Share

Bab 708

Author: Pujangga
last update Last Updated: 2025-11-10 19:02:31

“Hahaha, cepat pikul balok batu itu. Pasang di sana! Dan dinding sebelah kiri juga harus segera dibangun. Jangan lupa, pendopo juga. Tapi tidak, tidak! Kau tebang dulu kayu di belakang padepokan!” Indrayan meracau tak karuan meniru gaya Bawana ketika sedang mengawasi pembangunan.

“Oii, oii, apa yang kau lakukan Indrayan?” Lintang tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka, membuat Garu segera berlutut memberi hormat, sementara Indrayan hanya menyeringai canggung, memasang wajah bodoh, membuat Lintang menggeleng mendapatinya.

“Sudah kuduga, si dungu ini memang selalu tidak betul dalam bertugas,” ketus Atmarani kepada Indrayan.

“Apa kau bilang? Enak saja, lihatlah di sana! Bangunan itu, kemudian yang ini, yang itu, yang di sana. Itu semua hasil kerja kerasku melalui tangan si mahluk sialan ini!” Indrayan mengoceh tidak terima.

“Cih! Jika hanya menunjuk saja semua orang juga bisa,” Atmarani membuang pandangannya.

“Sialan kau Kembang Kematian. Sudahlah! Aku tidak mau mengawasi dia lagi jika
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1064

    “Kalian boleh saja sakti, tetapi di dalam segel pusaran angin hitam, akulah yang memegang kendali,” ucap panatua Biwangga.Setelah itu secara tidak terduga, tubuh beberapa monster mulai melemah, pedang yang mereka pegang pun mulai terjatuh entah mengapa. Kemudian pembantaian besar- besaran pun terjadi di sana.Tangan, kepala, kaki, badan, tanduk, bahkan organ yang berada di dalam tubuh para monster raksasa tersebut berhamburan kesegala arah terpotong oleh tombak milik panatua.Sebuah pemandangan keji yang dapat membuat siapa pun yang menyaksikannya bergidik ngeri.Namun seperti itulah kesaktian kepala Suku Agartha, seluruh hidupnya memang dipersiapkan untuk menghadapi situasi buruk seperti ini.Aura energi panatua Biwangga yang amat sangat besar bahkan sampai terasa oleh semua kesatria yang berada di perkampungan. Tidak terkecuali juga dengan Lintang yang saat ini tengah bercucuran darah bersama panglima Roroa.Dia dan panglima Roroa kalah telak saat beradu kesaktian dengan monster be

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1063

    “Mahluk busuk! Ternyata mereka juga mampu meredam rasa takut yang kuciptakan dalam waktu yang begitu singkat,” kesal panatua Biwangga.Ribuan cakar dan taring tajam kembali datang, membuat panatua Biwangga segera menghentakan telapak tangannya ke atas permukaan tanah.Tiba-tiba ratusan rantai energi bercahaya jingga muncul, rantai itu memiliki ujung yang tajam dan seperti terbentuk dari bebatuan.Namun energi yang terpancar darinya cukup membuat para monster humanoid ketakutan. Akan tetapi seperti sebelumnya, rasa takut yang mereka alami lagi-lagi sirna dalam waktu singkat.Tidak ingin memberi kesempatan kepada lawan, para monster humanoid mempercepat laju serangannya.Hanya saja rantai segel panatua Biwangga jauh lebih cepat.Rantai tersebut berlesatan ke sana kemari, menusuk tubuh para monster tepat dijantungnya.Dan yang lebih mengerikan dari teknik segel rantai itu adalah, siapa pun yang tertembus rantai akan langsung membeku menjadi bebatuan sebelum pada akhirnya hancur menjadi b

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1063

    Wush!Sewujud pentagram cahaya yang tersusun dari simbol-simbol aksara aneh dalam bentuk sinar jingga seketika muncul menghadang semua serangan lawan.Pentagram tersebut berputar layaknya cakram dan melayang tepat di atas tubuh Dewi Cantra Sura yang tengah terbaring tidak berdaya.Sieng! Sieng! Sieng! Sieng!Dua puluh ribu larik energi penghancur terus berdatangan, menghantam pentagram tersebut seperti tetesan hujan yang diturunkan pada satu titik, menciptakan gemuruh keras jauh melebihi suara guntur dimana pun.Namun anehnya, pentagram cahaya jingga tidak bergeming sedikit pun. Dia bahkan mampu menyerap semua energi pelebur musuh guna memperbesar wujudnya.Hingga ketika semua larik energi serangan lawan sudah reda, putaran pentagram cahaya jingga tiba-tiba melesat berpindah tempat menuju arah dari mana serangan tadi berasal.Sieng! Brak! Sring! Sring! Sring! Sring! Kraaaaaaauuuuuu!Sebuah pemandangan tak terduga, tak terperi oleh mata, dimana secara ajaib, pentagram cahaya jingga ber

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1061

    “Hihihi, hanya ini yang bisa aku lakukan Ratu,” Ruka juga turut terkekeh karena dia berhasil membentuk wujud legenda milik Ratu Api.“Ya, ya, ya, kau memang gadis pintar putri,” angguk Ratu Api.Keduanya berada di dalam kepala Dewi Cantra Sura sebagai wujud kesadaran dari sosok raksasa tersebut.Tidak main-main, wujud Dewi Cantra Sura amat-lah besar, bahkan para monster humanoid sekali pun hanya sebatas pinggangnya saja.Mendapati musuh yang sangat kuat, seluruh monster humanoid lantas bergerak jigjag, membentuk formasi unik dari insting bertempur mereka.Wush! Siurrr! Siurrr! Siurrrr!Seratus ribu monster raksasa berlesatan menyerang Ruka dalam wujud Dewi Cantra Sura.Namun hanya dengan sekali kibasan pedangnya, seluruh monster raksasa tersebut langsung kembali berhamburan, terpental menghantam daratan.Kemudian dengan tebasan kedua dari pedang merah, tubuh mereka seketika terbelah menjadi beberapa bagian.“Hihihihi, hore! Ruka menang Ratu, ruka menang!” Ruka berteriak kegirangan men

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1060

    “Krauuuuuu!” kedua monster tadi menggaum keras, menerbangkan puing-puing bebatuan besar ke arah Lintang.“Dasar mahluk sialan!” Lintang menghela napas panjang, kemudian menepis setiap bongkahan batu yang datang ke arahnya.Wush! Tap! Tap! Tap!Batu demi batu besar berbelok arah menuju hutan di tepi pantai, membuat hutan tersebut dalam sekejap sirna menjadi tumpukan bebatuan.Selesai dengan bongkahan batu, Lintang lantas kembali melesat menerjang lautan monster.Tujuannya hanya satu, yaitu merebut batu arca tempat mereka bermunculan.Kecepatan Lintang jauh melebihi laju sebelumnya, namun lagi-lagi muncul monster bertanduk empat yang menghadangnya.Kali ini tidak hanya dua, tetapi 90 monster bergerak secara bersamaan berniat melayangkan serangan ke arah Lintang.Hiuk! Siurrr!Larik cahaya kelam berukuran raksasa melesat ke arah Lintang, membuat langit bergemuruh mengeluarkan suara mengerikan.Tidak main-main, ukuran serangan tersebut hampir menyamai sebuah gunung sehingga Lintang tidak

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1059

    “Ayunkan ke arah kiri, Putri!” teriak Ratu Api memberi arahan.“Baik!” Ruka langsung mengayunkan tombaknya secara horizontal, menahan dua cakar monster raksasa yang hendak memotong tubuhnya.Trangggg! BUMMMMMMMMM!Sebuah ledakan yang jauh lebih dahsyat kembali terjadi dari benturan serangan Ruka, menciptakan gelombang energi raksasa yang menyeruak mementalkan 20 monster humanoid secara bersamaan.Sedangkan Ruka masih melayang-layang ditempatnya seakan hantaman serangan musuh tidak berarti baginya.Kraauuuuuuu!Para monster humanoid menggaum secara bersamaan. Kini pada reruntuhan bukit pemujaan telah terdapat 100.000 monster dengan berbagai ukuran.Namun monster yang paling besar mencapai tinggi sekitar 2000 meter, sedangkan yang lain sedikit lebih pendek.Mereka memiliki tapal kaki lebar layaknya angsa, namun betis dan pahanya amat kokoh seperti gorila.Sedangkan tangannya memiliki 5 cakaran tajam dengan wajah garang lengkap bersama taring dan tanduk runcing berputar.Tubuh mereka ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status