Share

Bab 5 Hariku

Setelah aku menjemput Sera akhirnya kami sampai di Cafe Milley dan memesan beberapa menu. Kali ini aku memesan steak dan wine begitu juga dengan Sera. Kami menikmati hidangan dengan santai sambil mengobrol hal-hal kecil. Sebenarnya setelah ini aku hendak memberitahukan bahwa aku akan segera dipindahkan tugas. Namun sepertinya waktunya tidak tepat jadi tidak ku ceritakan kepada Sera. Universary kami tinggal menunggu beberapa hari lagi aku bingung apa yang harus ku berikan kepada Sera mengingat banyak sekali barang yang dia suka sudah kuberikan kepadanya. Sepertinya aku harus meminta pendapat temanku yang tau banyak soal perempuan.

“Bagaimana makanannya?” tanyaku kepada Sera

“Tidak pernah mengecewakan,” jawabnya dengan sedikit tertawa kecil

Ku tuangkan wine ke dalam gelasnya dan kami bersulang. Meskipun ini siang hari tidak ada salahnya menikmati wine di tengah suasana kencan kami. Melihat makanan yang sudah kami habiskan kini Sera mengajak ku berbelanja kosmetik yang dia perlukan. Kami menyusuri mall dan beberapa toko kecantikan yang ada di sana sambil memilih produk yang di inginkan dia. Tidak di sangka tiba-tiba kami bertemu dengan teman lamaku Joe dan Meredy dilihat dari kebersamaan mereka ternyata tidak berubah mereka sampai saat ini masih berkencan rupanya.

“Wow apa itu kau Brian,” ucap Meredy dengan ramah

“Meredy? Sedang apa kau disini eh Joe juga aku paham dengan situasi ini,” sahutku

“Tentu saja berbelanja. Bagaimana kabarmu? Sudah lama sekali ya terakhir kali bertemu ketika perpisahan. Kau kemana saja sampai tidak ada kabar begitu?”

“Bukannya tidak ada kabar aku hanya sedikit sibuk. Ya hanya itu,”

“Mmm..... mencurigakan,”

“Apa yang kau curigai?” tanyaku dengan sedikit kesal

“Bercanda,” Lol

“Eh bro masih terlihat sama rupanya. Bagaimana kalau kita reuni minggu ini di Vivi Club?” ajak Joe

“Bagaimana kalau lain kali saja. Minggu ini aku benar-benar tidak bisa,” ucapku kepada Joe

“Kau dengar dia tidak bisa tidak perlu memaksanya mungkin ada hal yang lebih penting iya kan Sera?” ucap Meredy kepada Sera

“Eh...” ucap Sera dengan sedikit kaget

“Padahal aku ingin party,” sahut Joe

“Lain kali saja bro kau tidak dengar,”

Pembicaraan dengan mereka menjadi cukup lama dan akhirnya kami nongkrong di Cafe yang ada di sekitar situ. Sambil mengobrol beberapa hal karena sudah lama sekali kami tidak bertemu dan sekalinya bertemu mereka tidak tanggung-tanggung membicarakan banyak hal mulai dari topik biasa hingga yang absurt.

“Brian aku pesan ice americano,” ucap Meredy

“Aku juga,” sahut Joe

“Sera kau mau pesan apa,?” tanyaku kepada Sera

“Ice latte,” jawab Sera

“Jangan lama,” sahut Meredy

“Oh my.. Berisik sekali dia,” ucapku dalam hati

Aku pergi untuk memesan minuman yang dipesan aku dan teman-temanku. Tidak lama kemudian pesanan datang. Sambil menikmati minuman kami kembali mengobrol.

“Apa kau tahu berita soal kematian Nouran Mori?” tanya Joe

“Tidak sama sekali. Memangnya kapan dia meninggal?” tanyaku dengan penasaran

“Kabarnya dia menabrak bus ketika mengemudi saat itu dia sedang mabuk,”

“Kenapa dia sampai seperti itu?” tanyaku lagi

“Bukankah sudah jelas. Dia pasti sedang dalam masalah karena itu bisa sampai mabuk berat dan terjadi kecelakaan,” sahut Meredy

“Aku baru mendengar. Bukankah dia orang itu berteman denganmu ketika kuliah kau sering nongkrong dengannya kan?” tanyaku kepada Joe

“Itu sudah lama sekali aku tidak lagi bergabung dengan dia dan juga sebenarnya tidak pernah berteman hanya sebatas senior saja,” jawab Joe

“Oh iya Sera bagaimana kalau besok kita pergi ke salon bersama? Kau ada waktu?” tanya Meredy kepada Sera

“Maaf sepertinya besok aku akan pulang malam karena jadwal untuk music show.”

“Begitu rupanya yasudah tidak masalah.”

“Terimakasih.”

“Tidak perlu berterimakasih santai saja.”

“Eh Joe, bagaimana dengan pekerjaanmu?” tanyaku kepada Joe

“Tidak buruk hanya perlu mengurusi sedikit masalah,” ucap Joe

“Sedikit masalah apanya tentu saja banyak kau kan detektif,” sahut Meredy

“Kalian berdua detektif?” tanya Sera

“Oh. Jadi Brian tidak pernah memberi tahumu? Woaahh kau keterlaluan,” ucap Meredy

“Bukan tidak memberitahunya. Oh lord.”

“Ayolah aku hanya bercanda,” sahut Meredy

“Apa kalian yang menyelidiki kasus kematian Mori?” tanyaku dengan penasaran

”Bukan kami tapi senior kami. Aku hanya mendengar sedikit,” sahut Joe

“Lagi pula kecelakaan akibat alkohol itu sudah sering terjadi,” ucap Meredy

“Benar juga sih. Apa dia mati di tempat?” tanyaku lagi

“Dia mati di rumah sakit sesaat sebelum di bawa ke ruang operasi. Itu yang ku dengar,” jawab Joe

Seketika aku merasa tertekan dengan pernyataan Joe barusan. Apa ini hanya perasaanku saja kenapa juga akhir-akhir ini aku sensitif seperti ini. Padahal tidak pernah seperti ini sebelumnya.

“Brian kau kenapa? Apa ada masalah?” tanya Sera

“Eh, tidak. Aku tidak apa-apa,” jawabku

“Kau tiba-tiba melamun tidak mungkin tidak terjadi sesuatu,” ucap Meredy

“Ayolah ku bilang tidak apa-apa jangan berlebihan,”

“Mengkhawatirkan orang itu bukan hal yang berlebihan,”

“Sudahlah jangan bertengkar,” ucap Joe

“SIAPA YANG BERTENGKAR,” ucapku dan Meredy serentak

“Ya tuhan. Ternyata kalian tidak pernah berubah,” ucap Joe

Sera yang hanya tersenyum melihat sedikit perdebatan kami. Memang tidak aneh jika sudah bertemu dengan mereka hal seperti ini pasti terjadi. Meredy dan Joe adalah teman sekolahku ketika SMA dan sekaligus teman kuliah meski berbeda jurusan tapi kami selalu bersama seperti geng. Tidak heran jika saling bertengkar satu sama lain. Namun masih bisa akrab seperti tidak terjadi sesuatu.

“Sudah sore aku harus pulang,” ucap Meredy

“Baiklah kalau begitu sampai jumpa kalian berdua. Maaf mengganggu waktu berkencannya,” ucap Joe

“Rupanya dia juga meledek ku,” gumamku dalam hati

“Sampai jumpa. Hati-hati Meredy,” sahut Sera

“Kami pergi dulu. Bye,” sahut Meredy

Mereka kemudian meninggalkan kami berdua yang masih tengah duduk. Tidak terasa sudah 3 jam kami mengobrol menghabiskan waktu di sini meskipun dengan tidak sengaja  bertemu pada akhirnya menjadi sebuah reuni yang terbilang menyenangkan. Tidak banyak hal yang ku tanyakan kepada mereka meski aku masih ingin banyak informasi.

“Bagaiman kalau kita juga pulang. Banyak yang harus ku bereskan di rumah,” ucap Sera

“Oke. Kita pulang,” jawaku kepada Sera

Segera setelah membayar semuanya aku dan Sera pergi meninggalkan Cafe itu dan bergegas menuju parkiran untuk mengambil mobilku. Dalam perjalanan aku berbincang sedikit dengan Sera agar tidak merasa bosan.

“Bagaimana menurutmu hari ini?” tanyaku

“Menyenangkan. Terimakasih sudah mau menemaniku belanja,”

“Tidak perlu berterimakasih sudah sepantutnya seperti itu,”

“Oke oke,”

Setelah mengantar Sera pulang aku langsung kembali ke rumah untuk memeriksa beberapa pekerjaanku yang mungkin masih harus dikerjakan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status