CatTail yang merasakan tekanan kuat dari Satsuki, benar-benar membuatnya menjadi memunculkan insting bahaya yang menyuruhnya melarikan diri selagi bisa.
Namun, harga dirinya yang begitu tinggi tidak membiarkannya untuk mundur dari sebuah pertarungan. Terlebih lagi, mundur setelah di hadapi oleh seorang perempuan.
Oleh karena itu, gertakan gigi yang begitu kuat dan urat tegang di seluruh tubuhnya terlihat jelas ketika dia memperkuat otot-ototnya untuk bersiap bertarung.
“Akan kupatahakan setiap inci tulangmu itu!”
*DRAP*
Langkah kaki yang mendorong tubuhnya begitu kuat itu membuat CatTail melesat dengan cepat hingga muncul tepat di hadapan Satsuki. Kepalan tangan yang begitu kuat menimbulkan aura api yang begitu besar seolah skill yang telah di kumpulkan untuk menyerang sekuat tenaga.
*WOOSH*
“Gigantic Drive”
*BRUUAAKKK*
Ayunan dari tinju tersebut pun menghantam tepat ke arah dimana Satsuk
Namun, hal itu bukanlah yang tepat untuk merasakan hal tersebut. Karena LoneWolf yang mendengar ucapan Eiji pun merasa muak hingga beraut wajah seolah ingin muntah.“Cih, kau membuatku muak! Berbeda? Dia sama-sama bekerja untuk memuaskan diri dan demi dirinya sendiri. Dan kau bilang dia untuk bertahan hidup dan melibatkan diri dengan bahaya demi orang lain?”“Tutup mulutmu! Kau sendiri merupakan manusia tidak tahu diri! Apa kau tidak berpikir dampak yang kau lakukan dengan ingin menangkap Genbu?!”“Kau akan membuat seluruh wilayah utara ini hancur di telan oleh para monster dan makhluk dari dunia balik batas! Kau membuat ribuan nyawa orang menjadi taruhannya demi ego mu sendiri!”LoneWolf pun sedikit terjentik kesal dan terlihat dari tatapan matanya yang semakin tajam. Dia membuka lebar kedua tangannya seolah sedang memperlihatkan sesuatu.“Tentu saja demi kekuatan! Aku akan mengambil kekuatan Genbu, bersam
Alih-alih dari pertarungan baru itu, Eiji yang masih di tengah kesibukannya melawan LoneWolf pun sedang berada di posisi yang tidak bagus. Dia terus saja bertahan dan mengalami posisi terpojok oleh LoneWolf yang terus mengayunkan pedang seolah mengejarnya.Eiji tidak bisa melemparkan serangan balik sembarangan. Karena setiap kali dia melakukannya, sebuah tebasan baru mensayat tubuhnya dan membuat Hpnya semakin menurun.*ZRAT ZRAT*“Urgh!” erang Eiji sembari terpukul mundur dari tebasan kuat LoneWolf“Ada apa?! Bukankah kau sangat ingin menghentikanku?! Kau ingin membuat orang-orang di dunia palsu ini selamat dengan kekuatan lemah seperti itu?!”Perbedaan level dan kemampuan saat itu terlihat sangatlah jelas. Terutama equipment yang di miliki LoneWolf terlihat jauh lebih berkualitas dibandingkan Eiji.Nafas yang terengah-engah dan setiap luka di tubuhnya itu adalah bukti bahwa kemampuan LoneWolf tidaklah bisa di anggap
- Gua persembunyian Genbu -Tempat yang begitu hening nan penuh keindahan alam itu, di penuhi dengan hewan-hewan yang bermain ria antar satu sama lain dan menikmati hidup mereka seolah tiada hal yang bisa menghancurkannya.Dan di antaranya, terdapat Genbu yang sedang berdiri diam dan menutup kedua matanya di depan air terjun mengalir deras. Dia terlihat seperti sedang berkosentrasi penuh layaknya bermeditasi dengan kedua lengan di belakang tubuhnya.Hingga tiba-tiba saja, sebuah resonansi yang masuk ke dalam pikiran Genbu membuatnya terkejut dan membuka kedua matanya secara perlahan. Tatapan mata yang sedikit berbeda, penuh dengan kekecewaan sembari melihat ke arah replikanya di permukaan air yang begitu jernih.Genbu menghela nafas dengan matanya yang sayu dan penuh keluhan rasa kecewa yang tak terbendung.“Haah….”“Menyerah juga ya. Aku salah karena berusaha mempercayaimu, Eiji….”Dia yang melih
Alih-alih dari Eiji, LoneWolf yang melihat Eiji masih gigih untuk bertarung pun tidak mundur. Karena dia tahu, bahwa Eiji saat ini sedang berada dalam kondisi sekarat dan tidak akan mempunyai kesempatan menang.Oleh karena itu….“Baiklah kalau begitu, Eiji! Mari kita saling membunuh satu sama lain!” teriak LoneWolf sembari menghunuskan pedangnya ke depanTepat dari tubuhnya, muncul aura yang begitu kuat dan menyebar secara perlahan ke sekitarnya. Aura-aura itu membentuk padat dan membuat puluhan, bahkan ratusan replika pedang LoneWolf sendiri.*SRING SRING*“Kita lihat apakah kau sanggup menerima seranganku ini!” teriak LoneWolf sembari tersenyum semangatDi sisi lain, Eiji yang terlihat cukup babak belur sedang memejamkan matanya dan mebuang nafas yang dia tarik begitu dalam.“Fiiuuhh…..”Di kala Eiji sedang mencoba menenangkan dirinya sendiri, Natsuki yang berada di samp
Pertarungan sengit dari Eiji dan LoneWolf, berakhir dengan hasil berada di atas telapak tangan Eiji. Walaupun dia terjatuh pingsan karena kelelahan, tetapi baginya hal itu adalah harga yang setimpal untuk menyelamatkan banyak nyawa.Dia tertidur pulas dengan berbagai luka di sekujur tubuhnya. Natsuki yang mendekap Eiji di dalam pelukannya saat itu masih meneteskan air matanya dan membelai lembut dahi hingga rambut Eiji.Bagaimana tidak? Seorang laki-laki pertama yang berdiri untuknya, dan mengatakan bahwa seorang wanita ‘pemain’ sepertinya berbeda dari yang lain. Terlebih lagi, Eiji berdiri untuk melindunginya dan banyak orang. Wanita manapun yang berada di posisi Natsuki, pasti akan jatuh hati kepada Eiji.“Dasar bodoh.. Entah apapun yang orang lihat, mereka selalu memandangku sebagai pemuas mereka. Tetapi, kau laki-laki pertama yang mengatakan bahwa aku berbeda. Hanya kau yang melihat apa isi di balik benakku dan mengerti tentangnya.&rd
Eiji yang tertidur lelap karena kelelahan melawan LoneWolf, tidak mengingat apapun setelah dirinya pingsan saat itu. Kedua matanya yang tertutup rapat mulai berkedip pelan dan terbuka di sambut oleh atap kayu layaknnya rumah normal.Dirinya beranjak bangun dan memposisikan tubuhnya untuk duduk. Eiji melihat ke sekitarnya dan menyadari bahwa dirinya sedang berada di dalam kamar dan telah tertidur lelap di atas ranjang.“Aku… dimana?”Pertanyaan yang dia keluarkan itu sudah normal bagi seseorang yang sebelumnya pingsan. Dia memegang kepalanya seolah sedang mencoba untuk mengingat kembali apa yang telah terjadi.Namun, yang pertama kali terlintas di dalam pikiran Eiji adalah keadaan teman-temannya. Satsuki, Jirou, Tiara dan juga Natsuki yang terlibat dalam pertarungan itu membuatnya khawatir dan Eiji sontak ingin beranjak bangun dari ranjangnya.Ketika Eiji membuka selimutnya dan ingin turun dari ranjang, tiba-tiba saja rasa sakit d
Walaupun Eiji sudah pernah memakainya, dia masih sedikit terheran dengan kebetulan yang dia lihat dalam nama skill itu. ‘Genbu’, merupakan teknik yang merepresentasikan dewa Genbu sendiri sebagai penjaga mata angin utara.Di tengah dirinya yang kebingungan, Satsuki yang berada di sampingnya terus menerus menatap khawatir ke arah Eiji hingga dirinya menyadari hal tersebut. Eiji sontak merubah raut wajahnya menjadi canggung karena tidak ingin membuat Satsuki ikut khawatir.“A-ah, maaf. Aku melamun ketika melihat skill sendiri!” sahut Eiji dengan senyuman tipisnyaBagi Satsuki, senyuman itu terlihat sangat palsu dan dia dapat mengetahui dengan mudah. Namun, tiba-tiba saja suara pintu dari ruangan itu terbuka perlahan hingga membuat mereka menoleh ke belakang secara bersamaan.*KREAK*“Hei, Eiji! Kau sudah sadar ya?!”Ucap Jirou yang datang ke dalam kamar itu, dan diikuti dengan Tiara yang berjalan di belakang
Sebuah penjelasan yang cukup memukul Eiji di kepala itu benar-benar membuatnya terkejut. Dia yang sebelumnya masih berada di ambang-ambang dengan teori tidak berdasarnya, tiba-tiba saja di perkuat dengan ucapan Genbu sendiri.Wajahnya seperti membeku dan ekspresinya tidak berubah sejak awal dia mendengar hal tersebut.“Ja-jadi… itu benar?” gumam Eiji“Ya….” sahut Genbu sambil menganggu pelanEiji masih cukup sulit untuk mempercayainya. Bahwa teknik baru yang dia miliki ternyata di berikan oleh Genbu. Seolah menjadi kunci untuk membuka skill terkunci tersebut dan menjadikannya sebagai jurus terkuat Eiji untuk saat ini.Namun, tentu saja dia masih sedikit bingung. Satu pertanyaan yang muncul di benaknya itu adalah, kenapa dirinya? Dan kenapa baru sekarang?Eiji yang kebingungan mengangkat wajahnya dan menyingkat pertanyaannya hanya menggunakan satu kata.“Kenapa?” tanya EijiHanya