Share

99. Berubah

Author: 5Lluna
last update Last Updated: 2025-12-07 17:09:48

"Aku tidak pernah suruh Elian pergi ketemu klien," ucap Ariana dengan kedua mata berkedip bingung.

"Tapi tadi Elian bilang kau suruh dia untuk pergi ketemu klien." Sebastian langsung protes.

Sesampainya di kantor, Sebastian memang langsung mencari Ariana. Namun, karena pemilik perusahaan itu terlambat datang dan juga sibuk, alhasil Sebastian baru ketemu dengan Ariana setelah jam makan siang dan itu adalah sekarang.

"Justru tadi Elian yang telepon aku dan minta untuk datang terlambat, karena katanya ada urusan keluarga." Ariana tentu saja akan menjelaskan, karena dia tidak mau dituduh sembarangan.

"Dia bilang begitu?" tanya Sebastian dengan kedua alis yang terangkat.

"Kau mau aku telepon dia sekarang juga?" Ariana mulai terlihat kesal, karena sepertinya Sebastian masih ragu. "Mari kita tanya saja dia, apa yang sebenarnya terjadi."

"Eh, jangan dong." Sayangnya, Sebastian harus menolak. "Nanti Elian marah padaku karena tidak percaya sama dia."

"Masalahnya, kau juga tidak p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Lelaki Itu, Perempuan yang Kunikahi   99. Berubah

    "Aku tidak pernah suruh Elian pergi ketemu klien," ucap Ariana dengan kedua mata berkedip bingung. "Tapi tadi Elian bilang kau suruh dia untuk pergi ketemu klien." Sebastian langsung protes. Sesampainya di kantor, Sebastian memang langsung mencari Ariana. Namun, karena pemilik perusahaan itu terlambat datang dan juga sibuk, alhasil Sebastian baru ketemu dengan Ariana setelah jam makan siang dan itu adalah sekarang. "Justru tadi Elian yang telepon aku dan minta untuk datang terlambat, karena katanya ada urusan keluarga." Ariana tentu saja akan menjelaskan, karena dia tidak mau dituduh sembarangan. "Dia bilang begitu?" tanya Sebastian dengan kedua alis yang terangkat. "Kau mau aku telepon dia sekarang juga?" Ariana mulai terlihat kesal, karena sepertinya Sebastian masih ragu. "Mari kita tanya saja dia, apa yang sebenarnya terjadi." "Eh, jangan dong." Sayangnya, Sebastian harus menolak. "Nanti Elian marah padaku karena tidak percaya sama dia." "Masalahnya, kau juga tidak p

  • Lelaki Itu, Perempuan yang Kunikahi   98. Berubah Pikiran

    "Hah? Aku duluan ke kantor?" tanya Sebastian dengan kedua alis yang terangkat. "Iya." Elian mendorong lelaki di depannya itu, untuk segera keluar dari kamar. "Soalnya aku disuruh sama Ariana untuk mengurus klien dulu, jadi kau duluan saja." "Bagaimana kalau kita bersama saja?" Sebelum benar-benar sampai di depan pintu, Sebastian berbalik. "Aku akan antar kau dan bisa temani juga." "Tidak usah." Elian langsung melotot. "Memangnya kau bisa bantu apa kalau misalnya ikut? Aku bisa sendiri dan aku tidak terima penolakan." Pada akhirnya, Sebastian hanya bisa menyerah saja. Dia mau tidak mau pergi, tanpa ditemani oleh pengawal atau siapa pun. Soalnya, Hugo jelas akan mengawal Elian. "Kenapa tidak ada yang mengawal Sebastian?" Tentu saja Elian akan bertanya pada Hugo yang sejak tadi menunggu di depan pintu. "Master tidak suka, tapi kalau Madam mau, aku bisa suruh seseorang untuk mengikuti dia diam-diam," balas Hugo dengan panjang lebar. "Lebih baik begitu." Elian mengangguk penu

  • Lelaki Itu, Perempuan yang Kunikahi   97. Butuh Bantuan

    "Hangatnya," gumam Elian pelan, sambil mengeratkan pelukannya. "Apa kau benar-benar kedinginan?" Suara yang terdengar barusan, membuat Elian menaikkan sebelah alisnya. Matanya belum terbuka, tapi dia jelas mengenali suara itu. Saking kenalnya, wajah Elian sampai memerah karena sadar apa yang terjadi. "Loh? Kok mukamu merah?" Sebastian langsung terbangun dan memegang kening sang istri. "Apa semalam aku keterlaluan ya?" "Bisa berhenti bicara yang tidak-tidak," desis Elian masih dengan mata terpejam, walau setelahnya dia langsung membuka mata. "Kau sudah bangun?" Sebastian langsung membantu istrinya untuk duduk. "Kau tidak apa-apa? Mau ke rumah sakit?" "Jangan gila." Elian dengan cepat menepis tangan sang suami. "Aku tidak .... Aduh!" "Ada apa?" Sebastian panik sendiri, saat tiba-tiba Elian merintih kesakitan. "Bagian mana yang sakit." Elian tidak membalas, tapi dia menatap sang suami dengan tatapan

  • Lelaki Itu, Perempuan yang Kunikahi   96. Es Batu

    Elian duduk dengan gelisah di pinggir ranjang dan dalam ruangan yang lebih remang-remang dari biasanya. Tidak segelap ruangan klub yang lain, tapi bagi Elian merasa ini sudah cukup gelap. "Tidak apa-apa, Eli," gumam yang empunya nama sambil merapatkan jubah mandi yang dia pakai. "Kau sudah setuju untuk ikut ke klub, jadi kau harus tenang." Namun, apa yang Elian lihat di dalam ruangan itu membuatnya merinding. Di dalam ruangan, terpajang berbagai jenis borgol, pecut, berbagai macam bulu, tali dan banyak hal lain yang sanggup membuat Elian merinding. Apalagi kalau dibayangkan. "Sebastian belum tentu akan memakai itu semua." Elian kembali bergumam untuk menenangkan dirinya. "Lagian, kau sudah setuju untuk bercinta dengan cara Sebastian. Jangan jadi pengecut." "Apa kau mau mundur saja?" Suara yang tiba-tiba terdengar, membuat Elian tersentak. Dia menoleh ke arah datangnya suara dan menemukan Sebastian hanya menggunakan handuk di sek

  • Lelaki Itu, Perempuan yang Kunikahi   95. Dengan Caraku

    "Pelan-pelan saja." Sebastian memberi nasihat. "Kau bisa bikin itu setelah makan.""Tidak bisa," hardik Elian masih fokus dengan dua ponsel di tangan. "Aku harus selesaikan ini sekarang juga, biar perempuan sinting itu tahu kau tidak suka dia.""Aku sudah bilang dengan jelas kok." Sebastian mengedikkan bahu, sambil mengupas kulit udang. "Dia saja yang terus meneleponku, padahal kan aku sudah punya kau."Elian tidak menanggapi sama sekali karena dia sibuk mengurus ponsel sang suami. Mereka tadi benar-benar pergi ke toko untuk membeli ponsel dan nomor baru.Elian bahkan tidak keberatan memindahkan semua aplikasi ke ponsel baru, mengubah nomor di aplikasi pesan dan mengabari semua orang kalau Sebastian Leclerc punya nomor baru. Tentu saja, Sandy tidak diberi tahu. Apalagi, tadi si mantan itu buru-buru menghilang saat ditantang oleh Elian. Sandy sepertinya belum mau meladeni Elian lagi."Coba buka mulutmu," ucap Sebastian mengulurkan sebuah udang yang sudah terkupas kulitnya pada

  • Lelaki Itu, Perempuan yang Kunikahi   94. Kucing Garong

    [+xxxxxxxxxxx: Aku butuh bicara serius denganmu, berdua saja. Malam ini, di restoran yang biasa. Tertanda Sandy.]Sebastian mengembuskan napas saat membaca pesan itu. Tentu saja dia langsung menghapus pesan itu tanpa membalas, apalagi sekarang dia harus membuat Elian senang. Karena itulah, Sebastian menunggu di ruang tamu, di dekat ruangan Elian."Sir Sebastian, apa yang kau lakukan di sini?" Seseorang yang lewat bertanya. "Belum pulang.""Aku menunggu Elian," jawab Sebastian, merasa tidak perlu menyembunyikan apa pun."Oh, kalau begitu selamat menunggu." Si penanya langsung meringis dan segera berlalu pergi."Sepertinya dia akan bergosip yang aneh lagi," gumam Sebastian sebelum beranjak. "Tapi, itu tidak masalah untukku."Langkah Sebastian terasa mantap saat mendekati ruangan kerja istrinya. Sebenarnya bukan ruangan juga, karena letak meja kerja sang istri hanya beberapa langkah dari ruangan Ariana dan tidak memiliki sekat."Apa kau berencana untuk lembur?" Sebastian langsung

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status