanjutnya adalah pernafasan."

Girih Fatih memerintahkan Abinawa  untuk membuka bajunya dan memerintahkan untuk lompat ke dalam lubuk (Sungai yang dalam).

"Meluncur sampai dasar dan tahan nafas selama yang kau bisa." Pinta Girih Fatih.

Abinawa tanpa banyak bertanya lagi, langsung melesat atau meluncur menuju dasar lubuk. Dia bertahan cukup lama, sebelum kembali ke daratan dengan nafas yang sesak.

"Kau baru boleh berhenti, jika sudah mencapai target yang aku tentukan." Kata Girih Fatih, sembari mengambil posisi duduk di bawah pohon rindang, lengkap dengan satu buah apel segar.

Abinawa yang mendengar hal itu, hanya bisa tersenyum tipis. Dia sadar jika latihan kali ini akan jauh lebih rumit dan menyiksa.

"Aku harus kuat, karena tidak ada pendekar hebat yang lahir oleh latihan sederhana." Abinawa bertekad.

Setelah nafasnya kembali normal, Abinawa kembali meluncur ke dalam lubuk dan menahan nafas selama yang dia bisa. Abinawa terus melakukan hal itu secara terus menerus, hingga hari berganti gelap.

Bahkan, tanpa terasa hari telah berganti dengan cepat dan Abinawa masih melakukan latihan yang sama secara berulang-ulang.

"Aku harus segera menyelesaikan latihan ini, agar bisa memulai menu latihan selanjutnya." Abinawa bertekad keras di dalam hatinya.

Abinawa dengan cepat kembali meluncur menuju dasar lubuk. Berbeda dari sebelumnya, kali ini dengan waktu yang lama.

"Akhhhh .... " Abinawa berteriak dengan keras.

Beberapa saat kemudian, sosok Abinawa sudah kembali ke daratan dengan nafas ngos-ngosan, sembari tangan kanannya memegang dadanya yang terasa sesak.

Girih Fatih yang melihat hal itu tersenyum puas, dia lantas berjalan pelan ke arah Abinawa.

"Kau sudah berhasil, istirahatlah karena besok kita akan memulai latihan bela diri yang sesungguhnya." Kata Girih Fatih.

Abinawa yang mendengar hal itu, tentu langsung bersorak dengan riang dan tanpa sadar melupakan rasa sesak dan nyeri di bagian dadanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hamdani Abdullah
nama2 tokoh kacau.. tidak konsekwen
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Legenda Naga Langit   135. Latihan Maung Cana

    Di saat Abinawa di sibukkan dengan melatih Maung Cana setiap harinya agar menjadi salah satu pendekar nomor satu di daratan dunia persilatan, dan akan menjadi sosok yang akan sangat di andalkan ketika perang pesar antar ras manusia dengan ras siluman nantinya.Sementara Sumbayu terlihat berkutat dengan Bebe lembar lontar di tangannya yang sudah di pembibitan oleh goresan coretan tinta. Sumbayu memang lebih banyak menghabiskan waktunya di meja kamarnya, dari pada berkutat dengan pengembangan kemampuan kanuragan dan silatnya. Hal ini tentunya, karena Sumbayu tahu betul jika kemampuan utamanya bukan pada olah kanuragan, akan tetapi di bidang konseptor/bermain di balik layar dengan strategi dan taktiknya.Seperti saat ini, Sumbayu bukan berantai, akan tetapi dia sedang menyusun beberapa bagan sekte yang harus di bangun dan juga terus di kembangkan, selain kemampuan silat dan kanuragan para murid. Hal ini tentu untuk mempersiapkan sekte ini menjadi kekuatan baru dunia persilatan di masa de

  • Legenda Naga Langit   134. Otak dan Otot

    Pasca Liwandara yang mengalami kritis dan berada d kondisi hidup dan mati, Awundara langsung memberikan perintah kepada setiap anggota Sayap Emas untuk kembali berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka.Liwandara yang sudah di kenal sangat kuat dan perkasa saja masih mampu di libas oleh dunia persilatan, apalagi mereka yang jauh lebih lemah dan malas untuk berlatih guna meningkatkan kemampuan dan kekuatan."Kalian bebas menggunakan setiap sumber daya yang kita miliki, akan tetapi jangan berlebihan dan tidak menimbulkan dampak pada perkembangan kemampuan kanuragan kalian," tutur Awundara.Awundara kali ini turun langsung memberikan perintah kepada setiap anggota, tentu hal ini membuat banyak persepsi di antara anggota mereka, apalagi berita tentang Liwandara kritis sudah menyebar dan hampir di keju oleh seluruh anggota Sayap Emas."Kemampuan kelompok kita hari ini masih belum cukup untuk membuat kelompok kita menguasai dunia persilatan, maka dari itu aku persilahkan kalian menggunakan

  • Legenda Naga Langit   133. Sosok Misterius Sayap Emas

    Awundara benar-benar murka, dia sangat sulit percaya jika sosok kepercayaannya itu menderita luka dalam yang sangat serius. Bahkan untuk menyelamatkan nyawanya, Awundara harus merelakan begitu banyak sumber daya berharganya.Misi yang sebelumnya di anggap mudah, kini malah memakan korban yang tidak sedikit bagi Sayap Emas. Padahal sebelumnya, Awundara sudah memberi perintah untuk mereka segera berkemas dan pindah ke Pulau Es Utara, karena dia meyakini jika Liwandara tidak akan mengalami kegagalannya."Kau harus selamat, Liwan. Kita masih memiliki misi besar untuk menjadi penguasa dunia persilatan bersama... Kau tidak boleh mati," ucap Awundara.Awundara dan Liwandara sudah bersama sejak puluhan tahun terakhir, di mulai dari hanya seorang pendekar perampok, kini menjelma menjadi salah satu kekuatan dunia persilatan. Awundara ingat betul, jika dalam sebuah aksi, mereka di pertemukan dengan sosok misterius yang memberikan kitab silat tingkat tinggi dan sumber daya berharga, yang pada akh

  • Legenda Naga Langit   132. Sekte Naga Langit

    Detik berganti menit, dan menit berganti pula menjadi jam. Tidak terasa satu hari telah berlalu. Abinawa dan dua rekan seperjalanannya bergegas menuju wilayah bagian selatan yang akan di jadikan lokasi berdirinya sekte mereka.Hutan luas menyambut mereka, pepohonan menjulang tinggi, tidak jauh dari lokasi mereka berdiri terdapat air terjun yang akan menjadi sumber penghidupan sekte ini nantinya. "Di sinilah kita akan mendirikan Sekte, Sekte Naga Langit. Jadi sekarang waktunya untuk bekerja... " Seru Abinawa dengan semangat.Abinawa dengan pedang pusakanya mampu memotong pohon-pohon tinggi itu dengan mudahnya, dia bahkan tidak mengalami kesulitan memindahkan dan membelahnya. Pekerjaan yang harus memakan waktu lama, mampu di selesaikan oleh mereka hanya dalam waktu kurang dari satu hari.Sebuah komplek bangunan sudah berdiri dengan kokohnya. Terdapat tiga bangunan utama yang di fungsikan sebagai tempat latihan dan pembelajaran jurus-jurus. Sementara dua ruangan lainnya di fungsikan seb

  • Legenda Naga Langit   130. Perpisahan

    Ini harusnya Bab 230. "Siapa dirimu sebenarnya anak muda!!! Aku tidak pernah memiliki urusan denganmu, aku mohon ampunilah aku, aku akan menjadi orang baik dan akan hidup dengan bertanam dan berkebun, aku berjanji," Sorkan memohon ampunan dari pemuda yang berdiri dengan pedang di genggaman tangan kanannya itu. "Mengampuni orang seperti dirimu hanya akan membuat masalah di masa depan, bisa jadi kau akan mencari cara untuk menjadi lebih kuat, setelah itu kau akan menciptakan banyak kekacauan yang akan membuat umat manusia menjadi sengsara, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi... Jadi sebaiknya orang-orang seperti dirimu ada baiknya di lenyapkan saja, " ucap pemuda itu dengan sorot mata yang tajam. Sorkan hanya bisa meneguk selivanya, semua bulu yang ada di tubuhnya berdiri dengan serempak. Pemuda di hadapannya seolah-olah menjelma menjadi iblis haus darah yang akan mencabut nyawanya sebentar lagi. Sorkan menggenggam erat pedangnya, dia tentu tidak ingin mati tanpa memberikan p

  • Legenda Naga Langit   230. Kota Mentari Kuning

    Setelah semua masalah yang mendera Kota Tanjung Hitam selesai dan kota itu kembali seperti sediakala, barulah Abinawa melanjutkan perjalanan menuju salah satu desa yang berada di ujung barat yang akan di jadikan berdirinya sekte yang akan mereka dirikan.Tujuan mereka kembali melanjutkan perjalanan memang untuk menuju ujung barat tepat hampir di bawah sinar matahari terbenam. Abinawa akan mendirikan sebuah sekte di sana dan di kemudian hari akan menjadi salah satu kekuatan utama dunia persilatan.Selain itu, Abinawa memiliki tujuan lain, yaitu pusaka legendaris milik salah satu pendekar kera bijaksana, yaitu tongkat Mahadewa. Konon kekuatan pusaka ini hampir sama kuatnya dengan kemampuan pedang naga langit milik Abinawa saat ini.Berita tentang pusaka tongkat Mahadewa tidak banyak di ketahui oleh para pendekar dunia persilatan, karena 100 tahun yang lalu sudah di lakukan pencarian akan tetapi tidak di temukan sehingga di anggap hanya mitos belaka.Namun, Banyu Aji yang memiliki banyak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status