Share

Love Shadows
Love Shadows
Penulis: mys05

Episode 1

Isabella memacu laju kendaraannya. Rasa takut kian berkecamuk lantaran beberapa waktu sebelumnya, gadis itu telah menemukan sebuah celana dalam wanita di dalam kamar apartemen kekasihnya.

 

"Tidak, itu tidak mungkin. Felix tidak mungkin berselingkuh," Bella mengerang, sambil sesekali memukul kemudi mobilnya dengan kasar.

Sejauh ini, gadis yang biasa di safa Bella itu masih mencoba untuk bersikap tenang. Bukti perselingkuhan sudah dirinya dapatkan. Namun, Bella mencoba menutup matanya, Ia berharap jika semua ini tidaklah nyata.

 

Rasa sesak di dada semakin menyiksanya. Meskipun sudah berusaha untung berpositif thingking, nyatanya semua itu tak cukup untuk membuat perasaan Bella lega. Entah dimana Felix sekarang, Bella sudah menghubungi pria tersebut secara berulang-ulang. Akan tetapi, Felix terus mengabaikan panggilan dan pesan yang Bella kirimkan.

 

"Apa yang harus aku lakukan?" Bella meminggirkan mobil, gadis itu langsung mematikan mesin kendaraannya kemudian memaksa otaknya untuk berpikir. "Ayo, Bella! Kau harus menangkap basah si brengsek itu sekarang," gumamnya sambil membenturkan kepala pada kemudi mobil.

 

Sesaat, ponsel Bella pun bergetar, gadis itu memang selalu terjaga setiap ponselnya menyala. Ia sedang menunggu notifikasi dari seseorang. Seseorang yang sudah Bella bayar untuk membuntuti Felix, kekasihnya.

 

"Hotel Grand Sanders, kamar 105."

 

Deg... Bella semakin hancur, untuk apa Felix dan selingkuhannya datang ke sebuah hotel bersama? pertanyaan itu langsung menampar Bella. Dadanya semakin sakit. Rasanya, Felix benar-benar berhasil mengoyak rongga dada Bella hanya dengan satu kesalahan saja.

Padahal sebentar lagi mereka akan segera menikah. hubungan yang sudah terjalin selama dua tahun lamanya harus Felix nodai dengan nafsu sesaatnya. Apa yang harus Bella katakan pada orang tuanya? Mengatakan kebusukan orang lain itu bukanlah dirinya. Bella cenderung menyimpan lukanya sendirian. Padahal segala sesuatu yang Felix inginkan, sudah Isabella berikan. kecuali keperawanan.

 

Singkat waktu, Bella langsung meninggalkan mobilnya begitu saja. saat ia sudah sampai di depan hotel. Bella juga membiarkan kunci mobilnya di sana, agar petugas keamanan yang berjaga bisa memarkirkannya.

 

"Selamat malam, Nona. Ada yang..."

Bella melangkah cepat, ia bahkan mengabaikan resepsionis yang menyapanya dengan hangat. tak ada hal lain yang Bella pikirkan selain, perbuatan kotor kekasihnya. bayangan menjijikan yang sedang Felix lakukan di dalam kamar bersama selingkuhannya sukses membuat Bella semakin tak berdaya, meskipun Bella sendiri belum melihatnya.

 

"Ahhh..." Bella merintih. di dalam lift ia bahkan menyusutkan tubuhnya, berjongkok sambil menutup wajah penuh kesedihan. Beberapa orang yang berdiri di dekatnya sampai terkejut. Mereka kebingungan, sebab adegan ini biasa mereka lihat di dalam dunia sinetron dan pernovelan, karena Bella seperti seorang gadis korban pemerkosaan.

 

Kurang dari lima menit, lift pun terbuka. tanpa menghentikan tangisannya, Bella langsung melangkah menelusuri lorong sambil mencari nomor kamar yang tertempel di setiap pintu hotel. Bella tak perduli seberapa banyak orang yang sedang memperhatikannya sekarang. Ia benar-benar sudah kehilangan akal.

 

"Kenapa dia jahat sekali kepadaku," Bella tersedu, setelah gadis itu menemukan nomor kamar tujuannya. Ia tak mampu membendung air mata.

 

Seluruh energi dalam tubuh Bella terkuras. tangannya bergetar hebat, saat gadis tersebut hendak mengetuk dan menciptakan keributan di sana.

 

"Felix, bajingan! keluar kau sekarang!" jerit Bella histeris. "Felix..mmmm,"

Mata Bella membulat, mulutnya terbekap dengan tubuh yang tertarik kebelakang oleh seseorang. sebuah tangan kekar melingkar di atas perut ratanya, Bella mencoba melawan. Namun, tenaganya yang seringan kapas tak mampu menghentikan tindakan seseorang yang telah menyeretnya masuk kedalam kamar.

 

"Felix, apa itu kekasihmu?" tanya Lisa, yang berada tepat di bawah tubuh Felix menikmati sentuhannya.

 

"Tidak mungkin, Aku sudah berhati-hati. Ia tidak akan tahu hal ini."

 

Lisa mengerutkan dahinya, gedoran pintu dari luar barusan cukup membuatnya curiga. lagi pula, jika pun tertangkap basah Lisa sama sekali tak keberatan. Karena hanya dengan cara itulah, Felix akan menjadi miliknya seutuhnya.

 

"Hentikan," Lisa mendorong dada Felix perlahan, melepaskan penyatuan yang sedang kduanya lakukan. "Kau lihat dulu, apa yang akan orang lain katakan jika dia membayar keamanan?"

Felix menghela nafas kasar, ia pun mengangguk pasrah lalu kemudian meraih pakaiannya. sedangkan Lisa, wanita itu nampak ingin menyembunyikan diri. mengatur rencana, lalu menunjukan wajahnya di akhir cerita.

 

Pintu pun terbuka, Felix melirik ke kiri dan ke kanan. Suasana nampak lengang. Tak ada kehadiran Bella di sana, seperti yang ia takutkan. hanya ada petugas kebersihan yang sedang mengangkut sampah keluar dari kamar yang berada tepat di hadapan Felix sekarang.

 

"Hey, apa kau melihat seorang wanita?"

Petugas itupun menggelengkan kepalanya tanpa bicara. sedangkan Felix langsung menghembuskan nafas lega.

"Mungkinkan aku hanya berhalusinasi karena takut Bella mengetahui kesalahanku?" gumamnya kemudian menutup pintu kamar hotel itu kembali, berlalu pergi.

 

Di kamar lain, tepatnya di sebelah kamar yang sedang Felix gunakan. Bella menatap heran kearah pria yang baru saja menyeret sambil membungkam mulutnya. Wajahnya memucat, bibirnya bergetar dengan gigi sedikit mengatup.

 

"Si... siapa kau?" tanya Bella terbata, ekspresi wajahnya menunjukan jika ia terlihat sangat ketakutan.

 

"Usstt..." pria itu menempelkan telunjuknya di depan bibirnya, ia memandang Bella dengan sorot lekat kemudian berkata, "jangan mengganggu mereka."

 

Bella terperangah, ia kembali melebarkan bola matanya karena menganggap jika pria tersebut adalah sekutu Felix dan selingkuhannya.

"Kau gila? apa aku harus diam saja membiarkan kekasihku bersama wanita lain di dalam sana?" protes Bella tak terima.

 

"Kau bisa memberinya pelajaran, setelah aku mendapatkan bukti perselingkuhan!"

 

"Pe... perselingkuhan?" Bella terbata, dengan sorot tak percaya. "Apa wanita itu..."

 

"Ya! Dia calon istriku!"

 

Bella semakin terkejut, gadis itu sampai membuka sedikit mulutnya dengan tangan yang ia gunakan sebagai penutup.

 

"Apa kau tidak bisa menjaga calon istrimu?" Bella mendengus, ia kembali memecah tangisannya sambil memukul halus tubuh pria tersebut. "Dia sudah menggoda kekasihku, tapi kau masih ingin melindunginya!"

 

Pria itu mencoba menghindari pukulan Bella. lagi-lagi reaksi Bella sangat berlebihan. setiap kali mengingat kelakuan Felix yang menyakitkan.

 

"Kami hanya di jodohkan, aku tak ingin menikah dengannya. itu sebabnya aku membuntuti mereka agar aku bisa menunjukan bukti perselingkuhan ini pada keluarga."

 

"Lalu bagaimana dengan diriku?" Bella memekik, tanpa menghentikan tangisannya. "Dia bersama calon suamiku! aku saja belum tidur dengannya, dan jalang itu justru telah mendahuluiku sebagai kekasihnya!" imbuhnya penuh luka.

 

Pria itu melangkahkan kakinya mendekati Bella.  Kesedihan Bella mampu dirinya rasakan, meskipun Lisa dan dirinya hanya menjalin hubungan atas dasar perjodohan. "Tenangkan dirimu, semua akan baik-baik saja." ucapnya menenangkan Bella, sambil memberanikan diri untuk merangkul bahunya.

 

Tak di sangka, Bella justru menyambut hal itu dengan baik. wajah Bella yang di penuhi air mata gadis itu tempelkan di atas dada bidang sang pria. Bella mencengkram kedua sisi pinggang si pria seraya berkata. "Apa yang harus aku lakukan? Kenapa dia tega mengkhianati ku?" lirihnya meluapkan kesedihan.

 

BERSAMBUNG...

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
goodnovel comment avatar
Edison Panjaitan STh
Cinta itu Anugerah Walau di sakiti Tetap di junjung hubungan Cinta yang penuh tantangan Walau air mata terus deras mengalir dengan ratap pilu.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status