Compartilhar

Bab 796

Autor: Pujangga
last update Última atualização: 2025-11-22 19:00:18

“Begitu ternyata,” angguk Prabu Datuk Lhangkem Lhamuri mengerti.

“Untuk ayahmu paman sudah tidak lagi menyangsikannya. Dia memang ujung tombak pertahanan semesta kita, dia sulit sekali ditemui karena memiliki banyak tugas. Namun bagaimana ayahmu bisa tahu?” tanya Prabu Datuk Lhangkem Lhamuri penasaran.

“Awalnya ayah tidak tahu, dia pergi menuju Rayapurba karena Madu Lanang, Asgar, dan Limo menghilang tanpa alasan dari semesta ini. Ketiga mahluk itulah yang pertama kali mengetahui kebangkitanku atas ikatan jiwa mendiang istriku Kelenting Sari,” tutur Lintang.

“Ayah mengejar jejak ketiganya sehingga kami dipertemukan,” tutup Lintang.

“Rahasia alam memang sulit dimengerti. Namun paman sangat bahagia kau bisa kembali kepada kami, putra prabu,” ungkap Prabu Datuk Lhangkem Lhamuri.

“Aku juga demikian paman,” angguk Lintang.

Di sana Lintang dijamu oleh berbagai hidangan lezat, sehingga setelah perbincangan, mereka berdua lanjut menikmati hidangan tersebut. Sampai ketika datang seorang pangli
Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1039

    “Malam berdarah kala purnama,” gumam Lintang berkaca-kaca, tidak mampu membayangkan entah bagaimana kepanikan suku Agartha saat itu.Sementara Ruka yang mendengarkan sudah sedari tadi menitikan air mata.Dia turut sedih dengan apa yang dialami oleh leluhurnya, dimana bagi Ruka, kehidupan kala itu adalah sebuah anugrah yang sangat berharga.“La-lanjutkan paman,” pinta Ruka tersedu-sedu.“Hmmm,” angguk Lintang.Kepala suku Agartha di masa itu menyebut batu arca tersebut sebagai Arca Kematian.Dia bersama para kesatria Agartha yang tersisa terus berjuang melawan mahluk-mahluk asing yang memburu mereka.Namun mahluk-mahluk dari dalam batu Arca Kematian sungguh kuat, membuat penduduk suku Agartha nyaris punah.Sehingga jika tidak segera di atasi, maka dampak buruk dari kemunculan mahluk-mahluk tersebut bisa menjadi bencana dunia.Alhasil dengan sisa tenaga dan tubuh yang dipenuhi luka, kepala suku Agartha bersama para kesatrianya mengambil keputusan besar. Yakni menyegel batu Arca Kematian

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1038

    “Tidak ada yang dimanjakan, Nenek Tuitua. Saat ini tanggungjawab keamanan suku kita memang berada di pundaknya,” sergah Panatua sopan.“Tapi prilaku lembekmu dapat menimbulkan dampak buruk bagi wibawa kepemimpinanmu, Biwangga!” tegas salah satu tetua yang lain.“Aku yakin tidak Tetua Sunae. Roroa tahu tatakrama,” lagi-lagi panatua menyanggah pendapat tetua.“Cih! Terserah dirimu jika begitu!” kesal sebagian tetua.Sementara tetua lain berikut Datuk penasehat tidak ikut campur dimana mereka sudah mempercayakan suku Agartha sepenuhnya kepada Biwangga.Suasana sempat hening dalam sesaat, hingga tidak berselang lama, panglima Roroa kembali datang dengan menggiring para tawanan yang tiada lain adalah rombongan Lintang.Di dalam kamar yang seluruh dinding dan perabotannya terbuat dari emas, Lintang bingung tak menemukan jalan.Alhasil dari pada mumet menghayal yang tidak-tidak, Lintang lantas menuruti permintaan Ruka, yakni memberi makan para kunang-kunang api miliknya.Sedangkan Ruka sendi

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1037

    Raja Mulu, pangeran Arundia dan yang lain ditangkap dalam keadaan terluka parah.Mereka diikat rantai besi besar yang di setiap ujungnya terikat pula pada salah satu kesatria Agartha sehingga tidak akan bisa melepaskan diri.Dengan tertatih menahan sakit, pangeran Arundia bersama semua orang digiring menuju perkampungan Agartha.Sementara Limo diberi perhatian khusus, diikat oleh ribuan rantai dan dimasukan ke dalam sebuah kendi besar milik panglima Roroa.Kendi itu dijuluki Buyung Rangkek, terbuat dari labu jenis langka dengan wujud bulat memanjang layaknya pinggul wanita.Sedangkan ukurannya cukup besar hingga manyamai ukuran tubuh manusia.Namun meski begitu, kendi labu tersebut mampu menyegel 100 raksasa dalam sekali hisap.Dan siapa pun yang terkurung di dalamnya tidak akan pernah bisa lepas karena pusaka Buyung Rangkek mampu menyerap energi apa pun yang dimiliki mahluk hidup.Limo dalam wujud tiwikrama meraung tidak mau terhisap oleh pusaka lawan.Akan tetapi sekeras apa pun Lim

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1036

    “A-apa? Ke mana si beruang hitam?” raja Mulu panik tidak ingin terjadi keributan.Hanya saja naas, Limo ternyata muncul kembali di atas langit dengan telah menjelma menjadi beruang raksasa.Dan dengan menggunakan cahaya dari bola matanya, Limo menyerang kelompok kesatria Agartha tanpa terkecuali.Dan serangan itu ternyata berhasil memukul lawan, menciptakan ledakan dahsyat yang membuat seluruh wilayah hutan lenyap dalam sekejap.BUMMMMMMMM!Bruuuuuuss!Aura ledakan hebat menyeruak menyapu daratan luas, membuat beberapa kesatria Agartha terluka.Bahkan putri Shalya, Anjeli, dan Mayang nyaris terkena imbasnya jika saja pangeran Arundia tidak sigap menciptakan tameng penghalang.Hutan tempat mereka bersembunyi luluh lantah menjadi daratan gersang, sedangkan cahaya terang memancar menyilaukan mata, menyibak terangnya sinar mentari pagi.“A-apa yang kau lakukan beruang terkutuk?” Raja Mulu menganga tidak percaya.Sementara Asgar, dan Limo tertawa terbahak bahak.“Kwii, kwii, kwii!” Limo me

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1035

    Di dalam hutan, lebih tepatnya di tempat Raja Mulu dan semua orang menunggu.Segerombolan kesatria Agartha tiba-tiba bermunculan tanpa sebab, membuat Raja Mulu bersama yang lain terkejut bukan kepalang.Pangeran Arundia dengan cepat berdiri di depan Anjeli dan Putri Shalya untuk melindunginya.Sedangkan Jinggo, Mayang, Garu, Asgar, Limo, Samhu, dan Raja Kancradaka langsung memasang kuda-kuda waspada. Tidak terkecuali dengan raja Mulu.Mereka terkejut bukan karena jumlah para kesartia Agartha yang lebih dari 20 orang, melainkan karena aura energi serta cara kemunculannya yang tidak terdeteksi oleh siapa pun.Bahkan raja Mulu sampai menyipitkan mata, berusaha membaca tingkat kanuragan mereka.Namun sekeras apa pun raja Mulu mencoba, dia tetap tidak mampu menggapai ranah kesaktiannya.“Kalian para mahluk asing nampak begitu mencurigakan, maka terpaksa harus kami tangkap. Jadi cepat tentukan pilihan, menyerah atau harus kami ringkus secara paksa?” seru salah satu kesatria Agartha.Mendapa

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1034

    “Hmmmm, baiklah! Siapa nama paman?” angguk Ruka.“Lintang, Ruka boleh memanggil paman dengan nama Lintang,” ungkap Lintang.“Lintang? Nama yang aneh, hihihi,” Ruka terkekeh menertawakan Lintang.“Apa tujuan paman? Ruka harus segera kembali, Ruka bisa dihukum oleh ayah jika terlambat pulang,” tanya si gadis kecil memastikan.Mendengar itu, Lintang mengerutkan kening membaca apa yang gadis kecil itu lakukan.Dan dari hasil analisanya, Ruka pasti telah kabur dari kediamannya. Dia pergi secara sembunyi-sembunyi di saat yang lain tertidur lelap.“Apa ruka suka dengan kunang-kunang?” Lintang malah balik bertanya, membuat Ruka bingung.Namun dia memang sangat menyukai kunang-kunang, sehingga dengan cara apa pun, gadis kecil itu selalu berusaha mengumpulkan serangga tersebut.“Mmmm,” angguk Ruka, “Ruka sangat suka paman,” ungkapnya berterus terang.“Apa Ruka ingin menambah jumlah tangkapan kunang-kunang hari ini?” tanya Lintang.“Hihihi, sangat ingin paman. Tapi hari sudah akan pagi, dan kuna

Mais capítulos
Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status