Share

Lelaki Tak Terkalahkan
Lelaki Tak Terkalahkan
Penulis: Poel Story27

Bab 1: Reinkarnasi Sang Dewa Perang

"Keberadaanmu masih sangat dibutuhkan oleh banyak orang. Di kehidupanmu yang kedua nanti, jadilah pribadi yang lebih hebat daripada sebelumnya!"

Di Immortality, pusat alam semesta, Tristan Miller tengah menghadap penjaga alam para jiwa.

"Aku berjanji!" Tristan menjawab dengan sungguh-sungguh.

Selama tiga tahun, Tristan Miller menjadi jiwa penasaran yang melanglang buana tanpa tujuan. Hingga tibalah hari ini, di mana ia diberi kesempatan untuk bereinkarnasi.

Detik selanjutnya Tristan pun mendapatkan tubuh baru. Dia hidup kembali di tubuh seorang pemuda yang baru saja dinyatakan meninggal.

"Ha ... hantu!"

Tepat ketika Tristan membuka mata, ia langsung disambut jeritan histeris dari seorang wanita berseragam perawat.

Tubuh suster muda itu gemetaran, dan nyaris buang air kecil di celana, tapi untungnya dia masih memiliki sedikit tenaga untuk berlari keluar.

Melihat ini, Tristan pun hanya bisa tersenyum geli. Dia tidak heran dengan reaksi suster tersebut, sebab siapa pun orangnya, pasti akan merasa jantungan bila melihat sosok yang sudah dinyatakan meninggal tiba-tiba hidup kembali.

Tak berselang lama setelahnya, tampak tiga orang memasuki ruang rawat secara bersamaan. Tristan menebak kedatangan orang-orang ini pasti dikarenakan aduan dari suster barusan.

Yang berjalan paling depan adalah seorang wanita paruh baya. Di sampingnya ada seorang pria berumur sekitar 30 tahunan dengan setelan pakaian mewah.

Sementara yang berjalan paling belakang adalah seorang wanita cantik, memiliki bibir tipis, hidung mancung, mata bulat dan berbulu lentik, lalu ditambah betis jenjang yang disempurnakan oleh kulit mulus seputih salju.

Tristan memperhatikan gestur tubuh dua orang pertama, dan seketika menyadari ekspresi tidak senang di wajah keduanya.

Hal ini sontak menghadirkan pertanyaan di benak Tristan, mereka ini siapa? Keluarga dari tubuh barunya atau bukan? Jika keluarga, mengapa raut wajah kedua orang ini terlihat masam?

Bukankah seharusnya orang-orang akan bahagia bila ada keluarganya yang berhasil selamat dari maut?

Di tengah kebingungan itu, Tristan segera mendengar si wanita paruh baya membentak, "Mengapa kau tidak jadi mati, hah! Dasar beban keluarga, menantu pembawa sial!"

Tristan belum bereaksi, tetap diam dan mendengarkan dengan tenang.

Berkat kecerdasan di atas rata-rata yang dibawa dari kehidupan sebelumnya, Tristan langsung memahami situasi hanya dari mendengar kalimat barusan. Tristan sekarang tahu bahwa tubuh barunya adalah menantu yang tidak diharapkan, dan wanita paruh baya ini adalah ibu mertuanya.

Masih tidak puas, si wanita paruh baya kembali menghardik, "Karena keberadaan manusia idot sepertimu, keluarga Wilson kami harus hidup menanggung malu, David!"

Tristan terus mendengarkan ocehan wanita ini dengan acuh tak acuh, sementara memori di kepalanya mencatat satu informasi tambahan, David adalah nama tubuh barunya.

"Ibu, sudahlah, jangan memarahinya lagi. David adalah suamiku, bagaimanapun kita harus mensyukuri kesembuhannya." Wanita cantik di samping menyela.

Mendengar putrinya membela sang suami yang tidal berguna, si wanita paruh baya semakin naik darah.

Dia menoleh ke samping dengan mata melotot. "Apa katamu? Bersyukur? Alea, kesembuhan suami idiotmu ini adalah musibah, karenanya ibu tidak bisa menikahkan kamu dengan Kenzo!" teriaknya kesal.

Semua ibu di dunia ini pasti ingin putrinya memiliki suami yang bisa dibanggakan. Namun, sial bagi Ellyana karena putrinya justru menikah dengan pria yang memiliki keterbelakangan mental.

Sangat disayangkan, padahal di belakang sana tidak sedikit pemuda dari keluarga kaya raya dan terhormat yang tergila-gila pada Alea, dan mereka semua pasti akan mengantri bila Alea menjadi janda.

Salah satunya adalah Kenzo Glazier yang berdiri di sebelahnya. Pemuda ini di mata Ellyana, adalah sosok sempurna untuk mendampingi Alea. Di usia yang masih terbilang muda, Kenzo Glazier sudah memiliki karir yang bagus di militer, saat ini saja dia sudah berpangkat Kapten.

Sangat hebat, bukan?

"Bu, aku sudah bilang. Walaupun David meninggal dan aku menjadi janda, aku tetap tidak akan menikah dengan Kenzo," balas Alea dengan keras kepala, sudut matanya melirik pria bernama Kenzo yang berdiri tenang dengan wajah cemberut.

Ellyana mendengkus kesal. "Coba pikir baik-baik, Alea. Apa kurangnya Kenzo jika dibanding suami idiotmu ini?"

Di tengah pedebatan ibu dan anak yang semakin memanas, terdengar suara Tristan mencibir dengan santainya, "Hanya anggota militer berpangkat menengah saja, apa hebatnya?"

Hah?

Bola mata Ellyana semakin melotot. Baginya, pernyataan Tristan barusan terdengar sangat arogan dan tidak tahu malu.

"David, sepertinya ada salah dengan saraf di kepalamu. Harusnya kau berkaca sebelum mengatai orang lain!"

Sementara Kenzo yang berdiri di samping, tentu saja tidak terima diremehkan oleh orang yang memiliki keterbelakangan mental. Dia lantas mendekati Tristan yang masih duduk di atas brankar dengan penuh percaya diri, bermaksud untuk menunjukkan kehebatan pada pihak lawan.

"Kita baru pertama kali bertemu, namaku Kenzo Glazier, aku memang hanya seorang perwira menengah!" ujar Kenzo Glazier sembari mengulurkan tangan.

Sepintas terdengar jika Kenzo Glazier adalah pribadi yang low profil, tapi kenyataannya tidak begitu. Dia merendah hanya untuk mendapatkan simpati dari Alea.

Dia hanya ingin memamerkan sebuah kesan, jika seorang perwira militer saja bisa bersikap rendah hati, lalu hal apa yang membuat menantu tidak berguna ingin bersikap sombong?

Tristan melirik uluran tangan Kenzo, tersenyum dingin lalu menjabatnya. Pada saat yang sama, Kenzo sengaja meremas tangan Tristan dengan kuat, bermaksud memberi tekanan mental pada pihak lawan.

Dia seorang militer, tentu saja merasa percaya diri bahwa fisik dan tenaganya lebih kuat daripada Tristan.

Namun, belum genap satu detik bersalaman, Tristan sudah membuat tangannya mati rasa, bahkan keringat dingin mulai muncul di wajahnya karena beradu tatap dengan Tristan.

Ini? Bagaimana mungkin?

Tenaga menantu bodoh ini begitu kuat, dan sorot matanya juga sangat mengerikan!

Tristan memang menghunus tatapan mematikan sembari berjabat tangan dengan Kenzo Glazier. Namun, dia bukan marah karena pria ini berniat merebut istrinya, melainkan karena Tristan memang memiliki dendam pribadi pada pria ini.

Di kehidupan sebelumnya, Tristan Miller adalah seorang dewa perang yang menjadi kebanggaan Negaranya. Tristan meninggal karena pengkhianatan dari bawahannya yang sangat terobsesi untuk menduduki tahta sebagai panglima tertinggi.

Pada saat itu, kamp peristirahatan Tristan di medan perang meledak akibat serangan bom atom. Tubuh Tristan hancur, dan ia pun dinyatakan meninggal.

Ketika jiwanya melanglang buana, Tristan akhirnya mengetahui bahwa ledakan itu bukan disebabkan oleh serangan dari pihak musuh, melainkan politik rekayasa yang dibuat oleh bawahannya.

Kenzo Glazier memang bukan dalang utama dari pengkhianatan itu, tapi dia juga terlibat.

Pada saat ini, suasana di ruang rawat itu menjadi sangat canggung. Kenzo meringis menahan sakit, dan hal ini terlihat jelas oleh ibu mertua Tristan.

Lalu wanita paruh baya itu meneriaki Tristan dengan marah, "David, apa yang kamu lakukan, cepat lepaskan Kenzo!"

Tristan tersenyum tanpa daya pada ibu mertuanya, melepaskan jabat tangan dan berkata dengan santai, "Ibu, kami hanya bersalaman!"

Sial, Kenzo hanya bisa mengumpat kesal ketika mendengar jawaban Tristan. Jelas-jelas pria ini hampir meremukkan tangannya, tapi malah seenaknya berkata sekedar bersalaman.

Lihat saja setelah ini, aku pasti akan memberimu pelajaran! Kenzo membantin.

Sementara Tristan, dia melepaskan Kenzo karena sadar bahwa rumah sakit bukanlah tempat yang tepat untuk memulai balas dendam.

Lagi pula, akan sangat tidak sopan jika dia langsung membunuh orang di depan keluarga barunya, ya kan?

Di saat ketegangan mulai mereda, Alea Wilson tiba-tiba berkata dengan raut wajah panik usai mengangkat panggilan telepon, “Ibu, gawat, di Beauty Clinic ada pelanggan yang kulitnya bermasalah, dia meminta ganti rugi dua miliar!"

"Ba-bagaimana bisa?" Nada bicara Ellyana terdengar lemas, seperti orang yang hendak pingsan.

Kesembuhan menantunya yang di luar nalar saja sudah membuat Ellyana sangat frustasi, sekarang malah ditambah lagi oleh kabar buruk yang baru saja disampaikan Alea.

Melihat ini, seulas senyum licik segera tergambar di wajah Kenzo. Dia sadar ini adalah kesempatan bagus untuk tampil sebagai pahlawan, sekaligus membuat Tristan terlihat semakin tidak berguna.

Kenzo berkata dengan percaya diri, "Bibi, Alea, kalian berdua jangan panik. Itu cuma masalah sepele, biar aku yang menanganinya."

Ellyana merasa lega mendengarnya, lalu berkata dengan bangga, "Lihat, Alea. Di saat masalah datang, Kenzo hadir menjadi penyelamat bagi keluarga kita!" Ellyana menjeda kalimatnya hanya untuk melirik sinis ke arah Tristan, "Sedangkan suamimu yang idiot ini, sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa!"

Alea terdiam, dia sadar betul kapasitas suaminya. Bahkan dalam mimpi pun Alea tidak berani berharap suaminya mampu bersaing dengan Kenzo.

Tanpa membuang waktu lagi, ketiganya pun beranjak meninggalkan ruang rawat.

Pada saat ini, suara Tristan yang penuh percaya diri kembali terdengar, "Ibu, Alea, aku ikut. Aku juga ingin membantu!"

Perkataan Tristan sontak membuat gerakan ketiganya berhenti dan berbalik badan, Ellyana dan Kenzo kompak menatap Tristan dengan penuh cibiran.

"Tidak perlu, lagi pula keberadaanmu tidak akan membantu!" tolak Ellyana.

"Memangnya apa yang bisa dilakukan pria idiot sepertimu?" Kenzo menarik sudut bibir, menampilkan wajah sarkas.

"Yang adanya malah akan menambah masalah!" tambah Ellyana dengan sinis.

Mendapati dirinya terus-menerus dipandang rendah, membuat Tristan diam-diam mengutuk tubuh barunya. Andai saja dia bisa memilih wadah untuk bereinkarnasi, sudah pasti dia tidak akan mau hidup di dalam tubuh menantu yang tidak berguna ini.

Sementara Alea, menatap sang suami dengan pandangan bercampur aduk. Sebelum mengalami kecelakaan dan menjadi koma, suaminya ini sangat pemalu dan seringkali berprilaku seperti orang autis.

Kenapa sekarang tampak begitu percaya diri?

Alea cukup senang dengan melihat perkembangan ini, tapi dia juga tidak lupa jika suaminya baru saja kembali dari koma. “David, tapi kau baru saja sembuh. Bukankah lebih baik jika kau memulihkan dirimu dulu?”

Tristan menggeleng, sama sekali tidak peduli pada hinaan ibu mertua dan Kenzo, juga kekhawatiran sang istri.

Tistan Miller, adalah seorang Panglima Besar, selama hidup dihormati oleh jutaan orang, mana mungkin akan membiarkan dirinya berlama-lama dipandang sebelah mata.

Tristan segera turun ranjang, seraya menatap ibu mertuanya dengan penuh percaya diri.

"Ibu, percaya padaku. Di dunia ini, tidak ada masalah yang tidak bisa aku selesaikan!"

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Adriana Epa Hoy
jangan menilai seseorang dari pisiknya
goodnovel comment avatar
Tha Chan
akhirnya, aku punya kesempatan kemari...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status