Teilen

Bab 674

last update Zuletzt aktualisiert: 07.11.2025 19:17:55

“Semua akan baik-baik saja putri,” Arga menepuk pundak putri Purbararang lembut.

“Ja-jadi kalian semua sudah ...,” wajah Putri Purbararang merona merah.

“Dengan seizinku, kau tetap harus memenuhi syarat yang akan aku ajukan, gadis penggoda,” tutur Anantari sembari tersenyum lembut.

Mendapat itu, Putri Purbararang hanya mampu mengangguk malu, sementara Lintang sudah maju menghampiri Raja Balungan.

“Ternyata kau sungguh tidak sabaran, anak muda. Baiklah! Jika begitu, aku akan membunuhmu terlebih dahulu,” Raja Balungan segera mengeratkan genggamannya pada tongkat semesta, membuat energi mengerikan seketika keluar memenuhi tubuhnya.

“Kau tidak mengerti Gurga. Serahkan tongkat itu kepadaku, maka kau akan kuampuni. Namun jika tidak, kau akan merasakan sendiri bagaimana kekuatan sejati dari senjata yang dirimu genggam,” ucap Lintang dingin penuh penekanan.

“Apa? Jangan bercanda? Menyerakan tongkat ini kepadamu, hahaha, kau sedang bermimpi anak muda!” Raja Balungan menggeleng mengira Lintang
Lies dieses Buch weiterhin kostenlos
Code scannen, um die App herunterzuladen
Gesperrtes Kapitel

Aktuellstes Kapitel

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1068

    4000 larik energi bertekanan tinggi menderu, menyeruak menuju tempat Lintang.Jika orang lain, mungkin dia akan putus asa karena tidak mungkin bisa lepas dari serangan sebanyak itu.Terlebih serangan tersebut merupakan serangan tingkat tinggi yang berasal dari para monster maha sakti.Siapa pun tentu akan tewas dalam hitungan kedipan mata, bahkan mereka tidak akan pernah sempat bergerak walau hanya jari telunjuknya saja. Dimana pada serangan para monster bertanduk 4 terdapat energi yang dapat menekan lawan.Namun Lintang berbeda, ia sudah memprediksi apa yang akan dilakukan lawan. Selain itu, Lintang juga merupakan kesatria cerdas yang telah melewati berbagai perang dan pertempuran.Pengalaman Lintang dalam menghadapi situasi sulit tidak diragukan lagi. Tidak peduli sebanyak apa pun serangan itu datang, Lintang tetap terlihat tenang.“Sudah kuduga kalian akan melakukan serangan gabungan, baiklah!” Lintang menyeringai lebar.Selanjutnya, Lintang membaca mantera aneh yang entah apa, yan

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1067

    Aura unik milik Limo menyebar, menyeruak ke segala arah, membuat Lintang tersenyum lebar saat merasakannya.“Si gendut itu sudah kembali. Dia berhasil menguasai jurus baru dalam waktu yang sangat singkat. Baguslah!” gumam Lintang memuji pencapaian Limo.Bersamaan dengan itu, terjadi ledakan maha dahsyat di sekitar Lintang yang menandakan bahwa segel pelindung para kesatria Agartha sudah hancur seutuhnya.Sehingga setelah bergumam, senyum di bibir Lintang seketika lenyap berganti tatapan serius.Lintang segera membagikan pil yang dia ciptakan kepada seluruh kesatria Agartha, membuat setiap luka yang mereka derita mulai mengalami pemulihan.Tidak membutuhkan waktu lama, kini semua kesatria Agartha sudah kembali pulih seperti sedia kala.Mereka berdiri gagah di belakang Lintang menanti kedatangan gerombolan lawan.Tidak lama dari itu, perang antara pasukan monster dan kesatria pun kembali terjadi.Namun bedanya, kali ini para kesatria sudah jauh lebih matang. Bahkan mereka kini menggunak

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1066

    Di atas langit, Lintang tersenyum menyaksikan pertarungan panglima Roroa.Ternyata sedari tadi, dia melihat perkembangan yang dicapai oleh panglima bangsa Agartha tersebut.“Sudah kuduga, baiklah!” Lintang menarik napas panjang, kemudian melanjutkan laju terbangnya menuju tempat pertempuran para kesatria.Di sana terdapat 60.000 kesatria Agartha yang masih bertahan. Sedangkan sisanya sudah gugur berserakan.Para tetua sepuh yang tadi terkapar saat ini sedang diamankan oleh para Pangaji Wana.Mereka berkumpul di tempat persembunyian bersama para penduduk.Wush! Jleg!Lintang mendarat mulus di tengah pertempuran para kesatria, menciptakan gelombang energi dahsyat yang menghempaskan ratusan ribu monster bertanduk satu secara bersamaan.“Tu-tuan Lintang,” para kesatria Agartha amat senang dengan kehadiran Lintang.Kondisi mereka sudah tidak lagi bugar, darah mengucur di mana-mana, bahkan ada beberapa kesatria yang kehilangan salah satu tangan mereka.“Mundur kebelakangku!” seru Lintang.“

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1065

    Lintang melesat menggunakan kecepatan sayap Garuda, sedangkan panglima Roroa mulai berubah wujud menjadi raksasa setinggi 2000 meter.Tombak dan tubuh panglima Roroa memancarkan cahaya ungu terang, membuat beberapa monster humanoid mundur menjauh. Akan tetapi para monster bertanduk enam tetap berdiri tegak menunggu ke datangan mereka.Sayap Garuda milik Lintang dikibaskan, menciptakan badai angin kencang yang amat sangat besar.Bedai tersebut menerjang para monster bertanduk energi, membuat mereka terpundur sejauh beberapa langkah.Setelah itu, suara alunan simponi indah mulai terdengar, menarik perhatian semua orang.Terutama salah satu monster humanoid bertanduk enam.Dia mematung kaku seperti tengah dikekang oleh sesuatu. Namun tidak ada satu pun monster yang mampu melihat entah apa yang sedang mengekangnya.♪♫♪♪♪♪♪♫Ⱡ♪♪♪♪♪ⱡ♪♪♪♪♪Alunan nada dari seruling surga yang dimainkan Lintang mendayu-dayu, melenakan siapa pun yang mendengarnya.Bahkan panglima Roroa sempat berhenti, menarik

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1064

    “Kalian boleh saja sakti, tetapi di dalam segel pusaran angin hitam, akulah yang memegang kendali,” ucap panatua Biwangga.Setelah itu secara tidak terduga, tubuh beberapa monster mulai melemah, pedang yang mereka pegang pun mulai terjatuh entah mengapa. Kemudian pembantaian besar- besaran pun terjadi di sana.Tangan, kepala, kaki, badan, tanduk, bahkan organ yang berada di dalam tubuh para monster raksasa tersebut berhamburan kesegala arah terpotong oleh tombak milik panatua.Sebuah pemandangan keji yang dapat membuat siapa pun yang menyaksikannya bergidik ngeri.Namun seperti itulah kesaktian kepala Suku Agartha, seluruh hidupnya memang dipersiapkan untuk menghadapi situasi buruk seperti ini.Aura energi panatua Biwangga yang amat sangat besar bahkan sampai terasa oleh semua kesatria yang berada di perkampungan. Tidak terkecuali juga dengan Lintang yang saat ini tengah bercucuran darah bersama panglima Roroa.Dia dan panglima Roroa kalah telak saat beradu kesaktian dengan monster be

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1063

    “Mahluk busuk! Ternyata mereka juga mampu meredam rasa takut yang kuciptakan dalam waktu yang begitu singkat,” kesal panatua Biwangga.Ribuan cakar dan taring tajam kembali datang, membuat panatua Biwangga segera menghentakan telapak tangannya ke atas permukaan tanah.Tiba-tiba ratusan rantai energi bercahaya jingga muncul, rantai itu memiliki ujung yang tajam dan seperti terbentuk dari bebatuan.Namun energi yang terpancar darinya cukup membuat para monster humanoid ketakutan. Akan tetapi seperti sebelumnya, rasa takut yang mereka alami lagi-lagi sirna dalam waktu singkat.Tidak ingin memberi kesempatan kepada lawan, para monster humanoid mempercepat laju serangannya.Hanya saja rantai segel panatua Biwangga jauh lebih cepat.Rantai tersebut berlesatan ke sana kemari, menusuk tubuh para monster tepat dijantungnya.Dan yang lebih mengerikan dari teknik segel rantai itu adalah, siapa pun yang tertembus rantai akan langsung membeku menjadi bebatuan sebelum pada akhirnya hancur menjadi b

Weitere Kapitel
Entdecke und lies gute Romane kostenlos
Kostenloser Zugriff auf zahlreiche Romane in der GoodNovel-App. Lade deine Lieblingsbücher herunter und lies jederzeit und überall.
Bücher in der App kostenlos lesen
CODE SCANNEN, UM IN DER APP ZU LESEN
DMCA.com Protection Status