Share

05. Reinkarnasi

Wuuuaaaa ... wuuuaaa ...

Terdengar suara tangis bayi di dalam sebuah rumah yang lebih mirip gubuk,, yang berada di tengah-tengah pematang sawah yang indah dengan hijaunya tanaman padi.

Tampak di dalam gubuk ini beberapa orang sedang sibuk dan berbahagia dengan kelahiran bayi ini.

"Selamat Pak ... bayinya laki-laki!" seru bidan yang membantu persalinan sebuah keluarga petani di dusun terpencil ini.

Beruntung bagi petani yang sangat miskin ini, bidan dari kota kebetulan sedang berkeliling ke dusun terpencil saat istrinya sedang melahirkan sehingga bisa membantu persalinan istrinya tanpa bayaran apapun.

"Terima kasih banyak!" kata petani ini sambil mengendong anak pertamanya ini.

"Aku permisi dahulu ya, Pak! Semoga saja anak Bapak akan menjadi pria yang hebat!" ujar bidan ini sambil berlalu.

"Suamiku! Bagaimana anak kita?" tanya istri petani yang kondisinya masih lemah akibat kehilangan darah yang cukup banyak saat melahirkan. Wajah pucatnya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya memberikan anak laki-laki kepada suaminya di usianya yang sudah tidak muda lagi.

"Tampan seperti bapaknya!' jawab si petani dengan wajah bahagia.

Keluarga petani ini baru dikaruniai anak setelah menikah belasan tahun lamanya. Tiap hari memohon kepada Sang pencipta, akhirnya terkabulkan dengan lahirnya bayi laki-laki yang lucu dan mengemaskan.

Tentu saja kelahiran anak laki-lakinya disambut dengan suka cita oleh Bapak Petani ini.

"Kita beri nama apa, Suamiku?" tanya istri petani.

"Wu Long! Aku ingin dia sehebat Naga dan sekuat pendekar" seru petani ini dengan wajah riangnya.

"Aku suka nama itu, suamiku! Semoga saja Wu Long menjadi sosok pria yang gagah berani ya!" kata istri petani sambil tersenyum.

"Semoga saja, istriku!" harap si petani.

Pasangan suami istri yang bahagia walaupun hidup dalam kemiskinan ini tidak akan menyangka kalau anak mereka satu-satunya ini akan membawa perubahan besar dalam hidup mereka kelak.

*****

Nasib sial menimpa Wu Long setelah dia melompat masuk ke dalam Sumur Kehidupan. Saat dia melompat ini, terjadi distorsi waktu yang mengakibatkan proses perpindahan menjadi kacau balau.

Tubuh Wu Long yang seharusnya melayang di Alam Hampa untuk memilih tubuh yang bisa dimasuki olehnya untuk inkarnasi ini malahan terseret ke dalam gelombang warna warni yang membuatnya pusing dan tidak sadarkan diri.

Wu Long yang seharusnya tetap berada di Dunia Atas dengan inkarnasi ke tubuh pemuda lain karena dia memilih jalan kematiannya sendiri, malahan terdampar di Dunia Bawah dan mengalami reinkarnasi alias terlahir kembali dengan menjadi bayi.

Kejadian yang sangat tidak diharapkan oleh Immortal ini, karena dia berharap akan inkarnasi di tubuh pemuda lain atau terlahir kembali di Dunia Atas yang memudahkannya untuk berkultivasi kembali dengan sempurna menuju Immortal dan Dewa.

Bahkan ingatan yang seharusnya tetap melekat pada dirinya juga ikut hilang seiring gangguan waktu yang terjadi saat dia memasuki alam kematian. Jadi, Wu Long yang terlahir kembali menjadi bayi laki-laki di dalam gubuk petani miskin ini juga tidak ingat siapa dirinya lagi. Wu Long benar-benar menjadi manusia baru yang terkunci jalur kultivasinya. Bahkan untuk melatih tenaga dalam saja, tubuh barunya tidak mampu melakukannya.

Tubuh bayinya hanyalah tubuh manusia biasa saja. Bahkan tidak ada tulang pendekar yang bisa membuat Wu Long menjadi pendekar hebat di Dunia Bawah ini. Wu long benar-benar mengalami kejadian tragis yang tidak diinginkan oleh para Immortal yang mengalami inkarnasi ataupun reinkarnasi.

Wu Long benar-benar hanya menjadi sampah kultivasi dan sampah persilatan, karena keduanya tidak mampu dia pelajari dengan kondisi tubuhnya yang lemah. Apalagi sejak kecil, dia sering sakit-sakitan yang menyebabkan orangtuanya sering mengeluarkan biaya lebih untuk pengobatannya.

Wu Long terlahir di Desa Rembulan, sebuah desa yang agak terpencil di Propinsi Xiang Jin, Kekaisaran Song.

Kehidupan suami-istri petani ini kian membaik setelah kelahiran Wu Long seakan anak laki-laki mereka ini membawa keeberuntungan bagi mereka.

Ayahnya selalu ingin Wu Long menjadi pendekar terkenal agar bisa membela kebenaran dan melindungi kaum miskin seperti mereka. Untuk itulah orangtua Wu Long selalu menyisihkan sedikit penghasilan mereka untuk biaya masuk perguruan bela diri yang terdapat di Desa Rembulan saat Wu Long nanti berusia 10 tahun yang merupakan syarat usia minimum masuk ke dalam Perguruan Matahari dan Rembulan.

Tubuh Wu Long di usianya yang menginjak 10 tahun ini sangat kurus sehingga ayahnya mulai pesimis kalau anak laki-lakinya ini bisa menjadi pendekar terkenal.

Perguruan Matahari dan Rembulan menjamin kesejahteraan murid-muridnya selepas dari perguruan bela diri tersebut sehingga banyak warga kurang mampu memaksakan diri makan seadanya dan menabung agar anaknya bisa masuk ke dalam perguruan bela diri tersebut. Sama halnya dengan yang dilakukan orangtua Wu Long.

"Wu Long! Apa kamu yakin bisa bertahan di Perguruan Matahari dan Rembulan?" tanya ayahnya.

"Aku akan berusaha bertahan, ayah! Apapun yang terjadi, aku tidak akan keluar dari perguruan!" janji Wu Long.

"Apa kamu bantu ayah saja di sawah? Kehidupan di sana sangat keras dan kamu sering sakit-sakitan! Tubuh kamu saja kurus sekali!" ujar ayahnya.

Ayah Wu Long yang semula begitu yakin kalau putranya bisa menjadi pendekar terkenal, mulai pesimis melihat kondisi Wu Long yang memprihatinkan. Jangankan menjadi pendekar, untuk sekedar mengangkat beban yang berat saja sudah kehabisan nafas.

"Benar-benar anak yang tidak berguna!" batin ayahnya.

Bagaimana nasib Wu Long yang seperti menerima hukum karma terlahir dengan cacat kultivasi dan pendekar, yang membuatnya hanya bisa menggunakan tenaga luar saja?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status