Beranda / Fantasi / Legenda Tongkat Semesta / Bab 275 Selalu Bertemu

Share

Bab 275 Selalu Bertemu

Penulis: Pujangga
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-17 18:28:02

Menjelang senja saat pergantian waktu antara siang dan malam, disitulah tabir gaib biasa-nya tersingkap.

Tabir yang memisahkan antara dunia kita dengan dunia halus, sebuah dunia tempat dimana para kaum lelembut bersemayam.

Begitu juga dengan apa yang di alami Limo, saat beruang kecil itu hendak berburu rusa untuk santapan malam bersama Lintang, dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

Jauh di kedalaman hutan tempat Limo berburu rusa, dia menemukan sebuah patung batu berwujud aneh dengan ukuran yang sangat besar.

Sebagian besar patung tersebut tertanam di dalam tanah, hingga yang tersisa dari-nya hanya tinggal kepalanya saja.

Jika dilihat secara sepintas, kepala patung itu tidak seperti batu besar biasa, dimana di seluruh permukaannya telah banyak di tumbuhi lumut dan belukar.

Namun mata Limo begitu jeli dan tajam, dia dapat melihat bahwa batu tersebut bukanlah batu sembarangan.

Selain itu, Limo juga dapat merasakan ada aura mengganggu dari dalam batu tersebut, dan aura itu kelua
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 277 Memalukan

    “Tongkat Semesta? Bagaimana bisa? siapa dia sebenarnya?” gumam Manusia Serigala membuka mulutnya lebar.Sulit percaya baginya mendapati Tongkat Semesta kembali muncul setelah puluhan tahun silam.Dia sangat mengenali Tongkat Semeta dimana senjata itu pernah dimiliki olah sahabatnya yang telah lama tiada.Siluman Serigala memandang Lintang lekat mencari tahu siapa pemuda tampan di sana sebenarnya, namun seberapa kuatpun dia mengingat, sosok pemuda itu tetap tidak dia kenali.Terlalu fokus memperhatikan Lintang, membuat dia lengah dan lupa bahwa ini sedang dalam pertarungan.Dia tidak menyadari beruang batu telah melesat cepat melayangkan serangan cakar ke arahnya.Meski seluruh tubuhnya terbuat dari batu, mahluk itu ternyata memiliki gerakan cepat dan ringan seperti halnya gerakan Limo, langkahnya senyap tidak terdengar oleh manusia serigala.Hampir saja tubuh Manusia Serigala terkoyak oleh cakaran beruang tersebut, beruntung Lintang segera datang dan menahan serangan itu dengan kubah

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 276 Siapa Dia

    “Sial, apa itu memang dia? ternyata dia seorang siluman serigala ekor tujuh,” gumam Lintang.“Apa kakang mengenalnya?” tanya Anantari.“Dia temanku Tari, namun aku sendiri baru tahu bahwa dia merupakan siluman,” ungkap Lintang.Mendengar itu Anantari menyipitkan mata memandang pemuda itu lekat, dia seperti pernah melihat wajahnya namun entah dimana Anantari tidak mengingatnya.Memang wajah teman Lintang ini sudah sedikit berubah menjadi lebih dewasa, membuat Anantari sulit untuk mengingatnya, padahal, dulu 90 tahun yang lalu, pemuda itu pernah berkunjung ke istana Daha satu rombongan dengan Ki Cokro.Siluman serigala ekor 7 melesat dan langsung menghampiri hewan batu berwujud beruang.“Grrrrrr” Beruang batu kembali menggeram.“Sial, para mahluk bodoh itu sepertinya telah membangkitkannya,” gumam siluman serigala ekor 7 kesal, dia menatap tajam ke arah Lintang dan Anantari.“Apa tujuan kalian datang kemari dan mengapa mengusik hewan penjaga yang ada disini manusia?” seru siluman seriga

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 275 Selalu Bertemu

    Menjelang senja saat pergantian waktu antara siang dan malam, disitulah tabir gaib biasa-nya tersingkap.Tabir yang memisahkan antara dunia kita dengan dunia halus, sebuah dunia tempat dimana para kaum lelembut bersemayam.Begitu juga dengan apa yang di alami Limo, saat beruang kecil itu hendak berburu rusa untuk santapan malam bersama Lintang, dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.Jauh di kedalaman hutan tempat Limo berburu rusa, dia menemukan sebuah patung batu berwujud aneh dengan ukuran yang sangat besar.Sebagian besar patung tersebut tertanam di dalam tanah, hingga yang tersisa dari-nya hanya tinggal kepalanya saja.Jika dilihat secara sepintas, kepala patung itu tidak seperti batu besar biasa, dimana di seluruh permukaannya telah banyak di tumbuhi lumut dan belukar.Namun mata Limo begitu jeli dan tajam, dia dapat melihat bahwa batu tersebut bukanlah batu sembarangan.Selain itu, Limo juga dapat merasakan ada aura mengganggu dari dalam batu tersebut, dan aura itu kelua

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 274 Pendekar muda misterius

    “Ternyata markas mereka terdapat di sebuah ceruk tebing, sungguh cerdas,” ungkap Anantari.Bersama Lintang, Limo dan Asgar, Anantari kini tengah mengamati situasi diatas dahanan pohon tidak jauh dari ngarai sungai.Sebuah sungai berarus deras yang di apit oleh dua tebing terjal sangat tinggi yang di dasar tebing itu terdapat sebuah ceruk besar layaknya sebuah goa.Dari sana Lintang dan Anantari dapat menyaksikan aktifitas mereka pada ceruk tersebut.Terdapat sekitar 500 orang bersenjata panah di dalam sana, tidak ada satupun dari mereka yang memiliki energi tenaga dalam.Sampai saat datang seorang pemuda tampan yang sepertinya baru saja selesai menjalankan misi.Pemuda itu terbang cepat menyusuri permukaan sungai layaknya sebuah bayangan dan masuk ke dalam ceruk.“Apa kakang melihatnya?” tanya Anantari.“Ya Tari, aku melihatnya,” jawab Lintang, dia melebarkan mata melihat pemuda itu dimana parasnya sangat mirip sekali dengan teman Lintang di masa lalu.“Tidak mungkin, seharusnya sekar

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 273 Mantera Pelindung

    Satu demi satu mayat tumbang di tangan kelompok yang dipimpin oleh lelaki kecil bernama Datuk.Meski mereka tidak memiliki tenaga dalam, namun kecepatan dan gerakannya sangat luar biasa, seperti seorang yang sudah dilatih tempur selama bertahun-tahun, mereka memiliki sikap tenang walau melawan musuh dengan jumlah yang lebih banyak.Dua orang yang sebelumnya menjadi pancingan yakni Agam dan Galang, ternyata memiliki kemampuan di atas rata-rata.Gerakan-nya sangat gesit dan licin, seperti sepasang pendekar tingkat atas, ke-duanya bertarung saling melindungi, hingga panah yang dilesatkan dari busur mereka tidak pernah berhenti.“Kananmu!” seru Agam pada Galang.Lelaki yang diseru segera berbalik dengan langsung melesatkan anak panah secara cepat, bahkan tanpa melihat.“Belakang!” seru Galang.Agam langsung menunduk, sementara Galang melesatkan panah, hampir mengenai kepala Agam, andai telat sedikit saja, kemungkinan Agam telah tewas tertembus anak panah.Namun seperti sudah mengerti pola

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 272 Pasukan Pemanah

    Lintang dan Anantari mengerutkan kening mendengar percakapan mereka, orang-orang itu datang kesana sepertinya karena melihat kubah energi milik Lintang yang jatuh di lontarkan oleh burung raksasa.Namun yang mengejutkan bagi ke-duanya adalah seruan dari sang pemimpin tadi yang akan menghadang dan menghadapi 200 pasukan iblis.Ini sungguh tidak masuk akal bagi Lintang juga Anantari dimana ke-duanya dapat merasakan mereka tidak memiliki energi tenaga dalam, dengan kata lain rombongan itu bukanlah seorang pendekar.“Apa mereka sudah gila, kakang? Dengan cara apa rombongan itu menghadapi para pasukan iblis? tidak mungkin mereka dapat membunuh iblis hanya dengan golok dan busur saja.” tanya Anantari berbisik.“Aku juga tidak mengerti Tari, sebaiknya perhatikan saja apa yang akan dilakukan mereka, jika orang-orang itu dalam bahaya, kita bisa menolongnya,” ungkap Lintang.“Biarkan aku yang membantai pasukan iblis itu, akan kubuktikan bahwa ada penguasa hebat yang akan melindungi mereka,” uja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status