Share

Beraksi

Niat Aida untuk membuat Ikbal membenci sia-sia jadinya. Pria itu bahkan membuatnya tersipu pagi ini. Niat awal supaya Ikbal benci, malah berbanding terbalik. Mereka malah melewati romantisme pagi hari karena sikap manis yang Ikbal ciptakan. Aida membereskan kamar dengan perasaan tidak menentu.

Jika bayangan Papa Mertua tidak melintas di pelupuk mata, mungkin Aida menikmati hal manis yang suaminya lakukan. Sayang, baru seperkian detik, Aida langsung mendorong dada Ikbal yang membuat pria itu kebingungan.

***

HP Aida bergetar, saat dia hendak keluar kamar. Panggilan dari nomor yang tidak dikenal. “Assalamu’alaikum. Ya, halo?”

“Wa’alaikumsalam. Ini bener sama Aida?”

“Iya, saya sendiri.”

“Maaf mengganggu. Saya menemukan nomor Mbak di dalam tas Zaka. Saat ini anak Mbak nangis di tengah jalan.”

Kemudian terdengar suara anak kecil menangis pilu sekali. “Ya ampun, sekarang di mana anak saya?”

“Masih nangis. Cari ibunya, Mbak.”

“Lokasi di mana ini?”

“Masih di sekitaran sekolah Zaka.”

“Oke, sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status