Share

Bab 9. Pedang Cerewet

Aku tidak sempat menghitung berapa Orc yang mati karena sabetan pedang Direnc. Saat pedang ini bersinar, Orc lari tunggang langgang seolah takut akan terbakar oleh cahayanya.

"Arkan! Sejak kapan kamu—"

"Tampan!" Aku menebak.

"Bisa menggunakan pedang sehebat itu," ungkap Yasemin.

Untuk sementara rumah Bamsi aman. Aku bisa bernapas lega. Sementara itu Bamsi dan teman-temannya duduk di lantai karena kelelahan.

"Bro! Kejar meraka, yuk? Asik, nih," ujar pedang Direnc

"Sebentar," jawabku.

"Sebentar apa," tanya Yasemin.

Mungkin Yasemin tidak bisa mendengar perkataan pedang Direnc.

"Nanti saja aku ceritakan," janjiku.

Saat aku keluar melalui pintu utama yang telah rusak, desa Zirve terlihat kacau balau. Rumah warga hancur, terbakar, dan banyak sekali korban yang berjatuhan.

Orc memilih menghindar, berlari atau bersembunyi dari cahaya pedang Direnc.

"Dasar Orc pengecut," keluh Pedang Direnc

Kami—aku dan pedang Direnc—mengejar Orc terde
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status