Share

Bakti Seorang Anak (23)

Bab 23.

-Bakti Seorang Anak-

Ustadz menepuk-nepuk bahu Alqi.

"Dan saya salut, kamu berhasil meringkus kepalanya." Ia menarik lengan Alqi untuk duduk di salah satu sudut ruang tunggu, mereka berdua berbicara banyak hal.

---

"Gimana kabar kamu Al? Kelihatannya sudah lama, ya kita nggak ketemu?"

"Alhamdulillah baik, Tadz. Kabar Ustadz gimana? Iya saya jarang sekali pulang, Tadz. Mungkin karena itu Ustadz jarang lihat saya lagi." Alqi menjawab, respek.

"Iya, tapi kamu nampak makin gagah dan ganteng sekarang, ya." Ustadz nampak bahagia menatap anak muda di hadapannya.

Alqi tersenyum simpati.

"Ustadz juga gimana kabar, kelihatannya tetap bugar, ini."

"Ohya, tentu. Tiap subuh jalan kaki sama anak yang bungsu ke alun-alun sampai matahari terbit, balik lagi. Kemana-mana jalan kaki atau pakai sepeda kalau dekat. Banyakin senyum dimana saja," jawabnya.

"Gimana lancar usahanya di Jakarta?"

"Mohon doanya, Tadz."

"Ya, ya, ya, pasti saya bantu doakan. Bulan depan saya akan ke Depok, jemput Faty
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status