Share

BAB 7. Perjalanan ke Hilir

Melihat celah yang terbuka, wajah dari Zhang Ji Long tampak tersenyum lebar saat ia merasakan angin segar menyapa kulitnya. Ia langsung bergegas menerobos celah dari batu besar yang selama ini menutupi gua dengan perasaan lega dan bahagia. Ia melangkah keluar dari gua, memasuki dunia yang luar biasa dan memancarkan semangat baru.

“Akhirnya aku bebas!!!”

Zhang Ji Long meluapkan kebebasannya dari Gua dengan berteriak keras yang menggema sampai jauh, suara teriakannya penuh kegembiraan membelah udara seperti deru sang elang yang memenuhi langit, menandakan kemenangan yang menggelegar dan semangat yang tak terbendung. Tangannya diterjang angin saat ia merentangkan lengan ke atas, merayakan kebebasan dan keberhasilannya.

Tak lama, terlihat Zhang Ji Long yang sudah bersiap untuk meninggalkan Gua yang telah ia tempati selama tiga tahun, tubuhnya terlihat sangat kuat dan berotot. Ia terlihat setengah telanjang karena semua pakaian yang diberikan oleh Kakeknya sudah terlalu kecil untuknya. Ia hanya memakai celana yang terbuat dari kulit binatang yang sudah usang yang selama ini menjadi selimut dan perlindungan setianya selama ia tinggal di dalam Gua. Ia tampak mengambil napas dalam-dalam, memandang sekeliling gua dengan rasa haru yang terpatri di matanya. Di hatinya terasa berat, karena gua itu telah menjadi tempat berlatih dan merasakan kedamaian selama tiga tahun. Kitab-kitab berharga yang ia baca menjadi saksi perjalanan menjadi seorang Pendekar Kultivasi. Dengan campuran perasaan sedih dan bersemangat, ia melangkahkan kakinya dengan mantap meninggalkan gua dengan pengharapan baru di dalam dirinya.

“Kakek, aku berjanji akan menjadi pendekar hebat, menghidupkan kembali kejayaan sekte Pedang Putih di negeri Oriental. Aku akan menaklukkan segala rintangan, melatih diri dengan keras, dan mempersiapkan diri untuk memimpin sekte ini menuju puncak kemuliaan yang baru."

Terlihat Zhang Ji Long berjalan menjauh meninggalkan Gua Gunung Es, dalam benaknya tampak api semangat menyala membara, ia berjanji akan mengembalikan kejayaan dari sekte Pedang Putih dan akan berusaha menjadi seorang Pendekar Kultivasi yang hebat. Ia berjalan tanpa arah yang pasti, mengikuti kehendak hatinya yang membimbingnya. Langkahnya turun dari Gunung Es penuh dengan ketidakpastian, namun juga penuh kebebasan. Ia merasakan hembusan angin yang menenangkan saat mengikuti aliran angin itu menuju ke petualangan yang belum diketahui.

“Aku tidak tahu arah setelah meninggalkan Gua Gunung Es ini, tapi aku akan mengikuti nurani hatiku dengan penuh keyakinan. Setapak demi setapak, aku akan menemukan takdirku. Seperti salah satu syair yang pernah aku baca dari Kitab. Percayalah, langkah yang penuh ketabahan, dan jiwa yang takkan pernah ragu akan membawa dirimu pergi ke arah yang benar."

Gunung Es menjulang tinggi dengan puncak yang menjulur ke langit. Dindingnya yang terjal dan licin menakutkan banyak orang, tetapi tidak bagi Zhang Ji Long. Dengan kualitas tulang tingkat ke-9 yang sempurna di Dunia Fana ini, tubuhnya memiliki kekuatan yang luar biasa. Setiap langkahnya di atas bebatuan licin, ia dengan sangat mudah menyesuaikan keseimbangannya. Tubuhnya terasa ringan, seolah-olah terhubung dengan alam sekitarnya. Kekuatan fisiknya memungkinkan dia untuk menghadapi tantangan Gunung Es tanpa kesulitan, menjadikannya seperti bayangan yang melintasi lereng dan lembah dengan lincah dan penuh keyakinan.

Namun, baru beberapa jam ia menuruni Gunung Es itu, tiba-tiba dari perutnya terdengar suara keras yang menandakan bahwa tubuhnya membutuhkan asupan makanan. Sensasi keroncongan mengguncang tubuhnya.

“Ahk!!! Aku sangat lapar sekali. Di Gunung Es ini apa yang bisa aku makan?! Mungkin aku tahan dulu saja, mudah-mudahan di bawah sana dapat aku temukan makanan.”

Tak lama kemudian, terdengar suara geraman dari balik semak-semak. Dalam cahaya senja yang redup di balik semak-semak itu, serigala kelaparan muncul dengan bulu menggigil. Matanya tajam memandang Zhang Ji Long dengan nafsu yang ganas. Mulutnya terbuka lebar mengungkapkan gigi-gigi tajam. Tubuhnya bergetar siap menerkam, mengisyaratkan kelaparan yang mendalam.

“Hmm, ini binatang apa yah? Kalau aku perhatikan ini seperti gambar anjing yang suka aku lihat di kitab-kitab Kakek … .”

“Kira-kira bisa aku makan tidak yah anjing ini?”

Mata Zhang Ji Long terpana melihat seekor serigala yang tidak pernah ia lihat di dalam gua, wajahnya seketika berubah menjadi bingung karena tidak tahu dengan binatang apa yang ada di depannya saat ini. Selain itu, karena perutnya yang sudah sangat lapar, ia sepertinya ingin menyantap serigala itu.

Tanpa menunggu lama lagi, serigala itu langsung melompat ke arah Zhang Ji Long dan berusaha untuk menerkamnya. Namun, baru saja serigala itu mendekat, Zhang Ji Long dengan sekali pukulan dapat melumpuhkan serigala itu dan membuat tubuh serigala itu terhempas ke tanah dengan mata yang menggantung, menandakan akhir ajalnya yang mendadak datang menjemput.

“Anjing ini mati? Mudah sekali.”

Zhang Ji Long duduk dengan penuh kepuasan, memegang sepotong paha serigala yang garing. Aroma daging panggang memenuhi udara. Api kecil membara dari kayu-kayu yang teratur tersusun, menyinari wajahnya yang terlihat sedikit lelah. Ia memanggang serigala itu dengan kayu-kayu yang ia bawa dari Gua.

“Daging anjing ini tidak lebih enak dari ikan yang aku dapat di Gua. Aku merindukan aroma ikan panggang.”

Setelah selesai dengan serigala panggangnya, Zhang Ji Long melanjutkan perjalanannya untuk menuruni Gunung Es ini, kakinya yang kokoh menapaki lereng Gunung Es. Setiap langkahnya membawa kehangatan ke dalam kedinginan Gunung Es. Pemandangan indah dari pegunungan yang menjulang tinggi dan lembah yang dalam menghiasi perjalanan menuju hilir Gunung Es tersebut.

Setelah tiga hari menuruni Gunung Es dengan setiap harinya hanya memakan daging serigala lapar yang selalu muncul menghadang Zhang Ji Long. Akhirnya, ia sampai di tengah gunung Es itu dengan suhu yang lebih hangat terasa. Ia terpesona oleh pemandangan yang tiba-tiba lebih hijau dari sebelumnya. Pohon-pohon menjulang tinggi, menghiasi lereng Gunung Es dengan dedaunan yang segar. Suara angin yang berdesir menyapa daun-daun yang bergoyang menciptakan suasana yang menyejukkan.

“Waah, indah sekali! Baru kali ini aku merasakan suasana sesejuk ini dengan warna hijau yang mulai muncul di beberapa tempat.”

Zhang Ji Long kemudian melanjutkan perjalanannya lagi.

Setelah beberapa jam berjalan, dari kejauhan ia seperti melihat sekumpulan rusa gunung. Namun, yang menarik perhatiannya adalah keberadaan tanduk yang terpancar dari kepala yang menurut Zhang Ji Long itu adalah anjing.

“Waah! Banyak sekali anjing disana! Ta-tapi kenapa mereka memakai tanduk di kepalanya! Pasti itu adalah binatang iblis. Aku tidak mau memakannya.”

Kruek!!

Kruek!!

Suara dari perut Zhang Ji Long terdengar lagi dengan sangat keras.

“Ternyata anjing iblis ini rasanya lebih enak daripada anjing berbulu lebat di atas gunung es.”

Terlihat Zhang Ji Long yang akhirnya memanggang rusa gunung tersebut, walaupun pada awalnya ia merasa ragu karena dianggapnya rusa itu adalah anjing iblis karena bertanduk. Namun, karena rasa lapar yang sudah melewati batasnya, ia tetap saja menyantap rusa itu.

Tiga hari berlalu …

Zhang Ji Long terkesima melihat air terjun untuk pertama kalinya. Ia berdiri takjub di tepi air terjun, memandang dengan mata terbuka lebar. Air terjun menjulang tinggi, memancarkan kekuatan alam yang luar biasa. Gemuruh air yang jatuh dengan deras menciptakan semburat kabut yang mempesona, mengisi udara dengan kelembutan dan keindahan yang memikat. Ia melompat dengan penuh semangat ke dalam sungai yang mengalir deras di bawah air terjun. Tubuhnya terhempas oleh arus air yang kuat, sementara tetesan air menyiraminya. Ia merasakan sensasi segar dan kebebasan saat tubuhnya bergerak di antara riak-riak air yang mengalir dengan kekuatan yang tak terbendung.

“Anak kecil! Siapa kamu?!”

Tiba-tiba datang seorang pria yang berteriak kepada Zhang Ji Long.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Silalahi Sabam
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status