Share

Bab 61

last update Last Updated: 2025-07-05 14:29:43

Mobil hitam itu melaju dengan mulus. Andara duduk diam di kursi belakang, memandangi jalanan tanpa benar-benar melihat. Dio menyetir di depan, tidak bicara sepatah kata pun sejak mereka meninggalkan rumah kontrakan Tian. Suasananya sunyi dan dingin.

Andara menunduk, berusaha mengatur napasnya. Tapi sejak mobil meninggalkan gang sempit tempat kontrakan Tian, jantungnya sudah berdebar tidak karuan. Ketegangan menyelimuti seluruh tubuhnya.

Berbagai pertanyaan kini berseliweran di kepalanya.

Apakah Ananta akan marah?

Apakah dia akan menghukumnya?

Apa yang sudah dia tahu?

Apakah dia akan menyentuhnya? Membentaknya? Menyiksanya seperti dulu?

Andara menutup mata sejenak. Tapi yang muncul malah potongan-potongan kenangan: wajah Ananta yang dingin, tangannya yang mencengkeram kuat, suara yang datar tapi mengintimidasi, dan bagaimana emosi lelaki itu berubah dengan cepat.

Tenggorokannya terasa kering. Ia menatap ke luar jendela, melihat jalanan yang mulai dikenalnya. Semakin dekat ke rumah se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Fahriani Bidaria
potret perempuan yg hanya pasrah di dzolimi suami luknut, kalo suami gila itu gak bisa mmhargai istri, setidaknya Andara bisa mmhargai dirinya sdr TDK kembali dg suami sintingnya
goodnovel comment avatar
Ivana Oktaviana
sbnarnya mau Ananta apa sih? (bertanya dgn nada lemah gemulai)
goodnovel comment avatar
eld
psikopat, gila gila! sakit jiwa si ananta, cocoknya ditaruh neraka aja sekalian jangan rsj
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 98

    Waktu sudah menunjukkan pukul satu malam, tapi tidak sepicing pun Andara sanggup memejamkan mata. Bagaimana tidak? Sudah selarut ini suaminya masih belum pulang.Andara mencoba menghubungi Ananta untuk ke sekian kalinya. Tapi hasilnya masih sama. Tidak ada respon dari Ananta.Bosan menunggu di kamar, Andara putuskan untuk menanti di luar.Ia melangkah perlahan sambil mengelus perutnya lalu duduk sendiri di beranda.Selagi menanti, Andara membaca majalah kehamilan. Tapi tidak ada satu pun yang menempel di kepalanya. Bahkan, ia tidak tahu apa yang ia baca.Tiga puluh menit kemudian saat Andara mulai menguap mobil Ananta akhirnya muncul. Andara langsung berdiri dan menunggu dengan tegang.Ananta keluar dari mobil. Jalannya sedikit sempoyongam. Wajahnya tampak kasut. Dan ya... dia pulang dalam keadaan mabuk. Lagi."Kenapa belum tidur?" Pertanyaan itu terlontar dari mulutnya ketika tiba tepat di depan istrinya."Aku nunggu kamu pulang, Mas. Kamu dari mana?" Andara begitu khawatir."Kelab.

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 97

    "Bukan siapa-siapa. Hanya partner bisnis biasa," jawab Ananta yang membuat Andara lega seketika."Tapi baru pertama kali ke sini ya?""Iya.""Terus tadi Mas Nata sama dia pergi ke mana?" Andara yang masih belum puas terus bertanya."Makan siang di luar."Andara menutup mulut setelahnya. Sebagai seorang pengusaha tentu Ananta memiliki banyak relasi. Bahkan di keseharian pergaulan Ananta sangat luas. Ia tidak pernah memilih-milih teman. Itulah sebabnya dulu ia dan Shankara bersahabat. Walau sekarang hubungan itu hanya tinggal nama."Ada lagi yang mau ditanyain?" ujar lelaki itu."Nggak ada, Mas." Kemudian Andara memeriksa waktu melalui jam tangannya. Sudah saatnya pulang. "Mas, aku pulang ya?" Ia meminta izin."Hari ini kamu les?"Andara mengiyakan dengan anggukan kepala."Aku nggak bisa ngantar. Nggak apa-apa kamu pergi sendiri?""Iya, nggak apa-apa."Andara akan beranjak dari pangkuan Ananta tapi lelaki itu mengatakan, "Cium lagi."Andara menahan senyum di bibirnya melihat tingkah Ana

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 96

    Andara sedang berada di pantry. Satu jam lagi waktunya pulang. Sedangkan semua pekerjaannya sudah selesai dikerjakan. Jadi ia bisa sedikit santai.Ia sedang menyeduh teh ketika suara-suara itu mampir di telinganya."Gue tadi ngeliat Pak Ananta sama cewek," celetuk Kelin."Mbak Clarin maksudnya?" Mia menimpali."Bukan. Yang ini sih lagi hamil."Andara berdiri mematung di depan dispenser. Uap dari air panas teh yang baru diseduh mengepul di cangkirnya, tapi pikirannya membeku."Serius lo, Mbak? Hamil?" Suara Mia terdengar lagi."Iya. Gue juga kaget.""Lo ngeliat di mana emang?""Tadi di lobi. Mereka keluar nggak tahu ke mana. Mau makan siang kali ya?""Gila sih. Masa cewek hamil dibawa jalan sama bos?" gumam Mia setengah tidak percaya.Andara masih berdiri diam. Tangannya yang memegang cangkir sedikit gemetar, hingga teh panas di dalamnya bergoyang nyaris tumpah."Ya udah sih. Hak dia juga, kan, mau jalan sama siapa?" Mirza yang sejak tadi hanya diam, mengomentari."Tapi ini cewek lagi

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 95

    Calista sedang sibuk memilih-milih baju dipandu oleh seorang staf butik, sedangkan Ananta duduk menunggu di sofa panjang dekat fitting room. Di tangannya ada ponsel. Sesekali matanya memandang ke arah Calista yang tengah mengangkat satu per satu baju hamil berwarna pastel.Beruntung butik itu menyediakan koleksi maternity wear dengan ukuran besar dan desain yang tetap stylish. Calista mencoba beberapa helai baju, lalu keluar dari balik fitting room."Nata, gimana? Cocok nggak?" serunya sambil berputar pelan, memperlihatkan gaun midi berbahan katun berwarna sage green.Ananta mengangkat wajah. Ia memandang sejenak, lalu mengacungkan jempol dari jauh.Calista tersenyum puas. "Yang ini aku ambil, ya?""Terserah kamu."Ia masuk lagi, mengganti baju yang lain. Setelah beberapa kali keluar masuk, akhirnya Calista mengumpulkan lima pakaian yang paling ia sukai. Ia menyerahkannya ke staf butik untuk dibawa ke kasir, lalu menghampiri Ananta dan duduk di sebelah pria itu.Ia melirik Ananta. Har

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 94

    Calista baru menghentikan tangisnya ketika mereka tiba di restoran yang dituju. Ia buru-buru menghapus sisa air mata di pipinya dan memperbaiki riasan seadanya lewat pantulan kaca mobil sebelum turun. Ananta tidak berkata apa-apa. Ia berjalan lebih dulu masuk ke dalam restoran.Seorang waiter menyambut mereka lalu mengantar ke meja di sudut ruangan yang jauh dari pengunjung lain.Calista duduk di hadapan Ananta. Matanya masih sembab meskipun ia berusaha keras menyembunyikan luka di balik senyum tipis yang dipaksakan.Setelah membaca buku menu, Ananta mengatakan pesanannya pada waiter."Kalau Ibu?" Waiter menanyakan makanan yang diinginkan Calista."Sama," jawab Calista singkat."Baik. Dua tenderloin steak dan dua iced lemon tea." Waiter membacakan lagi pesanan keduanya."Untuk ibu ini jangan lupa tingkat kematangannya well done, dia lagi hamil. Buat saya medium well." Ananta menambahkan."Baik, Pak." Waiter berlalu dari hadapan mereka.Calista memandang mantan kekasihnya dengan peras

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 93

    Calista duduk di sebelah Ananta, sementara lelaki itu menyetir dengan tenang tanpa tahu betapa tegangnya Calista saat ini. Aura Ananta sudah berbeda. Dia tidak lagi seperti dulu. Entah di mana bedanya Calista tidak tahu. Yang jelas ia merasakan Ananta tidak lagi sama.Sambil meremas jemari yang bertautan di atas pangkuannya sesekali Calista melirik ananta. Tapi lelaki itu tidak memandang balik. Fokusnya hanya pada kepadatan lalu lintas di hadapannya."How long are you going to keep ignoring me like this?" Calista yang tidak tahan terus didiamkan melontarkan kalimat itu dari mulutnya. "I'm not ignoring you. I'm just driving," jawab Ananta sambil tetap menatap jalan.Calista mengesah, menggigit bibir bawahnya. “You used to hold my hand while driving."“You used to be someone else."Ucapan itu membuat Calista terdiam cukup lama. Hatinya ngilu. Ia memejamkan mata sejenak, mencoba mengatur napas.“Do you hate me that much now?” tanyanya lagi memandang pada pria di sebelahnya."I don’t hat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status