Share

Bab 6 Rencana

Akhirnya aku sampai di rumah begitu sampai aku langsung memarkirkan mobil dan menuju ke lantai tiga di mana apartemenku berada. Tanpa berlama-lama aku memasuki rumah dan menyalakan lampu. Hari sudah malam pertanda aku harus segera istirahat tapi sebelum itu aku pergi mandi. Tidak lama kemudian ponselku berdering namun aku tidak sempat mengangkatnya dan ternyata itu teman lamaku Jason. Setelah aku selesai mandi aku duduk di meja kerjaku dan mencoba memeriksa data pasien yang sebelumnya belum sempat ku periksa. Tiga puluh menit berlalu kemudian aku pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih dan segera aku duduk santai sambil menonton televisi.

Ponselku kembali berdering kini aku mengangkatnya.

“Halo,” ucapku

“Ohh hai Brian. Sudah lama ya bagaimana kabarmu?” ucap Jason dalam telpon

“Baik-baik saja. Bagaimana denganmu?” tanyaku kepada Jason

“Akhir-akhir ini kondisiku baik-baik saja.”

“Begitu rupanya. Baguslah ohh ya kau sudah dengar kabar Jamie kembali?”

“Benarkah? Serius? Bukannya dia akan tinggal di sana?” ucap Jason dengan tidak yakin

“Entahlah hanya itu yang ku dengar.”

“Pekan depan kau ada waktu?” tanya Jason

“Sepertinya jadwalku kosong ada apa?”

“Bagaimana kalau kita reuni Toni juga akan datang aku sudah menghubunginya.”

“Baiklah. yang lain juga datang?”

“Pasti.”

Setelah itu Jason mematikan teleponnya kabar Jamie kembali rupanya sudah sampai ke telinganya juga. Aku yakin semua orang akan antusias namun kenapa perasaanku tidak enak. Sudah larut malam sekarang aku harus pergi tidur karena besok aku dinas pagi akan merepotkan jika terlambat. Kemudian aku mematika lampu kamarku dan segera tidur.

Di waktu yang sama di kediaman Jason.

“Kau sudah menghubunginya?” tanya Meredy

“Tentu saja setelah ku bilang Toni akan ikut juga seketika dia mengatakan iya,” ucap Jason

“Kalau begitu baguslah akan lebih baik jika semuanya datang,” ucap Meredy

“Ku pikir anak itu tidak akan senang jika kita menipunya,” ucap Jason

“Memangnya siapa yang senang jika di tipu kau gila,” sahut Joe

“Harusnya langsung saja bilang kita akan mengadakan pertemuan untuk merayakan kembalinya Jamie,” ucap Meredy

“Apa kau boadoh? Tentu saja jika tadi aku bilang seperti itu dia tidak akan datang,” sahut Jason

“Itu benar. apa kau sudah lupa?” tanya Joe kepada Meredy

“Yahh... tentu saja tidak,” jawab Meredy

“Kalau begitu cepat hubungi Toni dia juga bagian dari kita,” ucap Joe

“Tunggu sebentar,” sahut Jason

Seketika Jason menelpon Toni dan mengajaknya untung bergabung pekan depan mengadakan perayaan reuni mereka dan ternyata dia juga setuju.

“Bagaimana?” tanya Meredy

“Apa yang dia bilang?” Tanya Joe

“Dia akan ikut. Tentu saja dia pasti ikut,” ucap Jason

“Itu artinya kemungkinan Brian akan mengajak perempuan itu juga kan?” sahut Joe

“WTF. Mana mungkin ini kan reuni kita sebagai tim sejujurnya aku tidak terlalu menyukai perempuan itu. Aku punya firasat buruk tentang itu,” ucap Meredy

“Hey hey ayolah berhenti membicarakannya itu tidak ada untungnya,” sahut Jason

“Wow tumben kau tidak tertarik dengan gossip,” ucap Meredy

“MEMANGNYA KAPAN AKU TERTARIK DENGAN GOSSIP!,” terak Jason

“WTF. Berisik! Untung ini bukan di luar,” sahut Joe

“Firasatku tidak pernah salah kita lihat saja nanti,” ucap Meredy

“OMG sejak kapan detektif mempercayai tahayul seperti itu haha,” sahut Jason sambil tertawa keras

“Itu bukan tahayul! Oh lord lama-lama tensi darahku naik,” sahut Meredy sambil menahan kesal terhadap Jason

“Kalian tidak penasaran kenapa Jamie secepat itu kembali?” tanya Joe

“Aku juga penasaran memang anak itu tidak menutup kemungkinan kan?” tanya Jason

“Kalau begitu aku jadi tidak sabar untuk mengintrogasinya hehe,” ucap Meredy

Di waktu yang sama di tempat Toni.

“Siapa tadi yang menelponmu?” ucap seseorang dan ternyata dia senior yang tengah dinas malam dengan Toni

“Ah.. ini temanku dia mengundangku reuni,” ucap Toni dengan santai

“Kedengarannya bagus apa mereka teman kuliahmu dulu?” ucap senior penasaran

“Benar. mereka teman kuliah,” jawab Toni

“Kau harus datang. Sekali-sekali lupakan pekerjaanmu dan nikmati waktu luangmu jangan terlalu keras pada diri sendiri,” ucap Senior

“Iya tentu saja,” ucap Toni singkat

Beberapa jam kemudian tepat pukul 7 pagi hari ini aku harus bersiap-siap untuk berangkat kerja. Setelah sarapan aku langsung berangkat tidak memakan waktu lama akhirnya aku sudah sampai di tempat di mana aku bekerja. Suasananya masih pagi belum banyak pasien yang datang. Aku langsung bergegas untuk operan dinas dengan para dokter yang lain setelah itu kemudian aku langsung mengecek perkembangan pasien. Ini adalah awal untuk melakukan tindakan yang lain. Tidak lama kemudian ruang IGD kedatangan pasien gawat darurat yang kecelakaan dan memiliki luka fatal di bagian kepala. Seketika aku langsung bergegas membawanya ke ruang operasi dan melakukan operasi darurat bersama dengan rekan-rekanku. Dua jam berlalu akhirnya kami berhasil melakukan tindakan dan segera saat itu pasien di bawa ke ruangan untuk perawatan lebih lanjut.

Hari ini sibuk seperti biasanya aku melekukan banyak tindakan operasi kepada pasien dan untungnya mereka selamat. Sampai tiba saatnya aku harus mengisi dokumen perawatan pasien operasi tentu saja aku di bantu oleh suster Anne. Tidak di sangka memang setiap harinya banyak sekali kasus operasi dan aku melakukannya dengan baik. Tentu saja itu membuatku senang bisa membantu mereka pasalnya nyawa mereka terancam akibat dari kecelakaan maupun penyakit yang sudah parah.

TOKTOKTOK......

“Silahkan masuk,” ucapku

“Dok, hari ini anda di minta untuk mengoperasi pasien di ruangan Lily pasien sudah di antarkan ke ruang operasi,” ucap Suster Mei

“Baiklah tunggu saya akan segera ke sana,” jawabku

Kemudian suster Mei pergi meninggalkan ruanganku dan aku pun bergegas menuju ke ruang opersi. Begitu sampai di sana aku langsung melakukan tindakan dan kali ini sedikit memakan waktu lama. Setelah ku pasangkan bius kemudian kami langsung melakukan tindakan ke tahap berikutnya ini adalah operasi kanker tentu saja membutuhkan ketelitian. Beberapa saat kemudian operasi selesai di laksanakan kami keluar ruangan dan ketika membuka pintu anggota keluarga pasien berterimakasih kepada kami. Tentu saja aku memberitahukan mereka bahwa operasinya berjalan dengan lancar dan tidak perlu khawatir pasien akan segera di pindahkan ke ruang rawat inap. Melihat mereka yang tadinya menangis keras kini tersenyum bahagia membuatku merasa bahagia juga. Setelah melakukan tindakan aku kembali ke ruanganku sebelum akhirnya aku makan siang. Jujur saja sebelumnya aku tidak terpikir untuk makan dan lebih memilih mengisi dokumen para pasien saja. Tapi pada akhirnya aku pergi juga ke kantin rumah sakit untuk makan siang. Dan juga bertemu dengan rekan kerja ada Toni dan yang lainnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status