Share

Bab 316

last update Last Updated: 2025-10-22 16:43:29

Sejak mobil melaju keluar dari gerbang rumah, suara Kaivan tidak berhenti memenuhi kabin. Anak itu duduk di kursi belakang bersama Andara, sementara Ananta duduk di depan sebelah Dio yang menyetir dengan tenang.

Hari ini mereka mengunjungi dokter kunjungan untuk memeriksa kehamilan Andara.

"Ma, nanti Kai bisa lihat adek ya?" tanya Kaivan dengan mata berbinar.

Andara tersenyum kecil, memandang pada anaknya yang tampak begitu bersemangat. “Bisa, Sayang. Tapi adeknya masih kecil banget, mungkin cuma kelihatan kayak titik.”

“Kayak titik?” Kaivan mencondongkan tubuhnya, merasa bingung. "Kayak titik itu gimana, Ma?"

Andara tertawa pelan melihat ekspresi penasaran anaknya. Ia mengelus kepala Kaivan dengan lembut. “Kayak biji, Sayang. Masih kecil banget. Nanti dokter yang tunjukin di layar ya.”

Kaivan mengangguk cepat, tapi wajahnya tetap tampak serius, seolah mencoba membayangkan bentuk 'titik' yang dimaksud ibunya.

“Kalau kayak biji, berarti adek nanti tumbuh jadi pohon ya, Ma?” ta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ekarini
cowok cewek saja kak biar lengkap sepasang
goodnovel comment avatar
Siti Hayatul Amalia
Alhamdulillah,,,,,, selamat untuk kalian, semoga sehat selalu.
goodnovel comment avatar
Diana Susanti
alhamdulillah,, ma sya Alloh dikembalikan dedek bayi yg dulu moga baby twins nya cewek cewek,, betapa bahagianya Ananta,,,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 320

    Calista terpaku di tempatnya. Untuk sesaat, ruangan itu terasa benar-benar sunyi. Bahkan, napas pun enggan keluar dari dada mereka. Calista menatap nanar. Ia kaget dan setengah tidak percaya bahwa perempuan muda di depannya berani melakukan hal seberani itu. Perlahan kepalanya menoleh kembali, mata tajamnya berubah jadi bara yang membakar.“Berani kamu tampar aku?!” Suaranya melengking tinggi.Vanka berdiri tegak. Telapak tangannya masih terasa panas, tapi tatapannya tidak goyah. “Aku tampar karena kamu keterlaluan. Aku datang ke sini bukan buat merebut siapa-siapa. Aku di sini karena ada urusan. Nggak lebih.”"Urusan? Urusan apa?""Urusan kerja. Kamu nggak perlu tahu."“Kerja?!” Calista menertawakan dengan nada menghina. “Kerja apa?! Tidur di rumah laki-laki yang bukan suamimu itu kerja juga, hah?!”Vanka mengatupkan rahangnya, menahan emosi yang mulai mendidih. Tapi sebelum ia sempat menjawab, Calista sudah menerjang, menarik rambutnya dengan kasar hingga tubuh Vanka sedikit tertar

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 319

    Hari masih gelap ketika suara ketukan keras terdengar di depan pintu rumah Shankara. Belum sempat Shankara menyibak tirai, suara itu terdengar lagi. Kali ini dengan lebih keras, lebih menuntut agar sang pemilik segera membukanya. “Bangun, Shankara! Bukain pintunya!” Ia langsung mengenali suara itu. Suara yang dulu desahannya setiap malam selalu memasuki telinga Shankara. Suara Calista. Dengan langkah berat dan kepala pusing karena banyak pikiran, Shankara berjalan ke pintu. Begitu daun pintu dibuka, aroma parfum bercampur alkohol dan asap rokok langsung menyambar hidungnya. Calista berdiri di sana, masih dengan gaun pendek berbelahan dada rendah. Rambutnya sedikit berantakan, makeup-nya mulai luntur, tapi tatapan matanya tetap tajam. Sepasang sepatu hak tinggi yang ia kenakan menambah kesan bahwa ia baru saja pulang dari dunia malam. “Pagi-pagi udah ribut, kamu kenapa, Cal?” Shankara mencoba tetap tenang, berusaha tidak emosi walau tingkah Calista membuatnya ingin marah. Cali

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 318

    "Gimana, Bang? Udah diurus syarat-syarat dan dokumennya?" Vanka langsung menyerbu ketika Shankara tiba di rumah.Terdengar embusan napas berat Shankara sembari dirinya duduk di sofa. Dipandanginya Vanka yang sejak kemarin ia tampung menginap di rumahnya. Dan itu membuat Thalia cemberut sepanjang hari."Gimana, Bang? Semua syaratnya udah siap, kan?" Vanka bertanya sekali lagi lantaran Shankara tidak kunjung menjawab."Abang belum urus syarat-syaratnya, Van. Tadi Abang ke rumah kamu dan ketemu sama Mama kamu." “Abang ketemu Mama?” Suara Vanka mengecil.“Iya. Abang datang baik-baik. Abang cuma mau jelasin semuanya, dan bilang kalau Abang mau tanggung jawab.”Vanka bisa menebak arah pembicaraan itu. Meski demikian, ia tetap bertanya. “Terus ... Mama bilang apa?” “Dia bilang, keluarga kalian nggak mau ada urusan sama orang kayak Abang.” “Mama ngomong kayak gitu?”“Dia juga bilang Abang nggak akan bisa kasih hidup yang layak buat kamu. Intinya orang tua kamu nggak setuju.”Penjelasan Sha

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 317

    Shankara benar-benar menepati ucapannya. Pagi itu setelah mengantar Thalia ke sekolah ia mendatangi rumah orang tua Vanka. Begitu mobil berhenti di depan pagar tinggi berwarna hitam, Shankara sempat terdiam. Ia mengawasi rumah tersebut selama beberapa saat sebelum memutuskan turun. Ia menekan bel. Tidak lama, seorang lelaki yang merupakan supir keluarga Vanka keluar dan menatapnya dengan pandangan penuh tanda tanya. “Pagi, Mas, mau cari siapa?” “Pagi, Pak. Saya Shankara. Saya mau bertemu dengan Pak Bima dan Bu Martha. Bilang saja saya datang atas nama Vanka.” Pria itu tampak ragu, tapi akhirnya mengangguk dan masuk ke dalam. Beberapa menit kemudian, gerbang terbuka setengah, memperlihatkan seorang perempuan paruh baya keluar dengan wajah yang dipenuhi garis ketegasan. Martha. Pandangan mata wanita itu menusuk begitu melihat siapa yang berdiri di hadapannya. Ia tidak menutupi keterkejutannya, tapi juga tidak menunjukkan keramahan sedikit pun. “Jadi kamu yang namanya Sha

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 316

    Sejak mobil melaju keluar dari gerbang rumah, suara Kaivan tidak berhenti memenuhi kabin. Anak itu duduk di kursi belakang bersama Andara, sementara Ananta duduk di depan sebelah Dio yang menyetir dengan tenang. Hari ini mereka mengunjungi dokter kunjungan untuk memeriksa kehamilan Andara. "Ma, nanti Kai bisa lihat adek ya?" tanya Kaivan dengan mata berbinar. Andara tersenyum kecil, memandang pada anaknya yang tampak begitu bersemangat. “Bisa, Sayang. Tapi adeknya masih kecil banget, mungkin cuma kelihatan kayak titik.” “Kayak titik?” Kaivan mencondongkan tubuhnya, merasa bingung. "Kayak titik itu gimana, Ma?" Andara tertawa pelan melihat ekspresi penasaran anaknya. Ia mengelus kepala Kaivan dengan lembut. “Kayak biji, Sayang. Masih kecil banget. Nanti dokter yang tunjukin di layar ya.” Kaivan mengangguk cepat, tapi wajahnya tetap tampak serius, seolah mencoba membayangkan bentuk 'titik' yang dimaksud ibunya. “Kalau kayak biji, berarti adek nanti tumbuh jadi pohon ya, Ma?” ta

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 315

    Vanka berdiri di depan rumah Shankara. Berkali-kali ia memastikan tidak salah alamat. Berdasarkan yang diberikan Andara tadi ini adalah alamat yang benar. Vanka terpaku begitu lama. Semua kata-kata Martha tadi terngiang di telinganya. 'Yang penghasilannya nggak menentu? Yang mungkin aja nggak punya tabungan, nggak punya rumah!' Nyatanya rumah yang ia lihat saat ini membuatnya terkesima selama beberapa detik. Vanka terpaku di tempatnya, tidak bisa menahan rasa kagumnya. Kata-kata ibunya tentang rumah dan status ekonomi tidak lagi relevan di hadapannya. Vanka mengumpulkan napas, mencoba meredakan debaran jantungnya yang tidak menentu, lalu melangkah ke depan pintu. Ia membunyikan bel. Tidak menunggu terlalu lama, pintu pun terbuka. Memperlihatkan Shankara yang berdiri mengenakan kaus harian dan celana pendek. Shankara tampak sedikit terkejut melihat kedatangan Vanka. Terlebih lagi perempuan itu juga membawa koper besar. "Hei, Van, ayo masuk." Vanka melangkah masuk lalu du

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status