Share

Bab 5# Kelima

Malam hari di rumah yaya

 

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan di pintu kamar yaya

“Sebentar bi!” ucap yaya

Dia tahu yang mengetuk itu pasti bibi. Karena hanya mereka berdua yang tinggal disana.

Sebenarnya disana juga ada supir, satpam dan penjaga kebun. Tapi mereka tidak tinggal di rumah yaya. Mereka hanya akan bekerja dan pulang setelahnya.

Bibi yang bekerja di rumah yaya belum terlalu tua. Baru sekitar 50-an. Suaminya sudah meninggal dan anak nya sudah pergi merantau ke kota lain. Sudah menikah, dan menetap di kota itu. Jadi tinggal lah bibi sendiri.

“Iya bi ?” tanya yaya setelah membuka pintu

“Bibi mau bilang kalau tadi nyonya besar datang kesini non,” ujar bibi

“Sini masuk dulu bi,” ajak yaya agar asisten rumah tangga nya itu masuk dan berbincang di kamar nya.

“Duduk bi!” kata yaya dan mereka berdua duduk di sofa yang berada di kamar itu.

“Tadi bibi bilang apa ? Mami dateng kesini ?” ucap yaya mulai bertanya hal yang ingin dikatakan bibi tadi

“Iya non. Tadi nyonya besar datang ke sini nyariin non yaya.” Kata bibi

“Terus bibi jawab apa ? Bibi enggak kasih tahu mami kan kalau yaya lagi cari kerja ?” tanya yaya

“Enggak non. Bibi kan udah janji nggak akan kasih tahu nyonya,” jawab bibi

Iya juga yah. Yaya memang meminta bibi agar tidak memberitahu mami jika nanti beliau datang untuk mencari yaya.

“Bibi cuman bilang kalau non lagi keluar.” jawab bibi

Yaya mengangguk setelah mendengar itu.

“Terus bi ?” tanya yaya lagi

“Nyonya kira non yaya mau kabur. Jadi tadi nyonya masuk ke kamar buat nyari passport sama visa.” jelas bibi

Yaya tidak kaget mendengar itu. Itu memang kebiasaan mami. Jadi bukan hal baru bagi yaya.

“Abis itu nyonya langsung pamit.” kata bibi lagi

Yaya tahu. Mami nya hanya akan memeriksa dan memastikan agar yaya tidak kabur ke mana-mana. Setelah itu pergi lagi. Selalu seperti itu.

Tapi mami tidak pernah mengambil barang-barang penting milik yaya.

Waktu berlalu dan sekarang yaya belum bisa tidur. Jika dia masih berdiam diri saja di rumah besok. Maka sudah dipastikan dia akan bertemu dengan mami besok.

Saat ingin menyalakan ponselnya, yaya malah mendapat sebuah panggilan masuk. Siapa lagi kalau bukan mami ?

“Halo mi!” jawab yaya

Walau sekesal apapun yaya kepada mami dan papinya, dia tidak akan menolak panggilan mereka. Itu karena yaya tidak benar-benar kesal. Dia tidak ingin egonya menghancurkan hubungan baik anak dan orang tua.

“Udah tidur yah sayang ?” tanya mami

“Belum mi. Ini yaya masih teleponan sama mami.” jawab yaya

“Tadi mami ke rumah kamu. Bibi udah kasih tahu kan ?” tanya mama

“Iya udah mi. Lagian nggak dikasih tahu juga yaya bakal tahu kok!” jawab yaya

“Besok datang ke rumah. Mami mau ngobrol sama kamu,” kata mama

“Besok mi ? Yaya nggak bisa janji sih. Kayaknya besok yaya ada acara.” jawab yaya. Dia tahu mami nya akan berbicara lagi tentang hal yang sama.

“Kamu mah gitu. Nolak aja terus!” kata mami

“Beneran mi. Yaya kan nggak pernah nolak ajakan mami kalau yaya lagi free,” balas yaya

“Ya udah deh. Tapi inget. Jangan lari terus!” kata mami

“Iya mi” jawab yaya

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status