Setelah lama berputar-putar mengelilingi kota, Lintang, Ki Larang, Jaka, Balangbang, Bagas, dan Wirusa pun akhirnya berhenti di sebuah rumah makan.Mereka duduk di pojok kiri lantai dua bangunan agar mudah memantau situasi di luar.Rumah makan tersebut lumayan besar, memiliki tiga lantai bangunan yang setiap lantainya memiliki puluhan meja hingga cukup untuk 100 orang pengunjung.Meski hari sudah hampir memasuki senja, tapi pengunjung di sana masih sangat banyak.Begitu pula dengan orang-orang yang berada di luar, mereka masih berlalu lalang menjalankan aktivitasnya masing-masing pertanda kota Talang Bayang adalah kota yang ramai.Lintang memilih duduk di lantai dua karena lantai atas bangunan sedang direnopasi akibat pertarungan.Menurut kabar, di kota talang bayang kerap ada sekelompok berandalan yang selalu membuat ulah.Tidak ada yang berani terhadap kelompok tersebut karena yang memimpin mereka adalah putra Adipati.Dan lantai atas bangunan rumah makan tersebut juga rusak akibat
Akibat mengambil jalur berbeda, maka perjalanan rombongan putri Widuri pun menjadi semakin panjang.Kali ini mereka tiba di sebuah kerajaan kecil bernama Ampera. Kerajaan tersebut memiliki 8 kadipaten dan kini rombongan putri Widuri tiba di salah satu kadipaten bernama Talang Bayang.Kota kadipaten tersebut cukup ramai dan besar, banyak pedagang, saudagar, seniman, pengelana, bahkan pendekar pun berlalu lalang di sana.“Berapa lama lagi jarak kerajaan Manggala dari sini, senior?” tanya Bagas kepada Lintang.“Jika dilihat dari peta, mungkin sekitar 3 minggu lagi kita tiba. Tapi itu pun jika tidak ada halangan,” jawab Lintang.“Bagaimana kak? Apa kita akan menginap dulu di kota ini?” tanya Lintang kepada Balada.“Hari sudah sore dan desa terdekat masih sangat jauh. Jadi kita terpaksa harus menginap,” jawab Balada.“Hahahahahaha, baiklah! Ayo kita cari penginapan,” Lintang tertawa penuh semangat.Sudah lama dia tidak makan enak sehingga kota Talang Bayang merupakan kesempatan terbaik bag
Ratusan nyawa pendekar berpakaian hitam melayang di tangan kelompok Balada.Hal itu tentu mengejutkan pemimpin mereka. Dia tidak mengira misi perburuannya akan berakhir dengan pembantaian.Begitu pula dengan 30 pendekar kuat yang dibawa sang pemimpin. Mereka sangat geram terhadap pemuda bertubuh biru di pihak musuh.“Ini pasti perbuatan pemuda itu, bangsat! Tubuhku sangat gatal sekali,” umpat salah satu dari ke 30 pendekar kuat.Tangannya terus menggaruk kesana-kemari membuat hampir seluruh tubuh pendekar itu menjadi lecet memerah.Bahkan sebagian wajah pendekar lain sampai ada yang telah mengucurkan darah akibat cakaran tangannya sendiri.Beruntung ke 30 pendekar itu memiliki tenaga dalam yang mempuni membuat mereka bisa sedikit menahan rasa gatal menggunakan energi.Kesempatan tersebut mereka manfaatkan untuk menghindar menjauhi tempat pembantaian agar dapat memulihkan diri.Tapi rasa gatal dari racun ulat bulu milik Lintang tetap saja menyiksa.Meski sudah ditahan menggunakan banya
Setelah mengetahui duduk permasalahan keluarga Widuri, semua orang pun kini menjadi bimbang antara harus melanjutkan misi atau pulang kepadepokan untuk menjelaskan situasi.Tapi Lintang di sana menjelaskan bahwa apa pun yang mereka pikirkan, semua tidak ada yang bisa melepaskan mereka dari masalah ini.“Tidak ada jalan untuk kembali, hidup mati kita sudah terikat sehingga mau tidak mau kita tetap harus terus maju,” jelas Lintang.“Ta-ta—tapi senior,” Jaka masih ragu.“Tenang saja, kau tidak perlu memikirkan urusan keluarga orang lain Jaka, tugas kita hanya mengantar mereka. Jadi setelah itu urusan kita selesai,” tutur Lintang menenangkan.Ki Larang tidak mampu berkata-kata, dia sangat merasa bersalah karena telah membawa para pendekar muda ke dalam kemelut pelik kerajaan.“Kau juga jangan khawatir Ki, aku akan membantu kalian sampai tuntas,” ungkap Lintang.“A-apa?” Ki Larang melebarkan mata.“Kau jangan bercanda adik nakal?” Balada tidak setuju.“Aku sangat suka dengan tantangan, jad
Mendapati analisis Lintang yang begitu sempurna membuat Ki Larang tidak lagi bisa mengelak.Sehingga tanpa sepengetahuan putri Widuri, pria tua itu akhirnya menceritakan semuanya.Ibu dari Widuri Kumala Sari ternyata merupakan seorang putri tunggal dari kerajaan besar di sebrang lautan bernama kerajaan Galatik.Wanita itu bernama Kumala Ratna, pewaris sah kerajaan Galatik.Namun karena raja terdahulu melahirkan seorang anak perempuan, maka sebagian pembesar kerajaan Galatik membelot.Bersama sang penasehat kerajaan, mereka merebut tahta raja untuk seorang pria bejad yang tiada lain adalah keponakan dari raja itu sendiri.Hal itu karena mereka tidak mau kerajaan besar seperti Galatik yang di segani kerajaan lain memiliki pemimpin seorang ratu.Rencana kudeta memakan waktu hingga bertahun-tahun, sampai putri Kumala Ratna beranjak remaja.Semua itu karena raja terdahulu sangat kuat membuat para pembelot sulit meruntuhkannya.Tapi pada akhirnya, mereka berhasil merebut tahta, membunuh raj
Malam semakin larut mengurung alam dengan kegelapan.Hewan-hewan siang terlelap tidur dipersembunyiannya masing-masing, sementara para nokturnal sedang berpesta dengan mangsa-mangsa mereka.Lintang, Balada, Balangbang, Wirusa, Jaka, Bagas, Ki Larang, Nindhi dan tiga pendekar gadis lain masih bersiaga menunggu buruan mereka datang.Sementara putri Widuri terlelap di dalam kereta yang Balada sembunyikan dibalik semak-semak.Sedangkan para kuda sengaja ditotok oleh Lintang agar tidak menimbulkan suara.Persiapan mereka sudah sangat matang, jebakan, siasat, formasi bertarung, bahkan sampai cara pelarian pun telah Lintang perhitungkan.Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak terduga, sebagian dari mereka akan langsung dapat melarikan diri bersama kereta.Lintang sangat yakin bahwa pihak musuh pasti masih memiliki para pendekar kuat. Membuat dia tidak bisa memastikan apa dirinya akan mampu menghabisi mereka atau tidak.Lintang belum tahu entah apa motif utama para pembunuh itu. Tapi yang j