Share

Curahan Hati Nino

Alya merasa Nino masih marah kepadanya. Karena sejengkel apapun Alya kepada Nino, tidak seharusnya ia menyinggung mamanya Nino yang sudah tiada.

'' Nino,'' panggil Alya dan Nino berhenti. Alya mencoba mendekati Nino yang sedang berdiri di hadapannya, ada yang harus ia luruskan dengan Nino.

'' Gu-gue minta maaf ... soal omongan gue soal nyokap lo. Gue enggak tau kalau nyokap lo sudah enggak ada,'' jelas Alya,'' Tapi semuakan gara-gara lo juga. Kalau lo enggak bikin gue jengkel, gue enggak akan menyinggung soal nyokap lo.''

Nino tersenyum miring, kemudian berbalik menghadap Alya. Ekspresi wajahnya terlihat sangat serius saat melihat Alya.

'' Lo minta maaf ... tapi kemudian lo menyalahkan gue!'' seru Nino,'' lo serius minta maaf enggak sih? Kalau lo enggak serius minta maaf mendingan enggak usah.''

'' Tapi ...''

'' Enggak perlu minta maaf!!'' teriak Nino yang memotong ucapan Alya kemudian pergi.

''Iiiiih ... egois banget sih jadi manusia,'' Alya sewot,'' dasar manusia aneh!''

Alya kembali naik kelantai dua dan menyusul ketiga sahabatnya. Alya membutuhkan sesuatu untuk meredam kemarahannya.

Kenapa gue harus minta maaf sama orang kaya dia, batin Alya.

Alya masuk kekelas dengan amarah di hati. Alya langsung duduk di kursi, wajahnya terlihat begitu tegang, nafasnya terdengar begitu cepat yang memompa dadanya naik turun, sementara bibirnya tidak ada senyuman sedikitpun, sementara ketiga temannya kembali menatap heran.

'' Dia egois banget tau enggak? Kenapa gue yang harus minta maaf, sementara dia enggak mau minta maaf. Padahal dia jugakan salah, handphone gue rusak karena dia. Tapi apa? dia enggak mau minta maaf.''

'' Lo kenapa si Al?'' tanya Syiffa yang terlihat heran saat Alya tiba-tiba datang dan ngomel engga jelas.

'' Alyaa!!!'' teriak Amel saat tiba-tiba Alya menghabiskan minumannya.'' Itukan minuman gue. tinggal dikit lagi,'' ucap Amel sambil mengangkat botol minuman yang isinya hampir habis.

'' Lo kenapa sih? Gue yang jadi korban."

'' Amel, lo tau enggak? Amarah gue sudah sampai ke ubun-ubun. Ingin rasanya gue iket tu orang, terus gue lempar ke kandang buaya biar lenyap sekalian.''

'' Nino maksud lo? tanya Rara menebak.

'' Siapa lagi! masa cuma gue yang harus minta maaf, dianya enggak mau.''

'' Sabar Al, sabar,'' kata Syiffa berusaha menenangkan Alya sambil mengusap pundaknya berulang kali.

'' Seperti yang gue bilang Al, selamat datang di SMA Bina Negeri. Dan selamat datang di dunianya Nino, yang tengil dan nyebelin,'' tutur Rara sambil tersenyum lebar.

Alya mendengus kesal, ia berusaha tenang dan beruaha meredam emosinya. Sementara ketiga temannya hanya memperhatikan Alya sambil sesekali mereka saling melempar senyum.

'' Hati-hati lo Al,'' bisik Amel,'' jangan teralu dipikirin, karena kalau terlalu dipikirin lama-lama jadi suka. Jangan terlalu benci juga, karena kalau nanti jatuh cinta, sakitnya lebih terasa kalau cintanya bertepuk sebelah tangan.''

Alya reflek membalik badan, menghadap Amel yang duduk di belakangnya. Alya menatap Amel serius, tidak ada tanda bercanda apalagi main-main.

'' Gue jatuh cinta sama manusia kaya dia,'' Alya mendekatkan wajahnya.'' Enggak akan!''

'' Di sinetron juga awalanya kaya gitu, tapi ujung-ujungnya hidup bersama,'' celetuk Amel yang membuat Alya semakin geram.

'' Ameel!!"

'' Sorry!'' Amel mengacungkan dua jarinya membentuk huruf "V''.

*******

Alya berjalan pelan saat memasuki halaman rumahnya. Sementara sang Bunda terlihat sedang menyiram tanaman di teras depan.

" Assalamualaikum Bunda."

Bu Laras tersenyum, saat Alya berjalan menghampiri sambil menyapa.

" Waalaikumsalam, sayang.''

Bu Laras memperhatikan Alya sebentar, ada yang aneh dengan tingkah anaknya siang itu.

'' Kamu enggak apa-apa? kayanya lemas banget sayang.''

'' Enggak Bunda, Alya enggak apa-apa,'' sahut Alya setelah mencium tangan Bu Laras.'' Alya cuma kecapean saja.''

'' Oh gitu.''

" Alya kekamar yah Bunda, Alya mau mandi badan Alya sudah lengket."

" Pantes badan kamu bau Acem " canda Bu Laras.

'' Iiih Bunda, walau Alya nggak mandi, badan Alya tetap wangi. "

" Ya sudah sana mandi. Setelah mandi, kamu makan yah,'' pinta sang Bunda.

Alya meninggalkan Bundanya dan pergi kekamar. Di kamarnya tanpa membuang waktu, Alya langsung mandi dan berganti baju. Setelah berganti baju, Alya teringat sama alamat blog pribadinya Nino yang dia catat kemarin.

Alya bangkit dari tempat tidurnya, kemudian duduk dan membuka laptop yang dia ambil dari meja. Alya mengetikan alamat blog milik Nino setelah laptopnya siap di gunakan.

Alya beruntung, karena baru satu menit yang lalu Nino memperbaharui isi blognya. Alya coba membaca tulisan yang baru saja di tulis oleh Nino. Alya coba memahami apa yang di curahkan oleh Nino lewat tulisan itu.

Dear mama

Mam besok Cindy ulang tahun ,Nino ingat saat mama masih ada, Cindy maunya mama yang buat kue ulang tahunnya. Cindy enggak mau kue ulang tahunnya di buat oleh orang lain.

Nino nggak tau ma Nino harus gimana, Nino bingung cara membahagiakan Cindy bagaimana. Cindy pasti teringat moment-moment indah saat bersama mama.

Doakan Cindy ya ma, biar Cindy nggak kaya Nino, biar Cindy selalu bahagia terus dalam hidupnya. Nino sayang mama.

Nino

Setelah membaca curahan hati Nino di blognya. Dalam hati Alya sebenarnya masih ada rasa kesal kepada Nino, tapi saat membaca curahan hati Nino timbul rasa iba di hati Alya.

Alya mencoba mengirim komentar di Blognya Nino. Alya mengetik beberapa kalimat untuk memberi dukungan.

Angel

1 Agustus 2019 at 13.30 pm

Selamat untuk adiknya yang berulang

tahun semoga sehat selalu. Membahagiakan

keluarga yang masih hidup adalah tanggung

jawab mereka yang masih hidup.

Kebahagiaan itu bisa kita ciptakan sendiri, dan kamu harus

menciptakan kebahagiaan itu untuk adikmu

Nino

1 Agustus 2019 at 13.35 pm

Bagaimana kalau gue nggak bisa

menciptakan kebahagiaan gue sendiri?.

Angel

1 Agustus 2019 at 13.37 pm

Orang yang tidak bisa menciptakan

kebahagiaannya sendiri, berarti

dia menyimpan ego dan kemarahan

yang sangat besar. Kalau kamu ingin

bahagia, hilangkan ego dan kemarahan itu.

Balas

Nino

1 Agustus 2019 at 13.38 pm

Lo nggak tau apa yang gue rasain,

jadi lo enggak akan ngerti.

Angel

1 Agustus 2019 at 13.40 pm

Gue memang enggak mengerti. oleh sebab itu, seharusnya kamulah

yang lebih tau gimana caranya menciptakan kebahagiaan untuk kamu dan adikmu.

Nino tidak membalas kembali komentar yang di kirimkan oleh Alya, Nino langsung menutup laptopnya dan tidur di kasur. Sebelum dia terlelap, Nino memikirkan kembali apa yang di katakan oleh Angel .Tapi tetap saja kemarahan yang besar di tambah ego dia, Nino merasa sulit untuk menghilangkan amarahnya.

Nino teringat dengan secarik kertas yang dia temukan di buku diarynya. Angel, nama yang sama seperti nama si pengirim surat yang disisipkan di buku diarynya. Nino berfikir apakah ini angel yang sama.

***

Malam harinya tanpa sepengetahuan Alya. Pak Alfin ayahnya Alya tiba di rumah setelah pulang dari surabaya, Pak Alfin selama ini memang lebih sering di luar kota di bandingkan berada dirumah.

'' Alya sudah tidur Bunda? tanya Pak Alfin berbisik, sedang Bu Sania menganggukan kepalanya sambil mengambil barang-barang bawaan dari tangan Pak Alfin.

'' Alya sudah tidur dari tadi sore. Kecapean mungkin.''

'' Syukurlah,'' sahut Pak Alafin sambil berjalan mengendap-endap.'' Ayah sengaja pulang malam karena ingin memberi kejutan sama Alya.''

Pak Alfin dan Bu Sania berjalan secara perlahan masuk ke kamar. Pak Alfin tidak mau rencananya gagal untuk memberi kejutan kepada Alya.

'' Ini apa yah?'' tanya Bu Sania sambil menggenggam bungkusan yang ada di tangannya.

'' Itu handphone ... Alya bilang handphonenya rusak. Makanya ayah beliin buat dia.'' sahut Pak Alfin,'' Bunda sudah beli kue ulang tahunnya kan?''

'' Sudah. Bunda taruh di lemari dapur.''

'' Ayah,''

Alya replek terbangun saat telinganya mendengar suara ayahnya berbicara. Alya mencoba melebarkan telinganya, mencoba mencari kebenaran apakah ia tidak salah mendengar.

Kata Ayahkan pulangnya minggu depan. Apa gue salah dengar yah? gue cek ah,'' batin Alya

'' Ssst!!''

Pak Alfin memberi isyarat dengan menempelkan satu jari ke bibirnya, saat telinga peka Pak Alfin medengar pintu kamar Alya berderit.

'' Alya bangun,'' bisik Pak Alfin sedang Bu Sania terlihat sedikit panik.

Secepat kilat Pak Alfin masuk kekolong tempat tidur bersama dengan barang-barang yang dia bawa. Sepersekian detik kemudian, pintu kamar di buka dan Alya muncul dengan tatapan penuh tanya.

'' Maaf Bunda, tadi Alya mendengar suara Ayah. Apa Ayah sudah pulang?''

Bu Sania terenyum, kemudian berjalan mendekati Alya yang masih berdiri di pintu.

'' Kamu salah dengar, orang enggak ada siapa-siapa disini. Atau kamu tadi mimpi,'' kilah Bu Sania, sedang Alya terlihat Alisnya mengkerut.

'' Enggak Bunda, tadi Alya mendengar jelas suara Ayah di kamar ini.''

'' Enggak ada ah ... kamu lihat sendiri, enggak ada siapa-siapakan?''

'' Tapi ...''

'' Sudah, kamu tidur besok kamu sekolah,'' kata Bu Sania meyakinkan.'' Mungkin kamu berhalusinasi, karena kamu terlalu kangen sama Ayah.''

'' Mungkin si Bund,'' kata Alya yang masih terlihat berpikir.'' Ya udah, Alya balik kekamar.''

'' Iyah, tidur yang nyenyak yah.''

Alya mengangguk, Alya berjalan kekamarnya dengan perasaan yang belum yakin, kalau ia hanya berhalusinasi.

Sebagai anak tunggal, Alya memang sangat di sayang oleh kedua orang tuanya. Meski selama ini Alya lebih sering tinggal berdua sama sang bunda, karena ayahnya lebih sering pergi keluar kota, tapi tidak mengurangi rasa sayang Alya ke Ayahnya, begitu juga sebaliknya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status