Share

Chapter 2 : Depresi

Setelah mengamati semua orang yang ketakutan, Pria itu segera langsung melambaikan lengan bajunya dan bergerak pergi. Merasa sudah aman, semua orang langsung menarik nafas lega, seolah-olah telah terlepas dari tatapan monster yang menakutkan.

Xinyi juga menghela nafas, dan merasa senang karena masih dapat hidup. Mengingat paman Feng lagi, Xinyi segera meraba-raba dan berteriak "Pamaan?, Paman Fang?"

Sebelum mengambil 3 langkah, suara beberapa orang datang, beriringan dengan teriakan panik, hal ini membuat Xinyi ketakutan seketika. Apa Kultivator sebelumnya datang lagi.?

"Aduh!" Tubuhnya segera ditabrak oleh beberapa orang dan terjatuh.

"Orang Fang itu tidak beruntung, ambil semua rotinya!"

"Aku duluan!"

"Hai, jangan ambil semuanya, sisakan untuk ku!"

"Hahaha, akhirnya aku bisa makan setelah sekian lama"

Segera di bawah keterkejutan Xinyi, yang didengarnya hanyalah suara bahagia dan perdebatan beberapa orang, yang membuat dia terkejut adalah Paman Fang meninggal, dan sekarang toko roti itu diperebutkan oleh pengemis.

Dengan kesadarannya sendiri, Xinyi berdiri sambil meraba-raba "Ap...apa yang kalian lakukan, ini punya paman Feng"

"Berisik!"

Segera Xinyi merasakan pukulan mengenai wajahnya dan membuat dia jatuh ditanah yang keras. Saat ini semakin banyak pengemis yang datang dengan tergesa-gesa, mereka menghiraukan Xinyi yang ditendang dan terinjak injak dibawah.

Rasa sakit itu membuat Xinyi hampir kehilangan kesadarannya, dengan tekat yang kuat, dia berusaha untuk merangkak. Orang-orang di sekitar hanya menjauh ketika melihat kerumunan pengemis yang saling tabrakan, dan berebutan.

Walaupun mereka tau perilaku pengemis ini adalah tidak kriminal, tetapi mereka tidak ingin ikut campur, dan Juga ini bukan pertama kalinya mereka menemui situasi seperti ini. Seketika suara langkah kaki tegap dan beraturan dapat terdengar.

"Itu penjaga!"

"Pasukan keamanan kota datang, Lariiii!"

Melihat orang-orang yang memiliki pakaian seragam, semua pengemis segera berhamburan pergi, dan berpencar.

Ratusan penjaga bergerak cepat, mereka menangkap beberapa pengemis dan memukulinya. Xinyi yang saat ini merasakan kepalanya pusing dan kesadarannya melemah, yang dia lihat sebelum pingsan hanyalah para penjaga yang mengangkut tubuhnya dengan kasar.

...

Suara-Suara kicauan burung membuat Xinyi yang tidak sadarkan diri mengerutkan kening. Setelah maraba-raba sekitaran dia segera duduk sambil meringis kesakitan.

"Dimana ini?"

Dengan mengandalkan pendengaran, dia mengamati sekitar "Apa aku ditangkap?"

Kemudian dia berdiri dan meraba-raba sekitaran, hal  yang disentuhnya bukan lah sel penjara seperti perkiraan, tetapi sebuah kasur kasar "Tidak, ini bukan penjara, tidak mungkin penjara memiliki kasur"

Kemudian suara pintu terbuka dapat terdengar, memperlihatkan seorang wanita masuk sambil membawa mangkuk, yang berumur sekitaran 29 tahun. Jika tidak ada bekas luka di wajahnya mungkin dia adalah wanita yang cantik.

Setelah melihat Xinyi suara bahagia dapat terdengar "Xinyi.?, kamu sudah bangun?"

Mendengar suara yang akrab Xini segera bicara "Bibi Luo"

Bibi Luo mendekat dan duduk di kasur di samping Xinyi "Bagaimana tubuhmu Xinyi?"

Xinyi tersenyum masam "Masih sedikit sakit"

"Istirahat lagi, nanti akan mendingan"

Bibi Luo mengambil sesendok bubur di dalam mangkuk dan menyuapi Xinyi. Setelah melihat Xinyi menelan makanannya, Bibi Luo beranya "Apa yang sebenarnya terjadi.?, aku terkejut melihat penjaga jii yang datang sambil menggendong mu"

Segera Xinyi tau siapa itu Penjaga jii yang di katakan oleh bibi. Penjaga Jii adalah orang yang lahir di desa yang sama dengan Xinyi, yaitu desa Ina. Setelah berusia 20an dia mendaftar sebagai penjaga kota dan di terima.

Walaupun Xinyi tidak terlalu akrab dengan Penjaga Jii, tetapi dia masih merasa berterimakasih, karena Penjaga Jii menyelamatkannya.

Kemudian Xinyi segera menceritakan semua yang terjadi dikota sebelumnya, mulai dari sebelum Kultivator membuat kekacauan, hingga kematian paman fang dan pengemis. Setelah mendengar semua yang dijelaskan Xinyi, Bibi Luo tidak bisa tidak merasa sedih atas meninggalnya Paman Fang.

"Paman Fang adalah orang yang baik, setelah keluarganya meninggal di tangan Kultivator beberapa tahun lalu, sekarang dia juga meninggal dengan cara yang sama"

Bibi Luo menghela nafas, dia tau dengan pasti bagaimana seorang Kultivator bertindak, itu benar-benar tidak memikirkan kehidupan fana sama sekali, membunuh ketika mereka ingin, dan pergi ketika mereka ingin pergi.

"Pengadilan sudah sering menerima pesanan tentang masalah yang disebabkan Kultivator beberapa hari belakangan ini, tetapi sebagai fana, kita hanya bisa menutup mulut, dan membiarkanya begitu saja"

Kemudian Dia melihat Xinyi "Sukurlah kamu tidak apa-apa"

Xinyi mengangguk. Kerajaan Hyun memang sebuah kerajaan yang menutupi wilayah fana di sekitarnya, tetapi premisnya tentu hanya benua fana. Jadi jika berhubungan dengan Kultivator yang dapat melepaskan  Energi Qi, senjata tumpul dan kekuatan fisik mereka tidak dapat melukai Kultivator sedikitpun.

Mengingat sesuatu dia bicara "Oh iya, bibi, di mana nenek wang?, apa dia sudah makan.?"

Karena tidak bisa melihat, Xinyi tidak tau kalau sekarang ekspresi Bibi Luo sudah tertegun. Dengan rasa bersalah dia terus mendengarkan Xinyi bicara "Roti yang di beli sebelumnya hilang, termasuk tanaman yang dipetik nenek wang"

Setelah tidak mendapatkan respons sedikitpun, Xinyi bertanya "Bibi Luo?, Apa kamu masih di sana?"

"Ah, iya"

Melihat Xinyi yang masih menunggu jawabannya, Bibi Luo ragu dan tidak tau harus bicara apa. Setelah beberapa detik berpikir dia menghela nafas "Xinyi"

"Yah"

"Nenek Wang......Tubuhnya sudah di kubur 1 hari yang lalu, ketika kamu masih pingsan selama 2 hari ini"

"Hah?" Tanggapan Bibi Luo berbeda dari apa yang dia harapkan. Seketika shock terlihat di wajah Xinyi, nafasnya sesak, dan dunia terasa seolah-olah sudah runtuh.

"Ne.....nek Wang, kenapa bibi.?"

Melihat tidak ada tanggapan, dengan tergesa-gesa Xinyi memgang tangan Bibi Luo, menghiraukan mangkuk yang jatuh.

"Bibi!"

Bibi Luo meneteskan air mata sambil melihat Xinyi, tetapi dia tidak bicara sedikitpun. Xinyi yang tidak dalam kondisi stabil langsung bergerak dengan tergesa-gesa, membuat dia hampir saja terjatuh dari ranjang.

"Ah, Xinyi" Bibi Luo langsung tanggap dan memegang Xinyi.

"Tidak, tidak, aku harus cari nenek wang, pagi ini dia masih tersenyum pada ku bibi, pagi ini aku masih mendengar suaranya"

Melihat Xinyi yang terus bergumam tidak menentu, membuat Bibi Luo khawatir dan meninggikan suaranya "Xinyi!"

Sontak suara ini membuat Xinyi tertegun dan termenung, tangisan terisaknya dapat terdengar, tetapi tidak ada air mata yang mengalir, hanya darah mengenai selendang di matanya.

Sambil menahan tangisnya, Bibi Luo memeluk Xinyi dan membiarkan Xinyi melepaskan semua sedihnya dipelukannya.

...

Saat ini Xinyi yang sudah tenang, terbaring menghadap ke atas, dia tidak menangis lagi, tetapi termenung dengan keadaan yang berubah dengan cepat. Sebelumnya Paman Fang yang baik dan mau membantunya, sekarang Nenek Wang, yang sudah membesarkannya sejak dia lahir.

Ketika itu malam hari dengan rintikan ringan hujan. Xinyi yang sudah meninggal di dunia modern membuka mata dan mengetahui dia berada di tubuh bayi  yang tidak bisa apa-apa. Merasa yakin akan meninggal sekali lagi, seorang wanita paruh baya datang dan mengadopsinya.

Xinyi menahan sedih lagi ketika mengingat hari-hari yang dia lalui bersama nenek Wang, bahkan ketika matanya diambil ketika berusia 5 tahun, dan dibully diejek dan di pukuli orang, hanya nenek Wang yang menjaganya selalu tersenyum padanya.

Xinyi berteriak "Kenapa ini terjadiiiii!"

Walaupun dia memiliki mental orang dewasa, tapi tekanan ini terlalu berat untuk dia tanggung. Semua hal ketika kelahirannya sudah sangat tragis, di mulai dari ditelantarkan ketika masih bayi, tidak dapat melihat ketika berumur 5 tahun, sampai dihina dan dibenci oleh semua orang di sekitarnya.

Sekarang dia juga kehilangan satu-satunya orang yang dia kenal dikehidupan ini. Ini benar-benar berat untuk dapat dia tanggung. Beberapa menit kemudian, setelah menenangkan dirinya, dia bergumam dengan suara yang tidak memiliki semangat sedikitpun.

"Apa yang akan terjadi padaku selanjutnya.?"

Depresi berat membuat dia memikirkan untuk mengakhiri hidupnya saja, tetapi ketika pikiran ini terlintas begitu saja, segera dihilangkannya "Tidak, aku sudah mati sekali, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kedua ini begitu saja"

Kemudian suara pintu terbuka dapat terdengar  "Xinyi apa kamu sudah bangun"

"Bibi Luo!"

Bibi Luo mendekat lalu bicara "Xinyi, Bibi akan berangkat sekarang"

Xinyi mengangguk, lalu mengingat kalau Bibi Luo adalah salah satu sarjana yang sedang bersekolah di akademi pemerintahan. Sekolah ini adalah sekolah yang di biayai oleh kerajaan langsung, di mana setiap orang yang lulus akan langsung diangkat menjadi mentri.

Membantu raja dalam menangani urusan pemerintahan. Bibi Luo bukan orang asli desa Ina, tetapi dia berasal dari daerah lain, untuk menetap di desa Ina 3 tahun lalu.

"Bibi sudah meninggalkan beberapa makanan di dapur, jadi untuk sementara ini kamu tidak perlu menjual Herbal dulu, istirahat dan jaga kesehatan biar cepat sembuh, baik.?"

Xinyi merasa tersentuh setelah mendengar ini "Terimakasih bibi"

"Um" Bibi Luo mengangguk sambil memegang tangan Xinyi, lalu dia menyelipkan sebuah benda.

Merasakan benda yang ada ditangannya, dengan penasaran dia bertanya "Apa ini bibi?"

-----------------------------------------

End Chapter

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status