Share

Bab #4 Keempat

Siang ini, audrey merasa bingung karena melihat sepupunya yang sedang berada di depan Resto miliknya.

Tidak biasanya. Pasti sedang terjadi sesuatu.

"Woi Ryan!” teriak audrey saat melihat ryan yang sedang bersandar di samping mobilnya.

“Ngapain disini ?” tanya audrey

Dia meneliti penampilan ryan. Masih rapi.

"Kok diem ?" Tanya audrey

“Gue mau makan lah. Ngapain lagi ?” ujar ryan

“Bu-“

“Udah buruan masuk. Gue laper nih!” lanjut ryan tanpa mendengar perkataan audrey lagi

Mereka segera masuk ke Restoran milik audrey. Walau sebenarnya ini masih jam kantor. Dan belum masuk waktu makan siang.

“Sekarang jawab! Tumben lo bolos kerja,” desak Audrey

“Gue nggak bolos. Cuman istirahat lebih cepat aja.” Jawab ryan

“Sama aja kak. Itu namanya bolos!” jelas audrey

Mendengar itu, ryan langsung menatap audrey dengan wajah tak terima.

“Terus lo ngapain?. Bolos juga kan ?” ujar ryan

“Gue nggak bolos kok!" Jawab Audrey

"Terus apaan kalau bukan bolos ?" tanya ryan. Lebih tepatnya dia sedang menyelidiki Audrey.

"Mukanya nggak usah gitu juga!" Kata audrey.

"Gue emang lagi rapat diluar tadi. Jadi sekalian kesini deh. Lagian bentar lagi kan udah istirahat.” Jelas audrey

Lebih baik menjelaskan, sebelum sepupu protektifnya itu menerka yang tidak-tidak tentang audrey.

"Terus, lo surveynya sendirian ?. Asisten lo nggak ikut?" Tanya ryan

"Enggak. Dia lagi punya urusan mendadak sih. Urusan keluarga tepatnya." Jelas audrey

"Lagian nggak sering-sering kok gues survey. Jadi santai aja!" Kata audrey lagi dan ryan mengangguk tanda mengerti.

“Kenapa sih, lo nggak mau kerja di kantor gue ?.” tanya ryan

Dia sudah lelah meminta audrey supaya bekerja di perusahaannya. Tetapi selalu saja ditolak.

“Lo tahu kan. Mami bakal nyuruh gue balik ke Aussie kalau gitu. Gue mah nggak mau.” Jawab audrey

"Nggak bakal. Gue yang bakalan ngomong sama tante." Kata ryan

"Ngomong sih iya. Tapi pasti nggak dibolehin" ralat audrey

"Paling ngomongnya gini : kamu kok lebih milih kerja di perusahaan Ryan sih, dibanding perusahaan Papi ?!" Kata Audrey menirukan gaya bicara maminya.

"Udah hafal gue soal responnya mami!" Lanjut Audrey lagi.

“Dasar keras kepala!” ujar ryan

“Pasti dong. Kalau lembek, bisa keluar semua ini isi kepala” jawab Audrey

“Udah. Lupain aja. Makan gih” kata audrey lagi

Audrey menyiapkan sendok dan mulia menyantap makanannya.

Survei lapangan itu juga melelahkan. Jadi dia harus mengisi tenang sekarang.

"Kalo gue pikir, bagus juga sih!" Kata ryan setelah mereka terdiam beberapa saat.

"Bagus kenapa?" Tanya Audrey. Dia tidak mengerti apa maksud ryan barusan.

"Bagus dong. Jadi lo bisa nemenin gue olahraga tiap weekend!" Jelas ryan

"Dasar sepupu gila. Males gue nemenin lo olahraga mulu!" Kesal audrey

Dia kembali mengunyah makanannya dengan lahap.

"Lo nggak punya pilihan lain. Makanya cepet cari gandengan." Kata ryan

"Gandengan apaan?" Sinis Audrey

"Calon suami dong." Jawab ryan

"Tunggu, atau jangan-jangan..." Ucap ryan sengaja menggantungkan kalimatnya.

"Apaan?" Tanya audrey

Dia menatap sepupunya itu dengan pandangan was-was.

"Lo masih gagal move on kan ?. Ngaku lo!" Kata ryan.

"Enggak!" Jawab audrey cepat.

"Gue mah udah move on kali. Dasar sok tahu." Ejek audrey. Ryan selalu saja begitu. Mengejeknya dengan mengatakan bahwa audrey gagal move on.

Mereka menghabiskan makan siang disana dengan saling meledek satu sama lain.

Walau akhirnya, mereka juga akan berbincang tentang hal lain.

. . .

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status