INICIAR SESIÓN“Maafkan aku guru, Anda guru senior, berarti guruku, juga, terima hormatku ini,” Bawana segera bangkit dan bersujud tiga kali di hadapan Ki Cokro.Dia sangat terkejut sekali mendengar kakek tua di depannya itu adalah guru dari Lintang, siapapun orang terdekat Lintang adalah keluarganya, dan siapapun guru Lintang, dia juga adalah gurunya.“Oiii, apa-apaan kau anak muda, aku tidak berniat mengangkat murid lagi, cepat bangkit.” teriak Ki Cokro yang kaget dengan apa yang dilakukan Bawana.“Aku tidak peduli guru, kau guru dari seniorku, dan kau juga guruku,” sergah Bawana melanjutkan kegiatannya.“Sial, mengapa aku selalu di kelilingi oleh orang yang keras kepala seperti mereka,” umpat Ki Cokro dalam hati.“Baiklah, baiklah, sekarang bangkit dan bantu sadarkan dia,” ucap Ki Cokro.“Baik guru, aku akan menahannya, tapi jika senior termakan kegelapan hati, hanya orang yang membuatnya seperti itulah yang dapat menyadarkannya,” jawab Bawana.“Aku tahu tapi dia terkurung di dalam kubah energi b
“Sial, siapa pemuda itu sebenarnya? Sosoknya terlihat seperti manusia, namun perangainya lebih kejam dari iblis,” gumam Ki Suta, wajahnya kini tampak memucat menyaksikan Lintang membunuh satu persatu anak buahnya di kejauhan.“Apa yang harus kita lakukan Ki?” tanya Nyi Dila.“Sebaiknya kita lawan dia secara bersamaan,” usul Sumirat.“Apa kau gila, dengan energi sebesar itu, 100 orang seperti kita pun bukanlah tandingannya,” sergah Ki Suta.Ke-tiga pendekar sepuh dari perguruan golongan hitam itu beruntung telah lebih dulu menjauh saat merasakan aura siluman milik Asgar yang muncul dari ketinggian, membuat mereka dapat terhindar dari serangan Lintang.Tadinya mereka berniat membunuh Bawana, namun saat mendapati kemunculan Lintang yang mengejutkan, selanjutnya Limo, dan terakhir Asgar, mereka memilih menjauh.“Jadi apa yang akan kita lakukan?” tanya Sumirat.“Kita lari dari sini selagi sempat, baginda raja harus mengetahui kejadian ini, ayo cepat!” ajak Ki Suta, dia segera melesat menin
Semua mata para pendekar golongan hitam dan 300 pasukan kerajaan Manarah seketika membelalakan mata menyaksikan ada sepuluh pendekar kembar yang datang menyelamatkan Tresna Ayu.Untuk orang kembar 2 sama persis memang sudah biasa, namun kembar 10 dengan wajah, pakaian dan senjata yang sama, ini sungguh mustahil.Salah satu Lintang segera membentuk segel tangan menciptakan kubah energi untuk melindungi Tresna Ayu.Ledakan demi ledakan terjadi di atas permukaan tanah, namun tidak ada satupun ledakan yang mampu melukai Lintang dimana dirinya dilindungi oleh energi putih.Setelah Lintang, Limo datang dari atas langit mendarat tepat di dekat Lintang membuat bumi seketika begetar hebat karena tekanan benturan kaki beruang tersebut.Membuat para pasukan musuh semakin melebarkan mata, hati mereka mulai gentar mendapati ada beruang sangat besar yang juga datang mendampingi 10 pendekar kembar.Belum sempat keterkejutan mereka reda, kembali dari atas langit jatuh sosok ular raksasa yang tepat me
“Baiklah, segera mulai tahap ketiga, kau harus lebih berkonsentrasi pada tahap ini, karena dirimu akan membagi tubuh, jika gagal, maka tubuh intimu akan terluka.” jelas Ki Cokro.Sebagai gurunya yang mendidik Lintang dahulu, Ki Cokro mengetahui satu hal, firasat Lintang tidak pernah salah, untuk itu dia akan mempercepat latihan jurus sihir ilusi, semoga saja Lintang dapat menguasainya dalam waktu singkat seperti sebelumnya.Setelah mendapatkan penjelasan dari gurunya, Lintang segera memulai proses latihan, dia mengonsentarasikan energi sihirnya sebanyak mungkin untuk dapat membentuk tubuh manusia secara utuh.Karena yang dibentuk adalah tubuhnya sendiri, maka Lintang harus membagi seluruh energi yang dia miliki.Dari mulai energi tenaga dalam, energi semesta. dan energi putih, dia harus membaginya sesuai kemampuan tubuh yang akan dia ciptakan, dan pada proses inilah tahap tersulit bagi Lintang.Dimana energi miliknya bukanlah energi sembarangan, andai dia gagal maka akan menciptakan l
“Aku mempelajarinya dari seorang teman, Guru,” jawab Lintang.“Konsep jurus ini adalah sihir penciptaan, sangat sulit dan hanya sedikit orang yang mampu mempelajarinya.” jelas Ki Cokro.Di dalam dunia Tongkat Semesta, Lintang akan belajar jurus ilusi menggandakan tubuh dimana Ki Cokro sangat terkenal akan jurus itu.Jurus ilusi Ki Cokro bukanlah ilusi biasa, dimana ilusi miliknya memiliki bentuk nyata dan dapat menyerang lawan secara fisik.“Ilusi adalah sihir namun sihir bukanlah ilusi, jika kau bisa menggabungkan keduanya, maka ilusimu akan menjadi sebuah kenyataan,” tambah Ki Cokro.“Ilusi bukanlah sihir, namun sihir adalah ilusi? aku masih tidak mengerti guru.” tanya Lintang.“Hahaha, dasar bodoh, kau masih tetap saja seperti dulu.” Ki Cokro tertawa.“Ilusi adalah tipu daya yang biasa mengelabui mata atau pikiran, sedangkan sihir adalah energi penciptaan seperti halnya cara kerja alam.” jelas Ki Cokro.“Kau perhatikan bibit tumbuhan yang asalnya biji, selanjutnya tumbuh menjadi ke
Mendengar apa yang dikatakan Ki Cokro membuat Anantari semakin merona merah, dia sangat senang Ki Cokro mendukung Lintang untuk menikah.Lintang tidak mampu lagi berkata-kata, dia melirik ke arah Anantari kemudian berbalik ke arah Ki Cokro dan terus seperti itu sebanyak tiga kali, hingga Ki Cokro terus tertawa menyaksikan Lintang.Tidak pernah dia kira, tawa senang seperti ini akan membali lagi di usia senjanya, setelah tertawa dia menatap jauh keluar goa, tembus hingga kecakrawala di ketinggian langit.“Terimakasih engkau telah mengembalikan kebahagiaanku, wahai sang pemilik takdir.” gumam Ki Cokro dalam hati, tidak terasa air matanya kembali meniti, namun segera dia seka menggunakan punggung tangan karena tidak ingin dilihat Lintang.“Beberapa hari lalu dia mengunjungiku di sini, setelah kehilanganmu, hatinya begitu kosong sama halnya seperti Nimas Ayu,” jelas Ki Cokro dengan nada serius, ada kesedihan di balik nada itu, dimana dirinya merasa iba dengan kehidupan Kelenting Sari.“Ak







