Bekas kediaman keluarga Sudarta yang kini telah berpindah tangan kepada Alpan dan Naira terlihat sunyi. Alpan dan Naira lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah untuk bersenang-senang dan bermaksiat ria.
Aura rumah itu kini telah jauh berbeda dari biasanya. Dua orang satpam yang menjaga pintu gerbang nampak terkantuk-kantuk dibelai udara siang yang tengah berhembus angin semilir.Tiba-tiba mereka berdua dikejutkan oleh suara klakson mobil yang telah berdiri diluar pagar. Kedua satpam itu terlonjak kaget lalu spontan meloncat dari tempat duduknya dan memencet tombol untuk membuka pintu pagar.Mobil mewah berwarna merah segera melesat masuk dan kemudian terparkir ditempatnya.Tak lama berselang Naira turun diikuti seorang pemuda tampan. Mereka nampak saling bermesraan.Kedua satpam itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.Bik Ratmi yang bertugas membersihkan rumah itu hanya bisa mengurut dada. Dalam hatinya ia mengumpat kelakuan Naira yang te“Malam ini kita harus tidur disini Jer. Besok kita lanjutkan mencari Bapak Junara.” Ujar Dika kepada Jery yang sedang membentangkan kardus di emperan toko yang sudah tutup.Mereka berdua sudah kembali ke alam kehidupan gelandangan yang sudah lama mereka tinggalkan semenjak dipungut oleh Mohzan.“Siap Bang...! Kita balik ke dunia kita kembali..!” Sahut Jery dengan nada tetap riang.Hahhahaha...Mereka berdua tertawa lepas.Beberapa saat kemudian kedua remaja tanggung itu sibuk manata tempat tidur mereka agar sedikit nyaman. Dinginnya angin malam yang berhembus kencang membuat tubuh mereka sedikit bergetar.Tiba-tiba....“Plaak... Plaaak.. plaaak..!!! Suara derap kaki terdengar begitu riuh seperti orang ramai berkejaran.“Woooiii... Keparaaaat..!!! Sini kalian..!”Suara makian bersahutan.Para tuna wisma yang berada didekat Dika dan Jery segera bergegas meninggalkan tempat itu.“Tawu
“Wah... Pagi-pagi begini kamu sudah siap Juna..!!” Tuan Besar Sudarta menyapa Tuan Junara yang meletakkan secangkir teh dan sepiring nasi goreng dihadapannya.Mereka baru saja melakukan sholat subuh bersama. Tuan Junara sudah mengenakan baju seragam sekuriti. Mereka bersiap untuk sarapan bersama.“Iya Pa, hari ini Juna masuk pagi. Nanti sore sudah pulang.” Jawab Tuan Junara memulai sarapannya.Nasi goreng dengan telor dadar sebagai lauknya sering kali menjadi menu sarapan mereka. Yaaah... Hanya itu menu yang bisa dikuasai Tuan Junara yang bertindak sebagai koki bagi mereka berdua.Sambil mengobrol Tuan Besar Sudarta dan Tuan Junara menonton televisi yang sedang menayangkan berita pagi.“Pemirsa..!! Ternyata masih banyak anak muda yang dapat kita jadikan harapan bangsa kita untuk masa yang akan datang. Tadi malam satuan kepolisian metro jaya telah menemukan dua sosok pemuda yang gagah berani dengan kemampuan bela diri yang mumpun
Kejadian tawuran pelajar semalam menampar dunia pendidikan. Kepala sekolah tempat kedua kelompok pelajar yang tawuran semalam bersekolah, tidak bisa menahan rasa geram begitu mengetahui kelakuan siswanya.Pagi itu ia langsung memanggil anak-anak yang terlibat tawuran itu. Bukan hanya siswanya saja yang dipanggil, tapi orang tua atau wali murid juga diwajibkannya untuk hadir. Jika tidak, ia mengatakan akan memberi sanksi tegas yaitu mengeluarkan mereka dari sekolah itu.Dalam sebuah ruangan telah berkumpul delapan orang anak yang sudah didampingi orang tua atau wali murid. Anak-anak itu nampak menundukkan wajah terlihat ketakutan. Sementara kepala sekolah dan beberapa orang guru sudah duduk didepan tak ubahnya seperti para hakim dan jaksa yang siap untuk mengadili.“Siapa yang menjadi ketua kelompok dalam aksi kalian semalam..??” Dengan suara berat kepala sekolah itu bertanya.Delapan orang anak itu semakin menunduk dan tidak ada yang berani menjawab.
“Suara-suara di medsos kini ramai menyudutkan anda Bang Mohzan. Mereka meragukan keajaiban yang telah anda alami. Banyak netizen yang menyangka bahwa itu hanya rekayasa yang sudah terkoordinir dengan baik dan rapi.” Seorang pembawa acara nampak sedang mewawancarai Mohzan dalam sebuah acara talk show ditelevisi.“Ya..! Saya tahu..!!” Jawab Mohzan ringkas.Naira yang sedang menonton berita itu tersenyum puas. Sambil mengunyah sebutir anggur ia duduk santai menikmati berita itu. Ia merasa puas dengan hasil kerja para buzzer yang sengaja ia bayar untuk menyerang Mohzan di medsos.“Tentu anda juga tahu bahwa kecaman terhadap anda kini juga melebar sampai keluar negeri. Mereka menuntut anda untuk membuktikan keajaiban itu. Bahkan Mr. Vincen seorang warga negara Amerika yang berprofesi sebagai pelatih bela diri ternama disana, telah menyuarakan keinginannya untuk berduel persahabatan dengan anda.” Pembawa acara itu terus mengorek keteranga
Naira sangat kesal karena ia gagal bertemu dengan Alpan tadi malam.Ia berjalan mondar mandir dikamarnya dan terus memaki-maki.Vion yang masih tertidur lelap merasa terganggu dengan makian Naira. Ia bangkit dengan wajah kesal.“Ada apa sih kamu bising aja dari tadi...?? “ Vion bertanya setengah menghardik kepada Naira.“Aku semalam gagal menemui Alpan sayang... Aku kesal.. aku sudah tidak sabar ingin menjual aset-aset ini biar kita secepatnya tinggal di luar negeri.” Jawab Naira sedikit merajuk.“Ya sudah.. kalau semalam gagal kamu lakukan sekarang...! Awas kalau kamu gagal lagi. Aku akan pergi meninggalkanmu..!!” Vion mengancam lalu berdiri dan memakai kemejanya yang tadi tergantung di dinding. Dan ia bersiap untuk pergi.“Mau kemana sayaaang...!! Jangan pergi... Aku tidak bisa hidup tanpa kamu..!” Naira memeluk tubuh Vion untuk menahan lelaki muda itu pergi.“Sana...!!! Jangan halangi aku...!
Pagi itu hari minggu langit cerah. Dua orang gadis nampak sedang berbincang santai diatas bangku besi panjang yang terletak disebuah taman kota.Mereka adalah dua siswi sebuah SMU yang baru saja melakukan kegiatan lari pagi. Kedua sahabat itu selalu melakukan kegiatan lari pagi berdua dihari libur. Lalu seperti biasanya pula mereka duduk ditaman sambil menyeruput soft drink.“Aku ingin sekali ikut acara naik gunung itu Sal... Tapi aku takuuuut...!!” Salah seorang gadis terdengar berbicara rada-rada manja. Nampaknya mereka tengah membahas tentang sebuah kegiatan mendaki gunung.“Eeeh ngapain takut Diana.... Kan ada romeo yang jagain kamu... Cieeee... Cieee... Baru jadian udah mau jalan-jalan kepuncak gunung..!” temannya nampak menggoda. Gadis yang dipanggil Diana itu sontak memerah wajahnya.“Iiih... Kamu bikin aku malu Salsaa..!” Diana sedikit berteriak lalu mencubit lengan sahabatnya yang bernama Salsa itu.Salsa tertawa
Tulang Alpan serasa remuk. Arus sungai yang deras menghempaskan tubuhnya kemana saja bahkan ke batu.Tubuhnya dingin dan pasi karena beberapa jam sudah ia terendam air yang dingin dan berbau.Dengan sisa tenaganya Alpan berjalan menuju pinggir sungai. Gelap malam dan kesunyian kota membuat dirinya terasa asing.Perutnya terasa sangat lapar karena sudah satu hari ia tidak sadarkan diri terdampar dipinggir sungai. Dan kini hari sudah kembali berganti malam.Alpan segera memeriksa kantong celananya untuk mengambil dompet yang tadinya masih tersisa beberapa ratus ribu rupiah.Sial... Dompet itu sudah tercecer dan pasti sudah hanyut dibawa arus air yang deras.“Oooh Tuhaaan..!!! Apa yang harus aku lakukan sekarang..?” Alpan berteriak dimalam buta. Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan Alpan. Kini ia harus berjuang sendiri untuk mempertahankan hidupnya.Seumur hidupnya baru kali ini ia mengalami tidak punya uang sepeserpun. Selama ini hidup
Hari itu kesibukan nampak sedikit meningkat di asrama. Arya dan beberapa anak lainya sibuk menata sebuah ruangan yang akan digunakan untuk perayaan natal dua orang penghuni asrama. Ya... Heru dan Danius adalah dua orang adik angkat Mohzan yang beragama kristen.Walaupun mereka masih kecil namun Mohzan tetap menghargai keyakinan mereka berdua. Mohzan tidak pernah mempengaruhi apalagi memaksakan agar kedua anak itu mengikuti keyakinannya. Mohzan menerapkan jiwa saling menghargai dan saling menyayangi sesama manusia. Karena itulah Heru dan Danius tidak merasa asing tinggal bersama saudara-saudara senasib dengannya yang mayoritas beragama islam. Bagi mereka, masalah keyakinan adalah urusan hamba dengan sang pencipta. Sebagai manusia kita wajib menyayangi semua ciptaan tuhan dimuka bumi ini. Hamblum minnanas hablum minnallah.Arya dan beberapa orang anak terlihat tengah menghias sebuah pohon natal. Heru dan Danius menatap dengan mata berbinar. Sekali-kali mereka nampak mengajuk