Home / Fantasi / Legenda Pendekar Biru / Bab 190 Simponi Kerinduan

Share

Bab 190 Simponi Kerinduan

Author: Pujangga
last update Last Updated: 2025-08-27 19:30:15

Setelah mengantar Nindhi, Gendis, Kitri, dan Yamuna ke kamarnya. Lintang segera melesat kembali menuju barak pasukan, menanti Raden Rakean yang berniat menemuinya lagi.

Selain itu, Lintang juga tidak bisa membiarkan mereka bergeletakan di alam terbuka tanpa pengawasan karena masih banyak anjing atau hewan liar dari hutan yang kerap berlalu lalang.

Wush! Tap!

Lintang mendarat di halaman barak, mendapati jumlah semua pasukan dan teman-temannya masih utuh, Lintang lantas berjalan menuju bukit.

Saat itu hari sudah mulai memasuki malam, rerumputan telah berubah warna kehitaman. Sementara pohon-pohon hanya tinggal bayang di selimuti kegelapan.

Lintang selanjutnya duduk bersandar di batang pohon yang cukup besar, merasakan dinginnya hembusan angin sembari menatap bintang-bintang di atas langit luas.

“Haaaaah, alam memang tidak bisa berbohong. Kedamaiannya terlalu melenakan,” gumam Lintang setelah menghela napas panjang.

Setelah itu dia lantas menarik seruling surga, menempelkan lubang di uju
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 195 Perjalanan Perang Galatik bagian 3

    Di tempat peristirahatan, Lintang mengajari para gadis memasak. Dia memberi berbagai pengetahuan tentang berbagai bumbu yang dapat membuat makanan menjadi lezat.Nindhi begitu senang mendapatkan pelajaran tersebut, sementara Cantika Ayu terus meracau mengomeli Lintang.Sedangkan Putri Widuri hanya dapat menyaksikan dari jauh akibat terlalu malu mendekati Lintang.“Apa kalian mengerti?” tanya Lintang.“Me-mengerti senior,” angguk Gendis, Kitri, dan Yamuna serentak.“Bagimana denganmu Nindhi?” pandangan Lintang beralih pada gadis cantik yang merupakan teman sekelasnya.“A-aku juga me-mengerti Kusha,” angguk Nindhi malu-malu, sementara wajahnya begitu merona merah.“Kau bagaimana gadis galak?” tanya Lintang kepada Cantika Ayu.“Cih! Hanya seperti itu tentu saja aku mengerti.” Ketus Cantika Ayu.“Hahaha, baiklah! Setelah ini lakukan sendiri. Sekarang kalian yang akan memasak untuk semua pasukan,” ungkap Lintang sembari tertawa riang.“Se-semua?” Nindhi, Yamuna, Gendis, dan Kitri seketika

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 194 Perjalanan Perang Galatik bagian 2

    Selama 14 hari rombongan Lintang terus masuk menerobos hutan, menciptakan jalan pendakian yang dapat dilalui kuda, mencari jalan penyebrangan sungai serta membunuh apa pun yang sekiranya akan membahayakan. Termasuk siluman buas gila yang tidak bisa ditaklukan.Saat ini posisi rombongannya dengan pasukan Prabu Mangkukarsa terpaut jarak 3 hari perjalanan. Itu pun setelah Lintang beberapa kali berhenti untuk menciptakan jalan.Andai saja Lintang tidak membantu membuat jalur, maka sudah sedari kemarin mereka tiba di kerajaan Galatik.Hal itu karena kecepatan para silumam Banteng jauh melebihi ilmu meringkan tubuh seorang pendekar. Terlebih mereka mampu memanjat tebing curam, menapak di atas air, serta melompat tinggi menghindari jurang-jurang hutan.Petung dan teman-temannya begitu setia kepada Lintang. Mereka bahkan ikut menciptakan jalur kuda meski tanpa diminta.Bahkan ketika Lintang lapar pun, petung dengan cekatan pergi berburu mencari buah-buahan dan rusa.Dia begitu sangat senang b

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 193 Perjalanan Perang Galatik

    Siang hari, 350 ribu pasukan kerajaan Manggala pun berangkat menuju kerajaan Galatik.Mereka akan menempuh jarak sekitar 30 hari untuk tiba di sana, mencoba menggapai momentum penentuan memperebutkan apa yang dinamakan hak dan pembalasan.Tidak ada satu pun yang tahu apakah akan kembali pulang dengan membawa kemenangan atau malah gugur terbantai di tempat musuh.Semua masih berupa misteri, yang jelas mereka berangkat dengan tekad kuat. Sebuah semangat membara demi menegakkan keadilan.Balada, Cantika Ayu, Ki Keling, Jaka, Balangbang, dan teman-teman lain termasuk Nindhi melakukan perjalanan lebih dulu bersama Lintang dengan kembali menunggangi sekawanan banteng siluman.Tapi tidak hanya mereka, di mana Raja Manggala, Raden Rakean, dan putri Widuri juga turut ikut bersamanya.Lintang membawa 2000 pasukannya lengkap dengan 4 panglima perang bertugas membukan jalan dan mengamankan jalur keberangkatan.Hal itu dia lakukan karena jalur perjalanan tidak melewati rute biasa, melainkan menero

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 192 Kekuatan Baru para pasukan

    Pagi hari saat mentari muncul dari batas cakrawala, Balada, para murid padepokan, panglima Siahan, Patar, Hala, Patudu, dan semua pasukan mulai membuka mata.Mereka terkejut ketika mendapati seluruh tubuhnya berwarna hitam pekat dipenuhi cairan lengket dari sisa-sisa kotoran tulang.Tapi setelah itu, semua mata tiba-tiba terbelalak senang kala merasakan tubuhnya menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya.Sehingga tawa bangga dan syukur pun pecah menggema melenyapkan keheningan pagi.Beberapa orang bahkan sampai ada yang menangis bahagia tidak percaya dirinya bisa menjadi kuat dalam waktu singkat.Padahal jika melalui latihan, mereka akan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mencapainya.Semua itu tentu berkat kedermawanan hati Lintang, membuat 2000 pasukannya menjelma menjadi para prajurit kuat yang akan sulit di kalahkan lawan.Para panglima serentak berlesatan mencari Lintang berniat mengucapkan puji syukur dan terimakasih.Namun sekeras apa pun mereka mencari, Lintang tetap tidak di

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 191 Tugas Khusus

    “Maksudmu paman?” tanya Lintang.“Aku mau kau melindunginya untukku, jaga dia seperti kau mengjaga dirimu sendiri. Atau jika kau mau, kau bisa menikahinya, bagaimana?” pinta Raden Rakean.Ukhuk! Ukhuk!Lintang terbatuk tersendak napasnya sendiri. Dia tidak percaya Raden Rakean akan berkata seperti itu seakan dia sudah benar-benar yakin kepadanya.“A-aku ini masih kecil paman, mana mungkin aku menikah di usiaku yang masih belasan tahun,” sergah Lintang secara halus.“Hahahahahaha, bukankah kau seorang tabib? Usia 15 tahun cukup untuk menikah Kusha. pada usia itu lelaki dan perempuan sudah memiliki hasrat masing-masing, terlebih kau sudah terlihat sangat dewasa seperti layaknya pemuda berusia 19 tahun,” Raden Rakean malah tertawa membuat Lintang kembali terbatuk.Lintang mengerti akan hal itu, karena di lingkungan kerajaan memang kerap terjadi seperti demikian dimana pangeran dan putri terkadang dinikahkan di usia dini demi kepentingan politik.Sementara Lintang bukan itu yang dirinya p

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 190 Simponi Kerinduan

    Setelah mengantar Nindhi, Gendis, Kitri, dan Yamuna ke kamarnya. Lintang segera melesat kembali menuju barak pasukan, menanti Raden Rakean yang berniat menemuinya lagi.Selain itu, Lintang juga tidak bisa membiarkan mereka bergeletakan di alam terbuka tanpa pengawasan karena masih banyak anjing atau hewan liar dari hutan yang kerap berlalu lalang.Wush! Tap!Lintang mendarat di halaman barak, mendapati jumlah semua pasukan dan teman-temannya masih utuh, Lintang lantas berjalan menuju bukit.Saat itu hari sudah mulai memasuki malam, rerumputan telah berubah warna kehitaman. Sementara pohon-pohon hanya tinggal bayang di selimuti kegelapan.Lintang selanjutnya duduk bersandar di batang pohon yang cukup besar, merasakan dinginnya hembusan angin sembari menatap bintang-bintang di atas langit luas.“Haaaaah, alam memang tidak bisa berbohong. Kedamaiannya terlalu melenakan,” gumam Lintang setelah menghela napas panjang.Setelah itu dia lantas menarik seruling surga, menempelkan lubang di uju

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status