Share

Bab 7 Hari-hari

Ketika di ruangan makan kami sedikit mengobrol membicarakan seputar pekerjaan tidak sampai di situ kami juga mengobrol hal lain tidak terkecuali masalah pribadi.

“Hey kalian tahu katanya senior yang menempati posisi dokter bedah saraf itu dia cuti beberapa bulan,” ucap salah satu dokter rekan kami

“Aku tahu ku dengar anaknya akan sekolah di luar negeri benarkah?” ucap salah satu dokter lagi

“Aku juga mendengarnya sepertinya itu benar hanya saja alasan dia cuti itu aku tidak tahu pasti,” sahut Toni

“Sepertinya itu hal yang tidak terlalu aneh,” ucap ku

“Memang tidak aneh tapi berita ini sangat panas. Itu artinya kau akan kehilangan rekan senior untuk beberapa waktu,” ucap Toni

Jujur saja aku belum mengatakan kepada mereka bahwa waktu ku di sini hanya tinggal beberapa minggu saja mengingat sebelumnya pamanku menyuruh untuk pindah. Jika aku memberitahu mereka saat ini tentu saja akan membuat terkejut aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk membahasnya. Tidak terasa waktu istirahat pun berakhir kami kembali untuk bertugas aku menuju ke ruanganku dan langsung mengisi semua dokumen.

Aku juga harus mendata pasien yang akan di operasi lagi hari ini. Melihat datanya tidak banyak yang akan di operasi hari ini di tambah aku juga harus mendampingi senior dalam operasi kali ini. Sepertinya hari ini aku akan lembur.

Di waktu yang sama di tempat kerja Sera. Semua orang tengah sibuk melakukan pekerjaannya sebagai staff artis. Tidak terkecuali dengan Sera dia juga tengah sibuk menata riasan pada artis tersebut karena dia adalah seorang makeup artis tidak heran jika di yang paling sibuk menata riasan wajah.

“Sudah selesai,” ucap Sera

“Oke, terimakasih,” ucap idol itu

“Akhirnya selesai juga,” ucap salah satu staff artis

“Kak Diana juga sudah selesai?” tanya Sera

“Iya. Sudah. Tinggal melihat hasil pemotretannya sepertinya ini akan hebat,” ucap Kak Diana

“Betul juga. Aku akan segera ke sana,” ucap Sera

Memang hari ini adalah hari pemotretan untuk majalah Weekly. Hari ini semua orang sangat antusias artis yang menjadi modelnya tidak lain adalah seorang idol yang bernama Margareth dia salah satu anggota grup idola wanita Lucian. Dia memang sangat populer selain wajahnya yang cantik tubuhnya yang ideal juga membuat semua orang mengaguminya.

“Woahh.. menakjubkan,” ucap Sera

“Apa kau penggemarnya?” ucap Kak Diana

“Rupanya terlihat jelas ya,” ucap Sera dengan malu

“Begitu rupanya haha ternyata kita sama,” sahut Kak Diana dengan sedikit tawa kecil

“Sepertinya setelah ini aku harus meminta tanda tangan,” ucap Sera

“Tentu saja itu tidak boleh terlewatkan,” sahut Kak Diana

“Kalian sedang membicarakan apa? sepertinya seru,” ucap seseorang yang tiba-tiba datang ke arah kami

“Membicarakan idola kami,” sahut Kak Diana. Rupanya yang datang itu adalah Fianna salah satu stylish di perusahaan entertaiment tempat di mana aku bekerja juga dia mengenal kami dengan baik.

“Kau baru selesai?” tanya Sera

“Iya lumayan lama juga ya,” ucap Fianna

“Semangat untuk kita,” ucap Kak Diana

“Ternyata memang tidak salah memilihnya menjadi model majalah ini sangat sempurna seperti seorang dewi,” ucap Fianna

“Iya kau benar,” ucap Sera

“Oiya nanti malam kalian ada waktu?” ucap Kak Diana

“Aku free,” ucap Fianna

“Aku juga,” ucap Sera

“Oke. Kita akan BBQ dan juga sedikit beer jangan khawatir aku yang traktir,” ucap Kak Diana

“Woahh.. serius? Terimakasih,” ucap Sera

“Tumben. Sepertinya ada sesuatu nih,” sahut Fianna

“Hohoho kalian tidak boleh seperti itu. Aku hanya ingin BBQ saja,” ucap Kak Diana

5 jam berlalu tepat di rumah sakit tempat Brian bekerja. Hari ini aku harus mendampingi operasi karena sebelumya aku telah selesai melakukan tindakan. Sekarang aku harus melakukan tindakan lagi namun kali ini bersama senior tidak lama kemudian setelah pasien berhasil di pindahkan ke ruang operasi kami segera bersiap-siap. Begitu pasien tengah berada di meja operasi kami memulai terlebih dahulu dengan menyiapkan alat kemudian memasang bius agar pasien tidak sadarkan diri dan mempermudah prosedur operasi. Kali ini adalah operasi otak.

“Pisau,” ucap Senior. Kemudian rekan yang membantu memberikan alatnya di bawah cahaya lampu operasi kini kami melakukan tindakan kepada pasien seperti biasanya selalu tenang memang memakan waktu dengan ketelitian dan ketekunan tentu saja untuk akhir yang baik. Tidak lama kemudian operasi menuju ke tahap akhir beberapa jam kemudian akhirnya selesai kami langsung merapikan alat dan segera keluar dari ruangan. Untuk pasien akan di pindahkan setelahnya ke ruang rawat inap. Aku pergi utuk mencuci tanganku dan berganti seragam. Setelah itu kembali ke ruanganku.

Hari yang cukup melelahkan tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Namun ini belum berakhir aku harus dinas malam karena ada jadwak operasi lagi setelah ini.

“Wow kau harus lembur rupanya,” ucap Toni yang tiba-tiba datang ke ruanganku

“Berisik,” sahut ku

Dia duduk di kursi ruanganku sambil menikmati hot americano. Kami hanya sedikit berbicara dan membuat suasana menjadi hening tidak seperti biasanya yang sangat ramai.

“Sudah waktunya aku akan pergi,” ucap ku

“Yo. Semoga berhasil,” sahut Toni

“Tentu saja akan berhasil,” ucap ku sambil pergi meninggalkan ruangan

“Yayaya,” sahut Toni

Tepat di waktu yang sama di dekat tempat kerja Sera.

“Kau sudah merapikan semuanya?” ucap Fianna

“Tunggu hampir selesai,” sahut Sera

“Barang mu terlalu banyak sangat merepotkan,” ucap Fianna

“Mau bagaimana lagi memang seperti ini,” sahut Sera

Setelah selesai akhirnya kami keluar dari gedung ini tapi ketika hendak memasuki lift tiba-tiba saja aku teringat barangku ada yang masih tertinggal sontak aku kembali sambil berlari menuju ruangan tadi dan mengambil dompet kecil yang ku tinggalkan itu dengan cepat aku kembali bersama Fianna dan menaiki lift untuk turun ke lantai satu.

“Fiuhhh ternyata tidak terlambat,” ucap Sera sambil menahan lelah

“Kau ini. Harusnya jangan di simpan sembarangan dong,” ucap Fianna dengan sedikit kesal

“Hehe iya iya maaf,” sahut Sera

Ternyata di lantai satu kak Diana sudah menunggu kami rupanya dia sudah lama menunggu karena tadi aku ketinggalan barang jadi harus kembali tentu saja membuatnya semakin lama menunggu ini membuatku merasa bersalah. Aku meminta maaf kepadanya tapi kak Diana memberikan respon yang tidak di duga rupanya dia memang sangat baik. Akhirnya kami pergi bersama ke restoran BBQ. Setelah sampai kami langsung memesan.

“Aku sudah memesannya,” ucap Fianna

“Bagus,” sahut Kak Diana

Tidak lama kemudian pesanan kami datang dan langsung bakar-bakar dagingnya tidak hanya itu kami juga menikmati BBQ ini dengan beer ini sangat nikmat seketika rasa lelah menghilang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status