Share

8. Latihan II

Penulis: Aldo paikerz15
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-30 10:48:00

Matahari bersinar dengan terang, memberikan penerangan bagi seluruh dunia. Sejuknya angin pagi menambah kesan indahnya suasana pagi ini.

Abinawa sudah sejak pagi berada di lapangan bersiap untuk berlatih. Girih Fatih yang melihat hal itu, tentu tersenyum riang.

"Ku lihat kau sangat bersemangat sekali Abinawa." Kata Abinawa.

"Tentu saja guru, aku sudah tidak sabar untuk dapat menyimpan tenaga dalam di tubuhku dan menjadi seorang pendekar." Abinawa menjawab dengan semangat.

Girih Fatih yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum lembut. Dia lantas menjelaskan jika proses yang harus di lalui oleh Abinawa masih panjang.

"Kau harus menguasai dasar bela diri terlebih dahulu, baru setelah ini kita memulai tahap penyimpangan tenaga dalam." Pinta Abinawa.

Abinawa yang mendengar hal itu, tentu membuat dia kecewa. Namun, hal itu tidak membuat dia mundur.

"Tidak usah khawatir, semakin cepat kau menguasai dasar bela diri, maka semakin cepat pula kau untuk dapat menyimpan tenaga dalam." Kata Abinawa.

"Aku akan dengan cepat menguasai dasar bela diri guru ... Aku akan menyelesaikannya dengan cepat." Sahut Abinawa dengan semangat dan bergelora.

Girih Fatih dengan segera langsung memulai dengan kuda-kuda dasar dan tendangan. Kuda-kuda dasar terbagi menjadi 20 bagian. Sementara tendangan di bagi menjadi 4 bagian, yaitu tendangan depan, tendangan samping, tendangan sabit dan tendangan cangkul.

Teknik dasar dapat di lalui dengan cepat oleh Lanting Damar, hal itu tentu membuat Girih Fatih tersenyum puas. Sosok Abinawa benar-benar menunjukkan jika dirinya memiliki bakat bela diri dan olah kanuragan.

"Luar biasa, hanya dalam waktu tiga hari saja, kau sudah menguasai dasar dengan tingkat penguasaan sempurna." Girih Fatih tanpa sungkan memberikan pujiannya kepada Abinawa.

"Itu semua berkat bimbingan dan arahan dari guru." Kata Abinawa.

Girih Fatih yang mendengar jawaban dari Abinawa merendah membuat dia merasa tidak salah dalam mengangkat murid.

Setelah mampu menguasai dasar, Abinawa juga harus dapat mempelajari macam-macam variasi tendangan dan di tambah pukulan. Selain itu, Abinawa juga harus mempelajari tangkapan dan elekan.

"Tangkapan dan elekan adalah dua hal yang wajib di miliki oleh seorang pendekar." Jelas Girih Fatih.

Girih Fatih menjelaskan jika dua hal ini sama pentingnya dengan dasar dan kekuatan fisik. Karena jika seorang pendekar memiliki tangkapan dan elekan yang bagus, maka reflek akan mengikuti. Sehingga membuat seorang pendekar menjadi tanpa tanding dan tidak tertandingi.

"Kau harus mempelajari dua hal ini dengan sempurna, karena dua hal inilah yang akan menentukan nasib dirimu di masa depan." Pinta Girih Fatih kepada Abinawa.

Abinawa menganggukkan kepala dengan semangat. Dia tentu menjadi begitu bersemangat, karena sadar jika dia berusaha dengan maksimal, maka dia akan mendapatkan hasil yang dia bayangkan.

Girih Fatih memulai latihan tangkapan. Abinawa memulai dengan pelan, dia langsung berjalan di atas batang pohon yang memanjang membelah lebarnya sungai. Sepanjang jalan itu pula, dirinya harus dapat menangkap setiap apel yang di lemparkan oleh Girih Fatih.

Selain melatih tangkapan, tanpa sadar Abinawa juga melatih keseimbangan tubuh. Abinawa melewati semua itu dengan cepat, dia menghabiskan waktu satu purnama.

Selama kurang lebih satu purnama, Abinawa sudah menguasai tangkapan dan keseimbangan tubuh sampai penguasaan mahir.

"Baik, aku rasa sudah cukup untuk latihan tangkapan. Selanjutnya yaitu latihan elekan, ini akan jauh lebih rumit." Kata Girih Fatih.

Girih Fatih lantas mengajak Abinawa untuk meninggalkan sungai dan menuju ke dalam hutan. Ternyata di sana sudah ada puluhan batang kayu yang di tancapkan bersusun rapi.

Abinawa yang sadar akan hal itu, langsung melompat dengan segera ke atas batang kayu itu dan segera memasang kuda-kuda tarungnya.

"Kau sangat cepat memahaminya." Kata Girih Fatih. 

"Tugasmu hanya mengelak setiap lemparanku ini, tidak perlu menangkapnya. Kau mengerti bukan?" Lanjut Abinawa.

Abinawa menganggukkan kepalanya dengan segera. Abinawa menarik nafas berlahan dan menghembuskan kembali secara berlahan.

Detik kemudian, puluhan kerikil kecil melesat dengan cepat ke arah Abinawa. Abinawa yang melihat hal itu, tentu dengan segera berusaha sebisa mungkin untuk menghindar.

Namun, kecepatan dari kerikil itu gagal untuk di imbangi dan di hindari dengan kecepatan menghindar dari Abinawa. Alhasil Abinawa harus puas melihat tubuhnya dengan cepat di penuhi oleh luka, akibat serangan dari kerikil tersebut.

"Akhhh ... " Abinawa meringis kesakitan dan merasakan nyeri di beberapa bagian lukanya itu.

Girih Fatih yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis, "Kau harus lebih cepat, jika tidak ingin mengalami luka setiap harinya."

Abinawa yang mendengar hal itu, hanya bisa pasrah dan menghela nafas panjang. Dia sudah dapat membayangkan jika dalam beberapa hari ke depan, tubuhnya tidak akan terbebas dari luka.

Benar saja, Abinawa harus merelakan satu purnama lebih untuk dapat menyelesaikan latihan elekan tersebut, lengkap dengan tubuh yang di penuhi bekas luka.

"Aku ucapkan selamat, karena kau sudah berhasil menyempurnakan latihan dariku ini, sekarang inilah saat yang paling kau tunggu ... Membuka dantian dan membuatmu mampu menyimpan tenaga dalam ... "

Abinawa yang mendengar hal itu, tentu langsung melonjak girang. Dia sungguh tidak pernah menduga jika hari akhirnya tiba pula.

"Ikutlah denganku, langkah pertama yaitu Tapa Brata. Berhasil tidaknya ini tergantung pada dirimu sendiri ... " Girih Fatih langsung mengajak Abinawa menuju sebuah air terjun yang berada di hulu sungai.

Abinawa cukup terkejut saat mengetahui ada air terjun di sekitar tempat mereka latihan selama ini.

"Bertapalah selama satu purnama, aku yakin satu purnama sudah lebih dari cukup untukmu membuka dantian ... " 

Tidak terlalu banyak bertanya, Abinawa langsung melompat ke  atas bagi yang berada di tengah-tengah air terjun tersebut. Dia langsung mengambil posisi duduk bersila.

"Aku akan menjemputmu satu purnama ke depan, aku harap kau berhasil membuka dantian di dalam tubuhmu." Girih Fatih menepuk pundak Abinawa dengan yakin jika Abinawa akan menyelesaikan semuanya.

"Guru tidak usah khawatir, aku akan melakukan yang terbaik dan tentunya tidak akan pernah mengecewakan guru." Kata Abinawa dengan penuh semangat.

Setelah Girih Fatih menghilang dari pandangan, Abinawa langsung menutup matanya memfokuskan dirinya untuk membuka dantian dan membuat tubuhnya dapat menyimpan tenaga dalam, agar membuat dia dapat menjadi pendekar pilih tanding ataupun bukan tidak mungkin tanpa tanding di seluruh daratan.

Abinawa benar-benar memfokuskan dirinya pada Tapa Bratanya dan melupakan sejenak mengenai kerasnya dunia dan kehidupan. Abinawa benar-benar bertekad untuk dapat membuka dantian dengan cepat, agar dapat memberikan kebanggaan pada sosok gurunya dan membuktikan jika Girih Fatih tidak salah mengangkat dirinya menjadi murid selama ini.

Dalam beberapa hari ke depan, tubuh Abinawa mulai di selimuti oleh sinar atau kilau cahaya berwarna merah dan biru yang menyelimuti tubuh Abinawa.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Budi Mardi
1 bulan purnama bertapa dgn tdk makan n minum dibawah guyuran air terjun, apa tdk modar?? cerita yg betul fantasi n tdk masuk akal, apalagi blum bisa tenaga dalam ataupun kutivasi.. Author novel ini sungguh sangat bodoh, tolol. otakmu penuh tai..!!!!
goodnovel comment avatar
Nanda Pangestu
tolong nama tokonya
goodnovel comment avatar
Achmad Syakir
tubuh abinawa diselimuti cahaya putih dan biru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Legenda Naga Langit   135. Latihan Maung Cana

    Di saat Abinawa di sibukkan dengan melatih Maung Cana setiap harinya agar menjadi salah satu pendekar nomor satu di daratan dunia persilatan, dan akan menjadi sosok yang akan sangat di andalkan ketika perang pesar antar ras manusia dengan ras siluman nantinya.Sementara Sumbayu terlihat berkutat dengan Bebe lembar lontar di tangannya yang sudah di pembibitan oleh goresan coretan tinta. Sumbayu memang lebih banyak menghabiskan waktunya di meja kamarnya, dari pada berkutat dengan pengembangan kemampuan kanuragan dan silatnya. Hal ini tentunya, karena Sumbayu tahu betul jika kemampuan utamanya bukan pada olah kanuragan, akan tetapi di bidang konseptor/bermain di balik layar dengan strategi dan taktiknya.Seperti saat ini, Sumbayu bukan berantai, akan tetapi dia sedang menyusun beberapa bagan sekte yang harus di bangun dan juga terus di kembangkan, selain kemampuan silat dan kanuragan para murid. Hal ini tentu untuk mempersiapkan sekte ini menjadi kekuatan baru dunia persilatan di masa de

  • Legenda Naga Langit   134. Otak dan Otot

    Pasca Liwandara yang mengalami kritis dan berada d kondisi hidup dan mati, Awundara langsung memberikan perintah kepada setiap anggota Sayap Emas untuk kembali berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka.Liwandara yang sudah di kenal sangat kuat dan perkasa saja masih mampu di libas oleh dunia persilatan, apalagi mereka yang jauh lebih lemah dan malas untuk berlatih guna meningkatkan kemampuan dan kekuatan."Kalian bebas menggunakan setiap sumber daya yang kita miliki, akan tetapi jangan berlebihan dan tidak menimbulkan dampak pada perkembangan kemampuan kanuragan kalian," tutur Awundara.Awundara kali ini turun langsung memberikan perintah kepada setiap anggota, tentu hal ini membuat banyak persepsi di antara anggota mereka, apalagi berita tentang Liwandara kritis sudah menyebar dan hampir di keju oleh seluruh anggota Sayap Emas."Kemampuan kelompok kita hari ini masih belum cukup untuk membuat kelompok kita menguasai dunia persilatan, maka dari itu aku persilahkan kalian menggunakan

  • Legenda Naga Langit   133. Sosok Misterius Sayap Emas

    Awundara benar-benar murka, dia sangat sulit percaya jika sosok kepercayaannya itu menderita luka dalam yang sangat serius. Bahkan untuk menyelamatkan nyawanya, Awundara harus merelakan begitu banyak sumber daya berharganya.Misi yang sebelumnya di anggap mudah, kini malah memakan korban yang tidak sedikit bagi Sayap Emas. Padahal sebelumnya, Awundara sudah memberi perintah untuk mereka segera berkemas dan pindah ke Pulau Es Utara, karena dia meyakini jika Liwandara tidak akan mengalami kegagalannya."Kau harus selamat, Liwan. Kita masih memiliki misi besar untuk menjadi penguasa dunia persilatan bersama... Kau tidak boleh mati," ucap Awundara.Awundara dan Liwandara sudah bersama sejak puluhan tahun terakhir, di mulai dari hanya seorang pendekar perampok, kini menjelma menjadi salah satu kekuatan dunia persilatan. Awundara ingat betul, jika dalam sebuah aksi, mereka di pertemukan dengan sosok misterius yang memberikan kitab silat tingkat tinggi dan sumber daya berharga, yang pada akh

  • Legenda Naga Langit   132. Sekte Naga Langit

    Detik berganti menit, dan menit berganti pula menjadi jam. Tidak terasa satu hari telah berlalu. Abinawa dan dua rekan seperjalanannya bergegas menuju wilayah bagian selatan yang akan di jadikan lokasi berdirinya sekte mereka.Hutan luas menyambut mereka, pepohonan menjulang tinggi, tidak jauh dari lokasi mereka berdiri terdapat air terjun yang akan menjadi sumber penghidupan sekte ini nantinya. "Di sinilah kita akan mendirikan Sekte, Sekte Naga Langit. Jadi sekarang waktunya untuk bekerja... " Seru Abinawa dengan semangat.Abinawa dengan pedang pusakanya mampu memotong pohon-pohon tinggi itu dengan mudahnya, dia bahkan tidak mengalami kesulitan memindahkan dan membelahnya. Pekerjaan yang harus memakan waktu lama, mampu di selesaikan oleh mereka hanya dalam waktu kurang dari satu hari.Sebuah komplek bangunan sudah berdiri dengan kokohnya. Terdapat tiga bangunan utama yang di fungsikan sebagai tempat latihan dan pembelajaran jurus-jurus. Sementara dua ruangan lainnya di fungsikan seb

  • Legenda Naga Langit   130. Perpisahan

    Ini harusnya Bab 230. "Siapa dirimu sebenarnya anak muda!!! Aku tidak pernah memiliki urusan denganmu, aku mohon ampunilah aku, aku akan menjadi orang baik dan akan hidup dengan bertanam dan berkebun, aku berjanji," Sorkan memohon ampunan dari pemuda yang berdiri dengan pedang di genggaman tangan kanannya itu. "Mengampuni orang seperti dirimu hanya akan membuat masalah di masa depan, bisa jadi kau akan mencari cara untuk menjadi lebih kuat, setelah itu kau akan menciptakan banyak kekacauan yang akan membuat umat manusia menjadi sengsara, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi... Jadi sebaiknya orang-orang seperti dirimu ada baiknya di lenyapkan saja, " ucap pemuda itu dengan sorot mata yang tajam. Sorkan hanya bisa meneguk selivanya, semua bulu yang ada di tubuhnya berdiri dengan serempak. Pemuda di hadapannya seolah-olah menjelma menjadi iblis haus darah yang akan mencabut nyawanya sebentar lagi. Sorkan menggenggam erat pedangnya, dia tentu tidak ingin mati tanpa memberikan p

  • Legenda Naga Langit   230. Kota Mentari Kuning

    Setelah semua masalah yang mendera Kota Tanjung Hitam selesai dan kota itu kembali seperti sediakala, barulah Abinawa melanjutkan perjalanan menuju salah satu desa yang berada di ujung barat yang akan di jadikan berdirinya sekte yang akan mereka dirikan.Tujuan mereka kembali melanjutkan perjalanan memang untuk menuju ujung barat tepat hampir di bawah sinar matahari terbenam. Abinawa akan mendirikan sebuah sekte di sana dan di kemudian hari akan menjadi salah satu kekuatan utama dunia persilatan.Selain itu, Abinawa memiliki tujuan lain, yaitu pusaka legendaris milik salah satu pendekar kera bijaksana, yaitu tongkat Mahadewa. Konon kekuatan pusaka ini hampir sama kuatnya dengan kemampuan pedang naga langit milik Abinawa saat ini.Berita tentang pusaka tongkat Mahadewa tidak banyak di ketahui oleh para pendekar dunia persilatan, karena 100 tahun yang lalu sudah di lakukan pencarian akan tetapi tidak di temukan sehingga di anggap hanya mitos belaka.Namun, Banyu Aji yang memiliki banyak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status