Home / Fantasi / Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis / BAB 3 — Upacara Penentuan Nasib

Share

BAB 3 — Upacara Penentuan Nasib

Author: Aquila Blue
last update Last Updated: 2025-11-19 09:52:15

Aula Utama Klan Lian dipenuhi jubah-jubah sutra dan wajah-wajah kaku. Para tetua duduk di kursi tinggi yang diukir naga, wajah mereka penuh penghakiman. Lian Yue berdiri paling belakang, di antara sekelompok gadis lain yang menunggu giliran.

​Ia merasakan aura Xuan Nightblade, dingin dan tenang, seperti batu giok gelap. Roh itu benar-benar ada di dalam dirinya, menyatu dengan setiap serat jiwanya. Ia tidak melihatnya, tetapi bisa merasakan keberadaannya—seperti merasakan detak jantungnya sendiri.

​Jiwa Xuan terasa seperti api es yang sangat kuat.

​Kakak sepupu Lian Yue, Lian Huayan, berdiri di barisan depan. Dia cantik, energik, dan baru saja berhasil membangkitkan Fire Essence Core yang langka. Huayan tersenyum angkuh saat namanya dipanggil, mengalirkan energi spiritualnya ke Bola Kristal Penentuan Nasib. Bola itu bersinar dengan cahaya merah keemasan yang terang. Para tetua mengangguk puas. Huayan menoleh ke belakang, melayangkan tatapan mengejek pada Yue.

​Gadis yang malang, Huayan tak perlu repot-repot mengejekmu. Sebentar lagi kau hanya akan menjadi debu ritual, batin Yue dengan getir.

​Satu per satu, anak muda diuji. Beberapa berhasil dengan inti spiritual lemah; beberapa gagal. Mereka yang gagal, dipisahkan ke sisi kiri—tempat Lian Yue sebentar lagi akan bergabung.

​Lian Yue berdiri dengan tangan gemetar.

​“Lian Yue!”

​Panggilan itu bergema di aula. Seluruh ruangan hening. Bukan hening karena penasaran, tapi hening karena kepastian. Semua orang tahu hasil dari gadis tanpa bakat ini.

​Yue berjalan maju menuju meja batu. Di atasnya, Bola Kristal besar, seukuran melon, tampak menunggunya dengan kejam.

​“Letakkan tanganmu, Lian Yue,” ujar Tetua Wen, tetua klan yang paling keras, sambil tersenyum sinis. “Jangan buang waktu kami.”

​Yue menempelkan telapak tangan kanannya ke permukaan kristal yang dingin.

​Tidak ada apa-apa. Kristal itu tetap gelap, memantulkan siluetnya yang pucat.

​Bisikan segera memenuhi aula.

​“Seperti yang diharapkan.”

“Sungguh memalukan bagi Klan Lian.”

“Kirim saja dia ke Sekte Seribu Roh, dia bahkan tidak layak untuk menjadi selir bangsawan.”

​Tetua Wen mengangkat tangannya, siap mengumumkan kegagalan Yue.

​Saat itu juga, suara Xuan Nightblade meledak di kepala Yue. Itu bukan bisikan lembut, melainkan perintah yang bergetar.

​“Kau ingin tetap hidup, Lian Yue? Kau ingin mereka berlutut di kakimu?”

​Yue menggertakkan gigi, air mata panas menggenang. Ya! Aku ingin hidup!

​“Baik,” suara Xuan merendah, tiba-tiba menjadi sangat sensual, seolah ia sedang menyentuh setiap saraf di tubuh Yue. “Biarkan aku yang melakukannya. Tapi tahanlah, Wadahku. Energi ini… mungkin terasa terlalu intens untuk tubuh manusiaku.”

​Wajah Yue tiba-tiba terasa panas terbakar. Energi dingin dari kristal itu seketika digantikan oleh gelombang panas yang naik dari perutnya, membanjiri pinggangnya, menuju dadanya. Itu adalah energi yang gelap, kuat, dan liar, berbau seperti malam yang dingin.

​Tubuh Yue melengkung sedikit, bibirnya terkatup rapat, menahan erangan yang ingin lepas. Rasa hangat itu begitu intens, begitu intim, seolah seseorang sedang menyentuhnya di tempat-tempat tersembunyi.

​Di saat yang sama, Xuan Nightblade, melalui pandangan Yue, mulai mengalirkan energi ke Bola Kristal itu.

​Kristal yang tadinya gelap—tiba-tiba meledak!

​Cahaya ungu pekat—warna yang sangat jarang, berlimpah, dan menakutkan—memenuhi aula, memantul di setiap wajah yang terkejut. Kekuatan itu begitu besar, sampai-sampai udara di sekitar Yue bergetar.

​Lian Yue terhuyung. Ia tidak bisa bernapas. Kakinya terasa lemas, tidak hanya karena kekuatan, tetapi karena sentuhan spiritual yang terlalu berlebihan.

​“Tidak mungkin!” teriak Tetua Wen, berdiri dari kursinya. “Ini… ini Shadow Moon Core! Kekuatan terlarang!”

​“Gadis tanpa bakat itu…”

​Semua tatapan kini tertuju pada Lian Yue. Mereka yang tadinya mencibir, kini menatap dengan campuran ketakutan, rasa iri, dan nafsu yang aneh. Aura Yue telah berubah—seperti bulan baru yang diselimuti bayangan, misterius dan memikat.

​Di tengah kebingungan dan kekacauan, suara Xuan Nightblade, yang kini terasa begitu dekat hingga seolah ia mencium tengkuk Yue, tertawa pelan. Tawanya adalah getaran gelap yang manis, hanya didengar oleh Yue.

​“Aku bilang, tubuhmu sangat responsif, Lian Yue. Kau bahkan tidak bisa menahan getaran energi sekuat itu.”

​Yue memerah sampai ke telinga. Reaksi fisik yang jelas terhadap energi Xuan ini membuatnya merasa seperti terbuka sepenuhnya di hadapan roh posesif itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis   Bab 7 — Kamar Baru dan Insiden Malam Hari

    ​Kamar baru Lian Yue di Sekte Bintang Surya terasa steril. Terlalu bersih, terlalu murni. Jendela kayu pinus terbuka ke arah hutan bambu yang sunyi, dan udara yang masuk membawa serta aroma segar energi spiritual. Itu adalah udara yang seharusnya menenangkan seorang kultivator. Namun, bagi Yue, udara itu terasa seperti racun yang pelan-pelan membekukan energinya. ​Ia mencoba tidur. Namun, bagaimana mungkin seseorang bisa terlelap saat Kaisar Iblis yang sangat posesif berbagi napas dan jantung dengan dirinya? ​Malam terasa panjang. Yue bolak-balik di ranjang, selimut sutra yang lembut terasa panas dan mencekik. Ia tidak hanya merasa tidak nyaman secara emosional, tetapi juga secara fisik. Energinya terus bergejolak. ​Satu detik ia merasa dingin luar biasa, seolah es dari Inti Bayangan Bulan sedang membekukan nadinya; detik berikutnya, ia merasa panas membara, seperti semua hasrat dan amarah yang diredam Xuan Nightblade sedang mendidih di dalam dirinya. Ini adalah efek samping dari t

  • Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis   Bab 6 — Sentuhan Terlarang di Hutan Latihan

    ​Sekte Bintang Surya adalah simfoni kemurnian. Bangunan berlapis giok memantulkan cahaya matahari, aliran energi spiritual mengalir dalam formasi yang tertanam di tanah, dan para murid bergerak dengan keanggunan seorang bangsawan kultivator sejati. Bagi Lian Yue, ini adalah dunia yang benar-benar asing, dan dia adalah anomali paling gelap di dalamnya. ​Ji Han, dengan kesabarannya yang luar biasa, membimbing Yue menuju lapangan latihan utama. Di sana, lusinan murid sedang berlatih formasi pedang dan meditasi. Ji Han memperkenalkannya dengan singkat, menyebutnya "murid baru dengan inti energi unik," sebuah eufemisme untuk 'kekuatan iblis terlarang.' ​Yue merasakan tatapan murid-murid lain, campuran rasa ingin tahu, kecurigaan, dan sedikit ketakutan. Di antara mereka, ia mengenali Lian Rou—seorang gadis dari cabang klan Lian yang lebih kuat—yang menatapnya dengan kebencian murni. ​“Lian Yue,” kata Lian Rou dengan suara keras, “Semoga kau tidak membawa kekotoran Inti Bayangan Bulanmu k

  • Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis   BAB 5 — Kamar Baru, Intimasi Terlarang, dan Kecerobohan Xuan Nightblade

    ​Asrama Angin Bambu adalah kawasan elit di Sekte Bintang Surya, dikelilingi oleh pepohonan hijau menjulang yang batangnya memancarkan sedikit aura spiritual. Lian Yue ditempatkan di kamar paling ujung, sebuah ruangan kecil yang indah dengan lantai kayu mengkilap, jendelanya menghadap ke hamparan hutan yang berkabut. ​Ji Han, dengan sikapnya yang lembut dan penuh perhatian, membantunya meletakkan barang-barangnya. ​“Kamar ini adalah tempat yang sempurna untuk meditasi, Nona Lian,” kata Ji Han, suaranya tenang seperti mata air. “Energi spiritual di sini murni dan kuat. Jika Anda butuh sesuatu, jangan ragu memanggil saya. Saya tinggal dua kamar di sebelah sana.” ​Yue mengangguk canggung. Sejak insiden di gerbang sekte—ketika Xuan Nightblade hampir mengaum karena cemburu—ia merasa bersalah pada Ji Han, pemuda yang tidak bersalah itu. ​“Tentu saja dia tidak bersalah,” dengus Xuan di dalam kepala Yue, nadanya dingin dan mengejek. “Dia adalah murid inti dari sekte yang membenci semua yan

  • Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis   BAB 4 — Perubahan yang Mengguncang Klan dan Janji Kepemilikan

    ​Setelah Bola Kristal meledak dalam cahaya ungu gelap yang menakutkan, suasana di Aula Utama Klan Lian berubah dari penghinaan menjadi kegilaan yang hening. Lian Yue, si gadis tanpa bakat yang ditakdirkan menjadi tumbal, kini berdiri di sana sebagai pemegang Shadow Moon Core—inti spiritual terlarang yang kekuatannya bahkan melebihi yang dimiliki oleh leluhur terkuat mereka. ​Keputusan para Tetua berubah dalam sekejap. ​“Lian Yue,” Tetua Wen—yang lima menit lalu hampir menjualnya ke Sekte Seribu Roh—berbicara dengan nada yang berubah lembut, hampir menjilat. “Engkau adalah kebanggaan klan! Kenapa kau menyembunyikan bakat luar biasa ini dari kami?” ​“Saya tidak menyembunyikannya, Tetua,” jawab Yue, suaranya terdengar dingin dan datar, bukan karena keberaniannya sendiri, tetapi karena Xuan Nightblade yang memberinya ketenangan dingin itu. “Aku adalah bayanganmu sekarang. Biarkan aku yang memegang kendali percakapan ini,” bisik Xuan di dalam kepalanya, suaranya tajam seperti pedang yan

  • Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis   BAB 3 — Upacara Penentuan Nasib

    Aula Utama Klan Lian dipenuhi jubah-jubah sutra dan wajah-wajah kaku. Para tetua duduk di kursi tinggi yang diukir naga, wajah mereka penuh penghakiman. Lian Yue berdiri paling belakang, di antara sekelompok gadis lain yang menunggu giliran. ​Ia merasakan aura Xuan Nightblade, dingin dan tenang, seperti batu giok gelap. Roh itu benar-benar ada di dalam dirinya, menyatu dengan setiap serat jiwanya. Ia tidak melihatnya, tetapi bisa merasakan keberadaannya—seperti merasakan detak jantungnya sendiri. ​Jiwa Xuan terasa seperti api es yang sangat kuat. ​Kakak sepupu Lian Yue, Lian Huayan, berdiri di barisan depan. Dia cantik, energik, dan baru saja berhasil membangkitkan Fire Essence Core yang langka. Huayan tersenyum angkuh saat namanya dipanggil, mengalirkan energi spiritualnya ke Bola Kristal Penentuan Nasib. Bola itu bersinar dengan cahaya merah keemasan yang terang. Para tetua mengangguk puas. Huayan menoleh ke belakang, melayangkan tatapan mengejek pada Yue. ​Gadis yang malang, Hu

  • Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis   BAB 2 — Roh dalam Tubuhku, Darah dalam Kutukan

    Ketika Lian Yue kembali sadar, hal pertama yang ia rasakan adalah kehangatan—kehangatan yang sangat dekat, menempel di lehernya, seolah seseorang sedang bernapas di sana. ​Terlalu dekat. Terlalu intim. ​Ia mencoba bergerak, tetapi anggota tubuhnya terasa berat, lemas, dan anehnya, bergetar halus. ​“Bangun. Aku tidak punya waktu melihatmu pingsan.” ​Mata Lian Yue terbuka dengan kejutan. Pandangannya berpusat. Ia melihat langit-langit gudang yang suram, dan kemudian, ia melihatnya. ​Seorang pria berdiri di tengah ruangan. Tinggi, posturnya sempurna, mengenakan jubah hitam dengan sulaman perak. Dialah pria yang ada di dalam lukisan itu—rambut hitam perak, mata merah gelap yang kini menatapnya dengan rasa ingin tahu yang dingin. Dia tampan; ketampanan yang membuat naluri Yue menjerit bahaya. ​Tetapi ada yang aneh. Garis-garis tubuhnya tampak transparan, tembus pandang. Dia ada di sana, namun tidak sepenuhnya nyata. ​“Siapa… kau?” Bisikan Yue terdengar parau dan takut. ​Pria itu be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status