Share

Bab 28

"Kalau aku mengatakan pekerjaanku yang sebenarnya, bisakah Ayah menyimpannya untuk diri sendiri?

"Terus terang, aku merasa tidak nyaman jika orang-orang mengetahui identitasku. Nyawaku bisa saja terancam."

"Hah! Segawat itu? Memangnya apa pekerjaanmu? Mata-mata?"

"Bukan, Ayah."

Karel membisikkan sesuatu di telinga Tuan Jaffan. Membuat netra tua lelaki sepuh itu membeliak.

Detik berikutnya, ia merangkul Karel. Tergugu haru.

"Aku bangga padamu, Nak! Tuhan telah menarikmu hingga mencapai puncak kesuksesan dengan cara-Nya."

"Itu semua juga berkat doa-doa Ayah. Aku percaya Ayah tak pernah melupakanku, walaupun aku menghilang tanpa jejak.

"Aku selalu di hati Ayah, sama seperti diriku yang senantiasa menabur rindu untuk Ayah. Benar kan, Yah?"

Tuan Jaffan mengangguk. Memang begitu kenyataannya. Di sepertiga akhir malam, ia selalu terjaga, bermunajat pada Sang Khalik untuk keselamatan putra semata wayangnya.

Tak lelah ia menyemai harap akan sebuah perjumpaan dengan sang anak.

Kini, setelah rat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status