Home / Fantasi / Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis / BAB 5 — Kamar Baru, Intimasi Terlarang, dan Kecerobohan Xuan Nightblade

Share

BAB 5 — Kamar Baru, Intimasi Terlarang, dan Kecerobohan Xuan Nightblade

Author: Aquila Blue
last update Huling Na-update: 2025-11-19 09:57:57

​Asrama Angin Bambu adalah kawasan elit di Sekte Bintang Surya, dikelilingi oleh pepohonan hijau menjulang yang batangnya memancarkan sedikit aura spiritual. Lian Yue ditempatkan di kamar paling ujung, sebuah ruangan kecil yang indah dengan lantai kayu mengkilap, jendelanya menghadap ke hamparan hutan yang berkabut.

​Ji Han, dengan sikapnya yang lembut dan penuh perhatian, membantunya meletakkan barang-barangnya.

​“Kamar ini adalah tempat yang sempurna untuk meditasi, Nona Lian,” kata Ji Han, suaranya tenang seperti mata air. “Energi spiritual di sini murni dan kuat. Jika Anda butuh sesuatu, jangan ragu memanggil saya. Saya tinggal dua kamar di sebelah sana.”

​Yue mengangguk canggung. Sejak insiden di gerbang sekte—ketika Xuan Nightblade hampir mengaum karena cemburu—ia merasa bersalah pada Ji Han, pemuda yang tidak bersalah itu.

​“Tentu saja dia tidak bersalah,” dengus Xuan di dalam kepala Yue, nadanya dingin dan mengejek. “Dia adalah murid inti dari sekte yang membenci semua yang kuwakili. Dia adalah masalah berjalan. Jauhkan dia darimu.”

​Dia mencoba bersikap baik! balas Yue dalam hati.

​“Kebaikan hanyalah jubah yang dikenakan untuk menutupi niat. Aku tidak suka caramu memandangnya,” jawab Xuan, posesifnya terasa mencekik.

​“Nona Lian?” Ji Han memanggil, sedikit khawatir. “Anda terlihat… tegang. Apakah ada yang mengganggu Anda?”

​Yue tersentak dari pertengkaran batinnya. “Tidak, Tuan Ji Han. Hanya… kelelahan.”

​Ji Han tersenyum, senyum yang begitu tulus hingga membuat Yue merasa lebih bersalah karena menyimpan Kaisar Iblis yang sangat cemburu di dalam dirinya. “Istirahatlah. Besok pagi, kita akan mulai dengan teknik pernapasan dasar. Sekte kita menghargai ketenangan. Jangan terburu-buru.”

​Setelah Ji Han pergi, Lian Yue mengunci pintu dan bergegas menuju jendela. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya yang kacau.

​“Kau sangat kekanak-kanakan, Xuan,” desah Yue, melonggarkan ikatan rambutnya.

​Saat itu juga, Xuan Nightblade muncul di kamarnya. Bukan lagi bayangan, tetapi sosok pria yang padat, berdiri tegak di tengah ruangan. Rambut hitam peraknya berkilau redup di bawah cahaya lentera.

​“Kekanak-kanakan?” ulang Xuan, berjalan perlahan. “Aku tidak pernah kekanak-kanakan. Aku hanya memastikan milikku tidak disentuh. Dia menatapmu terlalu lama, Lian Yue. Dia mencoba melihat inti spiritualmu yang gelap.”

​“Dia hanya ramah!”

​“Ramah. Atau tertarik pada anomali?” Xuan menyudutkan Yue ke dinding. “Semua orang di dunia ini melihatmu karena dua alasan: ingin memanfaatkan inti terlarangmu, atau ingin menyegelku. Pria ini termasuk yang pertama.”

​“Lalu kau? Kau melihatku karena apa?” Yue balik bertanya, suaranya mengandung tantangan dan kerentanan.

​Xuan berhenti, matanya yang merah gelap menatap intens. Pertanyaan itu seolah menghentikannya.

​“Aku…” Xuan mengambil napas yang samar. “Aku melihatmu karena kau adalah wadahku. Aku melihatmu karena kau adalah satu-satunya yang bisa merespons jiwaku. Aku melihatmu karena… kau adalah perpanjangan diriku yang disegel.”

​Yue merasa kecewa dengan jawaban itu. Ia mengharapkan lebih, mengharapkan pengakuan yang lebih manusiawi. Tapi Xuan Nightblade adalah iblis kuno.

​“Aku hanya wadah,” ulangnya dengan pahit.

​Xuan menundukkan kepala, suaranya merendah, memecah ketenangan.

​“Kau bukan hanya wadah. Kau adalah… segel terindah yang pernah kulihat.”

​Ia mengulurkan tangan. Kali ini, tangannya menyentuh kulit telanjang di bahu Yue yang terbuka karena ia baru saja melonggarkan jubahnya.

​Sentuhan itu!

​Itu bukan lagi energi spiritual yang samar seperti di kereta. Itu adalah sentuhan fisik yang nyata, dingin, namun memancarkan panas yang memabukkan. Xuan Nightblade, Kaisar Iblis yang seharusnya hanya roh, kini bisa menyentuhnya dengan kontak kulit yang nyata.

​Tubuh Yue menegang, jantungnya berdetak seperti ingin meledak. Sensasi panas menjalari lehernya ke bawah.

​“Energi gelapmu tidak stabil,” kata Xuan, suaranya berat, matanya fokus pada area di leher Yue. “Perubahan cepat ini membutuhkan penyesuaian intensif.”

​“Tapi… kau bisa menyentuhku…” Yue berbisik, terkejut dan terguncang.

​“Aku sudah bilang, semakin kuat inti spiritualmu, semakin kuat pula manifestasi fisikku. Kau memberiku energi, Lian Yue,” jawab Xuan, suaranya seperti bisikan gelap.

​Jari-jarinya yang dingin menyusuri tulang selangka Yue, lalu perlahan bergerak ke bawah, menuju pinggang tempat tanda kutukan Shadow Moon mulai muncul.

​“Kita harus menyeimbangkannya,” desaknya.

​Yue tidak bisa bernapas. Seluruh tubuhnya menolak, tetapi di saat yang sama, ia merasakan dorongan aneh, hasrat yang menuntut sentuhan.

​Xuan Nightblade menurunkan wajahnya.

​“Aku harus menyalurkan energi iblis murniku untuk menstabilkan Shadow Moon Core. Jika tidak, inti itu akan menghancurkan organ-organmu,” katanya, memberikan alasan teknis yang kejam untuk intimasi yang sangat tidak teknis ini.

​Ia menempelkan kedua telapak tangannya di pinggang Yue, tepat di atas tanda kutukan yang samar.

​Panas! Gelombang energi gelap itu masuk, tidak seperti api, tetapi seperti cairan panas yang menyebar ke seluruh tubuhnya. Yue terkesiap, punggungnya melengkung ke depan karena sensasi yang tiba-tiba.

​“Ssh…” Xuan mendekat, tubuhnya hampir menempel. Ia tidak lagi transparan, tetapi padat, dingin, dan mematikan. “Fokus, Wadahku. Jangan melawan.”

​Yue memejamkan mata, menggigit bibirnya lagi hingga terasa nyeri. Ini adalah latihan kultivasi yang paling mengerikan dan paling intim yang bisa ia bayangkan. Setiap inci kulitnya yang disentuh Xuan terasa seperti dibakar, tetapi di saat yang sama, ia merasakan kekuatan yang luar biasa.

​Setelah beberapa saat, Xuan menarik diri, wajahnya kembali tenang, tetapi ada kilatan yang lebih gelap di matanya.

​Yue tersengal, tubuhnya lemas. Ia bersandar di dinding, napasnya tidak teratur.

​“Aku tidak pernah… merasakan hal seperti itu,” bisik Yue, wajahnya masih memerah.

​Xuan menatapnya dengan intensitas yang membara.

​“Itu adalah koneksi jiwa, Lian Yue. Itu adalah kekuatan. Dan mulai sekarang, ini adalah ritual yang akan kita lakukan setiap malam, sampai kau bisa menguasai kekuatanku sepenuhnya.”

​“Dan jika aku menolak?”

​“Kau akan mati, karena inti spiritualmu akan meledak,” jawab Xuan dingin. Lalu, ia tersenyum tipis. “Dan aku akan mati bersamamu. Kau tidak mau itu, bukan?”

​Ancaman itu membuat Yue terdiam. Ia terikat, tidak hanya oleh takdir, tetapi juga oleh ketergantungan fisik yang baru dan mematikan.

​Keesokan paginya, Lian Yue bangun dengan inti spiritual yang lebih stabil, tetapi juga dengan perasaan gelisah yang mendalam. Ia adalah murid baru di sekte suci, tetapi ia menyembunyikan iblis kuno yang sangat posesif di dalam dirinya.

​Ia pergi ke area latihan dasar. Ji Han sudah menunggunya di sana, ditemani oleh beberapa murid inti lainnya.

​“Selamat pagi, Nona Lian,” sapa Ji Han dengan ramah. “Kita akan mulai dengan teknik pernapasan Air Murni. Ini akan membantu memurnikan energi spiritual Anda.”

​Saat Yue duduk di posisi meditasi, ia melihat sepasang mata mengawasinya dari kejauhan—Lian Huayan. Sepupunya itu kini tampak lebih elegan dengan jubah murid luar, tetapi tatapannya masih penuh racun.

​“Ada masalah lagi,” bisik Xuan di kepala Yue. “Roh klanmu itu menyebarkan kebohongan tentang dirimu. Jangan hiraukan.”

​Yue mencoba fokus pada instruksi Ji Han.

​“Tarik napas, rasakan energi murni Gunung Surya mengisi inti Anda,” instruksi Ji Han.

​Yue mencoba. Ia merasakan energi murni itu—hangat, ringan, seperti sinar matahari. Tetapi begitu energi itu mendekati Shadow Moon Core yang gelap, inti spiritualnya bereaksi dengan penolakan. Inti itu terasa dingin, padat, dan menuntut energi gelap.

​“Jangan terima energi matahari mereka,” perintah Xuan, suaranya tajam. “Itu akan menyakiti intiku. Ganti dengan Shadow Absorption.”

​Yue mencoba mengubah tekniknya, menarik energi gelap yang tersisa dari malam sebelumnya ke dalam intinya. Tiba-tiba, ia merasakan sakit menusuk di dadanya.

​Ia terkesiap dan membuka mata.

​“Nona Lian! Kenapa Anda tiba-tiba menarik energi? Itu bisa merusak jalur meridian Anda!” tegur Ji Han, segera mendatanginya.

​Yue menggigit bibirnya, tidak bisa menjelaskan bahwa ia sedang bertengkar batin dengan Kaisar Iblis.

​Saat Ji Han menyentuh bahunya untuk menenangkannya, Xuan Nightblade meledak.

​“JANGAN SENTUH DIA!”

​Kali ini, aura Xuan begitu kuat, hingga Yue bergidik dan tanpa sengaja energi gelap itu terlepas, membentuk pusaran hitam kecil di sekelilingnya.

​Semua murid yang melihatnya langsung terkejut dan mundur.

​Lian Huayan yang melihat kejadian itu langsung tersenyum kemenangan.

​“Lihat, Tuan Ji Han! Aku sudah bilang! Dia kerasukan! Inti spiritualnya adalah energi iblis! Dia adalah bahaya bagi Sekte Bintang Surya!” teriak Huayan.

​Ji Han menatap Yue dengan kaget dan sedikit rasa curiga. Aura hitam itu menghilang secepat ia muncul, tetapi kerusakan sudah terjadi.

​“Sial. Aku terlalu ceroboh,” dengus Xuan di dalam kepala Yue. “Aku lupa kekuatanmu masih lemah. Kontrol emosiku langsung memanifestasikan energiku.”

​“Maafkan saya,” kata Yue, berdiri dan membungkuk dalam-dalam. “Saya tidak mengendalikan energi saya dengan baik.”

​Ji Han masih terlihat tidak yakin. “Aura itu… Nona Lian, saya akan bicara dengan Nyonya Ling. Anda mungkin butuh latihan isolasi.”

​Latihan isolasi berarti diasingkan. Jelas ini adalah hasil dari sabotase Huayan dan kecerobohan Xuan yang terlalu cemburu.

​Yue meninggalkan area latihan, merasa terhina dan marah.

​“Kau menghancurkanku, Xuan!” tuntut Yue di dalam hati.

​“Aku melindungimu!” balas Xuan, nadanya defensif. “Aku tidak suka pria itu menyentuhmu! Dan lagi pula, jika kau diisolasi, itu justru akan mempermudah kita untuk melakukan penyeimbangan tanpa ada yang mengawasi.”

​Kata-kata itu membuat Yue terdiam. Segala tindak tanduk posesif Xuan, meski dilatarbelakangi kecemburuan, selalu berujung pada penguatan dan keintiman di antara mereka. Ia mulai menyadari bahwa ia tidak bisa marah pada Xuan, karena ia bergantung pada iblis itu untuk bertahan hidup.

​Saat ia berjalan melewati hutan bambu menuju area terpencil yang ditunjuk Ji Han sebagai tempat isolasi, ia mendengar suara tawa yang melengking, genit, dan sangat tidak sopan.

​“Oh, lihat! Gadis yang baru disambar aura gelap, berjalan sendirian. Ini pasti menyenangkan!”

​Di atas sebuah batu besar, seekor rubah putih kecil dengan sembilan ekor yang berkilau duduk dengan santai. Matanya cerdas dan nakal. Itu adalah Roh Rubah Putih—makhluk spiritual yang sangat langka.

​“Siapa kau?” tanya Yue.

​Rubah itu melompat turun. “Aku Shenya. Roh Penjaga Hutan Bambu ini. Dan aku sudah melihat semuanya, Lian Yue. Pertengkaranmu dengan roh cemburu di dalam kepalamu itu sangat lucu.”

​Yue membeku. “Kau… kau bisa mendengar Xuan?”

​Shenya tertawa, tawa yang terdengar seperti lonceng perak. “Tentu saja. Auranya sangat kuat, seperti bau kembang api yang sangat tua. Dan dia sangat posesif, My Little Moon.”

​Rubah itu berlari di sekeliling Yue, hidungnya mengendus-endus bahu Yue.

​“Energi kalian menyatu dengan sangat panas. Tapi hati-hati, Nona Yue. Kaisar Iblis itu memang posesif, tapi dia juga menyimpan rahasia besar. Segelnya tidak hanya membutuhkan inti spiritual, tetapi juga… tubuh yang sepenuhnya siap untuk regenerasi fisik. Aku bisa membantumu mencari tahu bagaimana cara kerja kutukan ini, tetapi sebagai imbalannya, kau harus sering menggaruk daguku.”

​Untuk pertama kalinya sejak ia terikat dengan Xuan, Lian Yue merasakan sedikit harapan, dan sedikit hiburan. Kaisar Iblis itu sekarang punya musuh dari dalam—roh rubah genit yang suka membocorkan rahasia.

​“Apa yang kau sembunyikan, Xuan?” bisik Yue dalam hati.

​“Jangan percaya rubah genit itu, Wadahku! Dia adalah mata-mata para dewa!” raung Xuan Nightblade, penuh amarah yang lucu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis   Bab 7 — Kamar Baru dan Insiden Malam Hari

    ​Kamar baru Lian Yue di Sekte Bintang Surya terasa steril. Terlalu bersih, terlalu murni. Jendela kayu pinus terbuka ke arah hutan bambu yang sunyi, dan udara yang masuk membawa serta aroma segar energi spiritual. Itu adalah udara yang seharusnya menenangkan seorang kultivator. Namun, bagi Yue, udara itu terasa seperti racun yang pelan-pelan membekukan energinya. ​Ia mencoba tidur. Namun, bagaimana mungkin seseorang bisa terlelap saat Kaisar Iblis yang sangat posesif berbagi napas dan jantung dengan dirinya? ​Malam terasa panjang. Yue bolak-balik di ranjang, selimut sutra yang lembut terasa panas dan mencekik. Ia tidak hanya merasa tidak nyaman secara emosional, tetapi juga secara fisik. Energinya terus bergejolak. ​Satu detik ia merasa dingin luar biasa, seolah es dari Inti Bayangan Bulan sedang membekukan nadinya; detik berikutnya, ia merasa panas membara, seperti semua hasrat dan amarah yang diredam Xuan Nightblade sedang mendidih di dalam dirinya. Ini adalah efek samping dari t

  • Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis   Bab 6 — Sentuhan Terlarang di Hutan Latihan

    ​Sekte Bintang Surya adalah simfoni kemurnian. Bangunan berlapis giok memantulkan cahaya matahari, aliran energi spiritual mengalir dalam formasi yang tertanam di tanah, dan para murid bergerak dengan keanggunan seorang bangsawan kultivator sejati. Bagi Lian Yue, ini adalah dunia yang benar-benar asing, dan dia adalah anomali paling gelap di dalamnya. ​Ji Han, dengan kesabarannya yang luar biasa, membimbing Yue menuju lapangan latihan utama. Di sana, lusinan murid sedang berlatih formasi pedang dan meditasi. Ji Han memperkenalkannya dengan singkat, menyebutnya "murid baru dengan inti energi unik," sebuah eufemisme untuk 'kekuatan iblis terlarang.' ​Yue merasakan tatapan murid-murid lain, campuran rasa ingin tahu, kecurigaan, dan sedikit ketakutan. Di antara mereka, ia mengenali Lian Rou—seorang gadis dari cabang klan Lian yang lebih kuat—yang menatapnya dengan kebencian murni. ​“Lian Yue,” kata Lian Rou dengan suara keras, “Semoga kau tidak membawa kekotoran Inti Bayangan Bulanmu k

  • Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis   BAB 5 — Kamar Baru, Intimasi Terlarang, dan Kecerobohan Xuan Nightblade

    ​Asrama Angin Bambu adalah kawasan elit di Sekte Bintang Surya, dikelilingi oleh pepohonan hijau menjulang yang batangnya memancarkan sedikit aura spiritual. Lian Yue ditempatkan di kamar paling ujung, sebuah ruangan kecil yang indah dengan lantai kayu mengkilap, jendelanya menghadap ke hamparan hutan yang berkabut. ​Ji Han, dengan sikapnya yang lembut dan penuh perhatian, membantunya meletakkan barang-barangnya. ​“Kamar ini adalah tempat yang sempurna untuk meditasi, Nona Lian,” kata Ji Han, suaranya tenang seperti mata air. “Energi spiritual di sini murni dan kuat. Jika Anda butuh sesuatu, jangan ragu memanggil saya. Saya tinggal dua kamar di sebelah sana.” ​Yue mengangguk canggung. Sejak insiden di gerbang sekte—ketika Xuan Nightblade hampir mengaum karena cemburu—ia merasa bersalah pada Ji Han, pemuda yang tidak bersalah itu. ​“Tentu saja dia tidak bersalah,” dengus Xuan di dalam kepala Yue, nadanya dingin dan mengejek. “Dia adalah murid inti dari sekte yang membenci semua yan

  • Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis   BAB 4 — Perubahan yang Mengguncang Klan dan Janji Kepemilikan

    ​Setelah Bola Kristal meledak dalam cahaya ungu gelap yang menakutkan, suasana di Aula Utama Klan Lian berubah dari penghinaan menjadi kegilaan yang hening. Lian Yue, si gadis tanpa bakat yang ditakdirkan menjadi tumbal, kini berdiri di sana sebagai pemegang Shadow Moon Core—inti spiritual terlarang yang kekuatannya bahkan melebihi yang dimiliki oleh leluhur terkuat mereka. ​Keputusan para Tetua berubah dalam sekejap. ​“Lian Yue,” Tetua Wen—yang lima menit lalu hampir menjualnya ke Sekte Seribu Roh—berbicara dengan nada yang berubah lembut, hampir menjilat. “Engkau adalah kebanggaan klan! Kenapa kau menyembunyikan bakat luar biasa ini dari kami?” ​“Saya tidak menyembunyikannya, Tetua,” jawab Yue, suaranya terdengar dingin dan datar, bukan karena keberaniannya sendiri, tetapi karena Xuan Nightblade yang memberinya ketenangan dingin itu. “Aku adalah bayanganmu sekarang. Biarkan aku yang memegang kendali percakapan ini,” bisik Xuan di dalam kepalanya, suaranya tajam seperti pedang yan

  • Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis   BAB 3 — Upacara Penentuan Nasib

    Aula Utama Klan Lian dipenuhi jubah-jubah sutra dan wajah-wajah kaku. Para tetua duduk di kursi tinggi yang diukir naga, wajah mereka penuh penghakiman. Lian Yue berdiri paling belakang, di antara sekelompok gadis lain yang menunggu giliran. ​Ia merasakan aura Xuan Nightblade, dingin dan tenang, seperti batu giok gelap. Roh itu benar-benar ada di dalam dirinya, menyatu dengan setiap serat jiwanya. Ia tidak melihatnya, tetapi bisa merasakan keberadaannya—seperti merasakan detak jantungnya sendiri. ​Jiwa Xuan terasa seperti api es yang sangat kuat. ​Kakak sepupu Lian Yue, Lian Huayan, berdiri di barisan depan. Dia cantik, energik, dan baru saja berhasil membangkitkan Fire Essence Core yang langka. Huayan tersenyum angkuh saat namanya dipanggil, mengalirkan energi spiritualnya ke Bola Kristal Penentuan Nasib. Bola itu bersinar dengan cahaya merah keemasan yang terang. Para tetua mengangguk puas. Huayan menoleh ke belakang, melayangkan tatapan mengejek pada Yue. ​Gadis yang malang, Hu

  • Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis   BAB 2 — Roh dalam Tubuhku, Darah dalam Kutukan

    Ketika Lian Yue kembali sadar, hal pertama yang ia rasakan adalah kehangatan—kehangatan yang sangat dekat, menempel di lehernya, seolah seseorang sedang bernapas di sana. ​Terlalu dekat. Terlalu intim. ​Ia mencoba bergerak, tetapi anggota tubuhnya terasa berat, lemas, dan anehnya, bergetar halus. ​“Bangun. Aku tidak punya waktu melihatmu pingsan.” ​Mata Lian Yue terbuka dengan kejutan. Pandangannya berpusat. Ia melihat langit-langit gudang yang suram, dan kemudian, ia melihatnya. ​Seorang pria berdiri di tengah ruangan. Tinggi, posturnya sempurna, mengenakan jubah hitam dengan sulaman perak. Dialah pria yang ada di dalam lukisan itu—rambut hitam perak, mata merah gelap yang kini menatapnya dengan rasa ingin tahu yang dingin. Dia tampan; ketampanan yang membuat naluri Yue menjerit bahaya. ​Tetapi ada yang aneh. Garis-garis tubuhnya tampak transparan, tembus pandang. Dia ada di sana, namun tidak sepenuhnya nyata. ​“Siapa… kau?” Bisikan Yue terdengar parau dan takut. ​Pria itu be

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status