Share

Bab 164

last update Last Updated: 2025-08-19 15:48:35

"Gimana tadi, Ra?" tanya Kemal setelah meletakkan ponselnya.

“Deg-degan banget, Mas. Tangan aku sempat gemetar pas mulai, tapi lama-lama aku merasa lebih tenang.”

Kemal memerhatikan raut wajah Andara yang masih menyimpan gugup. “Itu wajar. Screening pertama selalu bikin orang kehabisan tenaga. Tapi kamu berhasil melewatinya, itu udah bagus.”

“Mas tahu dari mana?” Andara bertanya ragu.

Kemal menyunggingkan senyum kecil. “Tim kreatif sempat ngabarin aku lewat chat. Mereka bilang kamu punya teknik yang rapi. Detail kamu bagus. Katanya kamu paham bedanya makeup cewek sama cowok, itu nilai plus besar.”

“Aku cuma berusaha ngelakuin yang aku ingat, Mas. Takut banget salah.”

“Yang mereka lihat justru usaha kamu, Ra. Skill bisa diasah, tapi cara kerja dan fokus itu susah dipalsuin. Dan kamu punya itu.” Nada Kemal terdengar serius, seolah ingin menekankan bahwa apa yang dilakukan Andara benar-benar berarti.

Andara diam, menahan senyum tipis yang tidak bisa ia sembunyikan.

"Ayo aku antar kamu.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (21)
goodnovel comment avatar
Sri Hartati
Ananta sebenarnya masih perhatian tapi dia punya penyakit
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
bau²nya cara lain ananta menyakiti...ga tau diri sendiri...Andara...atau kemal ...
goodnovel comment avatar
Aa Alkarom
kamu itu bazzer apa yah? selalu ada komen gak bijak KLO ga suka ga usah dibaca kasian author yg sudah susah payah mikir bikin nih novel.... nurunin rating aja
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 182

    Shankara terlihat sedang duduk gelisah di kursi beranda ketika Ananta tiba di sana. Ia langsung berdiri melihat kedatangan Ananta."Mobil lo mana?" tanyanya lantaran tidak melihat kendaraan Ananta."Gue parkir di sebelah."Ada lahan kosong di sebelah rumah Shankara. Di sanalah Ananta meletakkan mobilnya."Barusan gue telepon lagi masih nggak dijawab," lapor Shankara panik."Tenang dulu, Ka, lo nggak perlu sampe sepanik ini.""Gimana gue bisa tenang?!" Suara Shankara langsung meninggi. "Andara adek kandung gue, Ta. Satu-satunya keluarga gue yang tersisa. Dan dia juga masih istri lo.""Mantan," koreksi Ananta."Belum," sangkal Shankara. "Kita sama-sama tahu lo nggak pernah ngucapin kata cerai. Dan apa yang lo lakuin ke dia nggak otomatis bikin kalian bercerai karena kita juga sama-sama tahu."Shankara terdiam setelahnya, merasa tadi sudah terlalu banyak bicara mengungkapkan hal yang tidak perlu diungkit-ungkit."Andara lagi sama pacarnya," ujar Ananta, tidak sedikit pun mau membahas per

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 181

    Sepuluh menit sudah berlalu dari pukul dua belas malam. Namun, hingga detik ini Andara belum juga pulang. Berulang kali Shankara menelepon dan mengiriminya pesan. Tidak ada respons apa pun dari Andara. Pria itu mondar-mandir di ruang tamu dengan wajah tegang. Ponsel di tangannya tak henti-henti ia lirik, berharap ada balasan masuk. Namun, yang muncul hanya layar kosong. “Dia ke mana lagi?” gumamnya frustrasi. Shankara berhenti sejenak, menatap pintu rumah yang tertutup rapat. Jantungnya berdebar tidak karuan. Pikiran buruk mulai berdatangan, terutama karena ia tahu Andara bukan tipe yang suka pulang larut tanpa memberi kabar. Ia kembali menekan tombol panggilan. Suara nada sambung terdengar, tapi tetap berakhir tanpa jawaban. Hanya ada dua kemungkinan di kepalanya. Andara benar-benar sibuk hingga tidak sempat mengangkat telepon atau sesuatu benar-benar terjadi padanya. Dan kedua kemu

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 180

    "Ngelamun mulu dari tadi?" Suara Ello yang terdengar begitu jelas di telinganya membuat Andara sontak tersadar dari lamunannya yang panjang. Ia bahkan sampai lupa kapan mobil berhenti. Pandangannya bergeser ke arah kaca jendela, menyadari kalau mereka sudah berada di parkiran basement apartemen Ello."Udah nyampe ya?"Lelaki di sebelahnya itu mengangguk sambil tersenyum kecil. “Iya, cantik. Dari tadi aku perhatiin kamu diam aja. Capek?”Andara buru-buru menghela napas, seolah dengan begitu ia bisa mengusir bayangan yang masih mengendap di kepalanya. Bayangan tatapan Ananta, cardigan yang sengaja diikatkan ke tubuhnya, dan lirikan-lirikan singkat di studio tadi. Semua itu masih segar di ingatannya."Nggak, cuma lagi mikir aja."“Mikir apa? Tentang aku, kan?”Bibir Andara melengkung. “Iya, tentang kamu.”Ello membalas senyuman itu. Ia meraih tangan Andara dan menggenggamnya erat. “Aku kira kamu mikirin yang lain. Jangan bikin aku cemburu.”Andara tidak menjawab. Rongga dadanya terasa s

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 179

    Andara yang terkejut mendengar pertanyaan itu menatap Ananta dengan lebih intens. Mencari tahu apakah pria itu sedang bercanda atau serius. Tatapan Ananta tidak bisa dibaca. Tenang, datar, tidak menyiratkan gejolak emosi sekecil apa pun. Andara heran, bagaimana bisa ada orang yang menyimpan begitu banyak hal tapi tidak pernah sedikit pun menunjukkannya keluar?Apa Ananta lupa semua yang telah dilakukannya? Apa dia tidak ingat malam itu? Malam yang sampai detik ini masih membekas begitu dalam di hati Andara? Luka itu belum kering, bahkan rasanya masih basah, perih setiap kali tersentuh.Konyol sekali hidup ini.“Berteman? Setelah semua yang terjadi? Setelah semua yang kamu lakukan padaku?” lirih suara Andara, antara marah dan tidak percaya.“Aku bilang ‘berteman’, bukan karena aku ingin kembali, tapi karena aku menghargai apa yang pernah ada."Andara mengerjap, menahan perih yang menyeruak di dadanya. “Menghargai? Kamu

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 178

    Ananta tetap anteng di tempatnya. Ia menangkap dengan jelas Andara sedang melampiaskan emosi padanya. Saking emosinya Andara sampai lupa mengenai satu hal.Mereka tidak pernah menikah secara resmi. Jadi silakan kalau Andara mau menggugat sampai ke ujung dunia sekalipun."Pacarmu tahu kamu pernah menikah?"Andara terdiam. Pertanyaan itu menohok langsung ke ulu hatinya. "Aku sarankan sebaiknya berterus terang agar hubungan kalian ke depannya tetap lancar. Walau bagaimanapun kejujuran itu sangat penting. Kalau dia memang cinta sama kamu, dia pasti akan menerima kamu apa adanya. Dan satu lagi, carilah laki-laki yang jauh lebih matang. Jangan yang seumuran. Karena apa, Andara? Karena kamu masih sama. Masih senaif dulu. Yang berubah cuma dandanan kamu. Tapi pikiran kamu masih kayak anak-anak. Sorry to say.""Aku nggak butuh saran apalagi nasihat dari kamu, Ananta," sahut Andara cepat. "Kamu juga nggak berhak untuk menilaiku." Andara jelas tersinggung oleh Ananta yang menyebutnya sebagai

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 177

    Andara menanti dengan tegang tamu istimewa tersebut masuk ke ruangannya. Ia mengatur perasaannya agar biasa saja. Tapi ternyata sesulit itu. Jantungnya berdebar, telapak tangannya dingin, dan matanya tanpa sadar terus menatap ke arah pintu yang tertutup rapat.Saat Andara berdiri menghadap kaca untuk memerhatikan penampilannya, di saat itulah ia melihat pintu terbuka di belakangnya.Sosok itu melangkah masuk. Dan dia benar-benar sendiri.Andara langsung memutar tubuh. Di detik itu tatapan mereka bertemu. Ananta berdiri tegap dengan wajah tenangnya, dengan ekspresi yang seperti biasa tidak bisa Andara baca. Andara tidak tahu harus menatap ke mana. Rasanya seluruh ruang menyempit, membuatnya sulit untuk bernapas."So you're the one handling me?" ucap pria itu seolah bertanya pada orang asing, bukan pada orang tempatnya pernah berbagi ranjang dan kehangatan.Andara menelan ludah lalu menjawab, "Silakan duduk."Ia mencoba untuk bersikap profesional meskipun getar suara dan gemetar tubuhny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status