ๅ…ฑๆœ‰

Part 10

ไฝœ่€…: Noveriya
last update ๆœ€็ต‚ๆ›ดๆ–ฐๆ—ฅ: 2021-05-31 21:08:51

Di tempat berbeda, di sebuah dermaga kapal besar. Terlihat seorang pria yang baru saja hendak menyelesaikan  misinya.

Namun hal itu  ia urungkan ketika mendapat telfon genting yang membuatnya harus mengikuti perintah sang pemberi telfon.

Kedua mata hitam nan tajam memandang sosok pria gondrong yang telah bersimbah darah di sudut gudang pabrik es dengan wajah ketakutan.

"Mas-master..to-long..beri saya waktu" ucap pria gondrong itu dengan menahan sakit untuk memelas.

Ia mendekat dengan sebuah senyum mematikan.

"Kau beruntung!! aku masih beri waktu untuk berpikirlah sebelum masalah jauh lebih runyam" ujar pria dingin itu dengan sedikit berjongkok di hadapan lawannya yang baru saja ia beri pelajaran.

Lalu tak berapa lama, jemari Master pun memberi kode pada anak buahnya yang berjumlah 4 orang.

"Awasi!! dan tahan semua asetnya jika ia masih belum menandatangani surat pengadilan 1x24 jam!!" perintah Master dengan beranjak pergi meninggalkan tempat bau dan kotor itu.

"Baik,  Master" jawab 4 orang anak buahnya yang siap sedia.

Pria yang di juluki Master itu pun pergi dengan langkah tegas lalu tak lama ia di sambut oleh seorang pria berwajah dingin bertubuh tinggi namun memiliki sedikit luka di wajah kanannya. Pria itu datang mendekat dengan memberikan jas baru dari lengannya pada sang Master yang dengan segera melepaskan jas yang sudah terlihat kotor.

"Krim bukti dan katakan pada Alex jika urusan ini belum selesai sebelum sidang, maka seluruh asetnya akan aku ambil alih" ujar Master dengan berjalan  cepat menuju motor besar yang telah terparkir di samping mobil Fav berwarna hitam.

Pria bertubuh tinggi itu hanya diam dan berhenti mengikuti langkah sang master ketika ia menaiki motor besarnya.

Pria itu meraih helm dan memakainya dengan cepat dan menghidupkan mesin motor. Seketika derum suara motor besar itu pun terdengar dengan sangat jelas dan seketika motor itu melesat dengan cepat meninggalkan area dermaga kapal.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Waktu pun berlalu, kini terlihat mama Marwah yang telah siuman berdiri dengan wajah cemas menangis di sisi sang suami.

Terlihat Marcel mencoba menenangkan sang Mama.

Namun berbeda dengan Maya, ia berkomunikasi secara intensif dengan dokter ahli saraf.

"Tuan Erwin sudah lebih dulu memiliki bekas luka operasi di kepala, dan kemungkinan stroke ini terjadi karena pengaruh bekas luka yang kembali muncul ditambah dengan beban pikiran  tuan Erwin sendiri"

"Bekas luka operasi?? kapan??" seru Maya dengan penuh tanda tanya.

Dan tiba-tiba sosok pria paruh baya datang mendekati kumpul dokter-dokter yang tengah memberi penjelasan pada putri Erwin Aritama.

"Benar, Papa mu dulu pernah menjalani operasi besar di Jepang"

Wajah syok Marwah pun terlihat kaget dengan melihat sosok pria paruh baya muncul di tengah-tengah mereka.

"Om Chandra??"

"Itu terjadi belasan tahun yang lalu, sebelum Papa dan mama mu menikah" timpal om Chandra.

"Lalu??" seru Maya bertanya pada dokter kembali.

"Kita akan obrservasi kembali setelah tuan Erwin siuman, kita akan  tau seberapa berat stroke menyerang saraf beliau"

Maya terhenyak, ucapan dokter senior itu cukup memukul optimis Maya.

Dan tak lama tim dokter itu pun pergi meninggalkan Maya dan pria paruh baya itu.

"Jangan sampai berita ini bocor" ujar om Chandra serius menatap Maya.

"Om??"

"Ini akan jadi umpan besar di rapat pemegang saham tahunan, kau harus menjaga hal ini, dan.." ucap om Chandra tergantung dengan mimik wajah yang gusar.

"Semoga Papa mu cepat siuman dan bisa pulih walau hanya sekian persen"

Deg.... sungguh ucapan om Chandra telah menguji kekuatan mental Maya.

Om Chandra adalah mantan sekertaris Papa Erwin ketika merintis awal usahanya. Lalu tak lama setelah usaha pertama Papa Erwin bangkrut  om Chandra menjadi wakil direktur menggantikan Papa  Erwin dalam  merintis usaha barunya New-A. (Baca di Come A Closer Love) ๐Ÿ˜˜

Hingga puluhan  tahun, akhirnya om Chandra mengundurkan diri setelah di nyatakan terkena kanker dan pensiun untuk menjalani hari-harinya menjaga kesehatan.

Dan kini om Chandra datang sebagai sahabat karib Papa Erwin. Ia cukup mengetahui seluk beluk perusahaan New-A hingga sampai sebesar ini.

Ia tentu tau pondasi New-A tidak sesolit dulu yang benar-benar bekerja untuk tumbuh kembang perusahaan New-A. Kini banyak pihak menunggu kejatuhan perusahaan besar tersebut.

Tak lama, derap langkah tergesa-gesa terdengar dengan sangat jelas. Sosok pria paruh baya yang datang dengan wajah gusar mendekat pada Maya dan Om Chandra.

"Erwin??" serunya bertanya cepat pada keduanya.

Dengan wajah ragu Maya menjawab.

"Papa, masih belum siuman.. dokter mengatakan jika Papa terserang stroke "

Wajah kaget pengacara Johan terlihat jelas.

"Dimana dia??"

Perlahan Maya menunjukkan satu ruangan pintu yang tertulis intensif.

Johan pun tanpa pikir panjang bersegera pergi, namun tiba-tiba Chandra menahan.

"Tamu di batasi, tunggu lah.. Marwah masih berada di sana" ujar Candra pada pengacara Johan.

Helan nafas Johan  pun terdengar berhembus kasar. Lalu ia pun akhirnya ikut berdiri di sisi Chandra.

ใ“ใฎๆœฌใ‚’็„กๆ–™ใง่ชญใฟ็ถšใ‘ใ‚‹
ใ‚ณใƒผใƒ‰ใ‚’ใ‚นใ‚ญใƒฃใƒณใ—ใฆใ‚ขใƒ—ใƒชใ‚’ใƒ€ใ‚ฆใƒณใƒญใƒผใƒ‰

ๆœ€ๆ–ฐใƒใƒฃใƒ—ใ‚ฟใƒผ

  • Love My Second Leadย ย ย Part 38

    Maya mengeliat manja pada tempat yang terasa nyaman ia peluk."Nyamannya.. dan ada detak jantung" gumam batin Maya dalam dunia mimpi.Hening, ia kian mendengar jelas detak jantung yang membuatnya harus segera sadar.Kedua mata Maya terbuka dengan terkaget melihat dirinya memeluk tubuh sang suami yang terlihat tidur dengan lelapnya."Aaaaaaaa" jerit Maya yang histeris. Lalu ia cepat-cepat menjauh dari tubuh Ferdian yang terlihat terusik dengan jeritan histeris Maya."Ada apa??" seru Ferdian dengan berusaha benar-benar sadar.Maya terlihat kelabakan meraba tubuhnya sendiri. Lalu menatap wajah Ferdian yang baru saja bangun dengan terpaksa."Ma-s?? ki-ta?? ki-ta??" ucap Maya terbatah-batah mencoba mencerna situasi macam apa pagi ini."Apa?? kita kenapa??" tanya Ferdian kesal karena terbangun dengan kegaduhan."Mas harus jelasin, kenapa Maya sampai ada di ranjang ini?" tuntut Maya dengan wajah gusar."Kan kau sendiri y

  • Love My Second Leadย ย ย Part 37

    "Mulai detik ini, aku umumkan jika New-A akan berganti menjadi New-Dragon.. dengan Direktur pelaksanaan Zarulita Maya" ucap Ferdian lantang saat itu.Dan ucapan itu kian terngiang di benak Maya. Kini Maya berada di ruang Direktur utama. Ia termenung menatap kursi Direktur yang kosong.Tak lama terdengar suara pintu di ketuk, lamunan Maya buyar.Tok..tok..Ceklek...pintu ruang Direktur terbuka.Akhirnya sang pahlawan itu datang. Maya pun berbalik untuk menyambut suaminya itu. Namun ketika ia berbalik, tatapan terpaku ketika melihat sang kembaran lah yang masuk."Marcel?"Senyum dari wajah sang kembaran terlihat jelas."Selamat kembaran ku, kau akhirnya bisa mengakhiri perang ini" ucap dengan berjalan lalu seketika memeluk tubuh Maya.Maya hanya bisa menerima tanpa menolak. Ia menikmati pelukan saudara kandungnya itu.Pelukan itu tererai, Marcel menatap wajah kembarnya."Kalau begitu, aku akan kembali k

  • Love My Second Leadย ย ย Part 36

    Keesokan paginya.Tidur lelap Ferdian pun terusik ketika mendengar suara guyuran air shower dari ruang wadrobe.Perlahan ia pun bangun dari tidurnya lalu terduduk dengan menoleh pada ruang wadrobe."Apa dia mandi sepagi ini lagi??" seru Ferdian sembari merenggangkan tubuhnya dan menatap sofa tempat tidur Maya yang kini kosong.Lalu sekilas ia melihat di sisi tempat tidurnya terlah tersusun bantal-bantal dengan rapi.Ferdian pun berdecak sehingga terlihat senyum simpul dari wajahnya. Ternyata ia benar-benar tertidur dengan lelap sampai tak menyadari jika wanita itu bangun lebih awal dan merapikan bantal seperti perintahnya tadi malam.Sekilas ia mengingat ucapan Maya."Mungkin mas gak akan faham arti kehadiran orang tua, karena kehilangan mereka itu benar-benar sangat menyakitkan" tutur Maya malam itu.Namun tak lama, lamunan Ferdian bayar ketika mendengar langkah Maya yang baru saja keluar dari ruang wadrobe dengan handuk melil

  • Love My Second Leadย ย ย Part 35

    Waktu berjalan cepat hingga jam menunjukkan 12 malam.Maya dan Ferdian berdiri di depan rumah mereka dengan melambaikan tangan pada Papa Johan yang pergi meninggalkan kediaman Bastian."Apa tadi terjadi pertengkaran??" singgung Maya bertanya dengan ekspresi datar dan masih menatap mobil sedan mewah itu pergi meninggalkan halaman rumah.Ferdian hanya diam tak menjawab, lalu tanpa di duga ia pergi meninggalkan Maya sendiri di sana.Maya menoleh dengan wajah bingung."Ckckck.. heran, kok bisa ada orang kayak begini, di tanya gak di jawab.. di diemin malah maen tinggal aja.. manusia gak sih nie orang??" gumam Maya sendiri sembari ikut melangkah di belakang suaminya."Tunggu mas!!" seru Maya dengan sedikit mempercepat langkah kakinya. Namun hal itu malah menimbulkan rasa sakit di bekas jahitan."Akh!!"pekik Maya yang reflek menahan perutnya yang sakit dengan tangan.Hal itu membuat Ferdian mencuri perhatian dirinya yang akhirn

  • Love My Second Leadย ย ย Part 34

    Waktu pun berlalu.Kini Maya pun kembali ke kediaman Bastian. Maya berjalan dengan sedikit pelan, walau dokter menyatakan bekas operasi aman. Namun Maya tidak boleh gegabah dalam berjalan agar bekas lem jahit operasi tidak rusak. Dan hal itu di patuhi oleh Maya.Dirumah Bastian pun, Mami Sari menyambut Maya dengan suka cita. Ia memberi perhatian ekstra pada cucu menantunya itu."Lain waktu, kamu harus makan tepat waktu.. kesehatan itu mahal harganya Maya" ceramah Mami Sari panjang lebar.Maya yang hanya bisa tersenyum kecil mendengar ceramah sang nenek."Untuk sementara waktu kamu makan bubur saja, jangan makan yang pedas-pedas dulu.. dan harus banyak makan buah juga sayur" timpal sang nenek menyambung ceramahnya yang kian panjang."Iya mami" sahut Maya patuh sembari berjalan pelan menuju ruang makan.Ferdian pun mengikuti langkah keduanya dari belakang.Dan tanpa terduga, sosok pria paruh baya pun terlihat duduk dengan w

  • Love My Second Leadย ย ย Part 33

    Kehadiran sang mama telah membuat sisi manja Maya pun muncul.Maya kembali bersama sang Mama yang membantunya berjalan hingga ke kamar pasien super VIP itu."Syukurlah jika kamu sekarang jauh lebih baik, mama panik sekali ketika mendengar kabar dari suamimu" jelas sang Mama dengan duduk di sisi kiri sang putri.Maya terlihat merasa bersalah ketika mendengar ucapan sang mama."Maaf ya mah, Maya udah buat mama jadi khawatir"Mama Marwah menghela nafas pelan sembari mengenggam jemari sang putri."Mama cuma bisa bersyukur jika saat ini kamu memiliki pendamping hidup, yang sangat menjaga kamu.." ujar sang mama nanar."Dia, pasti suami yang sangat baik" timpal sang mama dengan menoleh pada pintu yang terdapat kaca bening. Sehingga sosok sang menantu yang berada di luar kamar itu terlihat.Maya pun ikut melihat dengan terteguh pada pria yang terlihat serius berbicara dengan handphonenya itu.Lalu mama kembali menatap

็ถšใใ‚’่ชญใ‚€
็„กๆ–™ใง้ข็™ฝใ„ๅฐ่ชฌใ‚’ๆŽขใ—ใฆ่ชญใ‚“ใงใฟใพใ—ใ‚‡ใ†
GoodNovel ใ‚ขใƒ—ใƒชใงไบบๆฐ—ๅฐ่ชฌใซ็„กๆ–™ใง๏ผใŠๅฅฝใใชๆœฌใ‚’ใƒ€ใ‚ฆใƒณใƒญใƒผใƒ‰ใ—ใฆใ€ใ„ใคใงใ‚‚ใฉใ“ใงใ‚‚่ชญใฟใพใ—ใ‚‡ใ†๏ผ
ใ‚ขใƒ—ใƒชใง็„กๆ–™ใงๆœฌใ‚’่ชญใ‚€
ใ‚ณใƒผใƒ‰ใ‚’ใ‚นใ‚ญใƒฃใƒณใ—ใฆใ‚ขใƒ—ใƒชใง่ชญใ‚€
DMCA.com Protection Status