Share

Episode 2

Author: mys05
last update Last Updated: 2021-09-02 08:24:10

"Bella..."

Lagi-lagi Bella mengabaikan ucapan seseorang yang menyapanya. tatapan mata Bella kosong, gadis itu melangkah membawa tubuh lemahnya ke lantai atas menuju kamar favorit, tempatnya meratapi nasib.

Satu hal yang membuat Bella bingung dan masih Bella pikirkan hingga sekarang. Kenapa ia harus mengikuti apa yang di katakan seorang pria yang telah membekapnya beberapa waktu lalu? Apakah keputusan Bella sudah benar? Secara garis besar, mereka memang memiliki takdir yang sama. keduanya adalah korban perselingkuhan. akan tetapi, Pria itu dan Lisa adalah pasangan yang di jodohkan. mungkin baginya ini biasa saja, Pria tersebut juga mengatakan dengan santainya jika ia tidak mencintai Lisa. Lantas bagaimana dengan Bella? Bella dan Felix sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Tentu Bella tak rela, jika semua ini harus ia akhiri begitu saja. mengingat rencana untuk menikah pun sudah di sepakati oleh dua keluarga.

Dibawah sinar bulan yang menembus celah jendela. Bella menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Usahanya untuk bersikap tenang pun gagal. Kenangan indah bersama Felix terus saja muncul, berperang melawan tabiat brengsek yang sedang Felix lakukan.

Bella meringkuk, ia menutupi wajahnya dengan sebuah bantal. lagi-lagi Bella terus menghujani kecantikannya tersebut dengan butiran air mata yang beranak sungai.

Ingin rasanya Bella bertukar perasaan dengan Pria yang bisa dengan mudahnya bersikap tenang hanya untuk mendapatkan sebuah bukti perselingkuhan. Namun, hal itu sama sekali tak bisa Bella lakukan. terlalu banyak hal manis yang sudah Bella habiskan bersama Felix. Dua hari yang lalu, Felix bahkan masih memberikan sebuah cincin berlian. Siapa sangka? jika hadiah tersebut hanya Felix gunakan untuk menutupi kelakuan busuknya.

Drrtt... Drtt...

Sejemang, Bella meraih ponselnya yang bergetar. Sambil terisak, Bella melihat siapa yang telah mengirimkan pesan padanya di waktu tengah malam.

"Sayang, maafkan aku. Aku baru saja pulang, Ada rapat mendadak yang tak bisa aku tinggalkan."

Kebohongan baru yang terus Felix ciptakan, membuat Bella semakin muak. setelah membaca pesan, Bella langsung melemparkan ponselnya ke sembarang arah. Kemudian melanjutkan kembali aktifitasnya, menangis sampai air mata itu tak lagi keluar.

Ponsel Bella kembali bergetar, kali ini layar menampilkan sebuah panggilan masuk. nama yang tertera pun cukup jelas, bertuliskan pria siluman sebagai nama Felix yang tersimpan.

Salah satu kebiasaan Bella yang cukup menggelikan, Entah apa tujuannya. Tetapi, setiap kali gadis itu memiliki masalah dengan pasangannya. Bella akan langsung mengubah nama kontak Felix menjadi sebuah ejekan berupa luapan kemarahan yang sedang Bella rasakan.

"Sayang, aku tahu kau belum tidur. tolong balaslah pesanku."

Sengaja Bella hanya membaca pesan yang Felix kirimkan. hal ini cukup ampuh untuk membuat Felix ketakutan. sama halnya dengan Bella. kali ini, Felix-lah yang terus menerus mengirimkan pesan kepadanya dan tanpa berhenti melakukan panggilan terhadap sang wanita.

Beberapa waktu sebelumnya...

Pria itu melangkahkan kakinya mendekati Bella.  Kesedihan Bella mampu dirinya rasakan, meskipun Lisa dan dirinya hanya menjalin hubungan atas dasar perjodohan. "Tenangkan dirimu, semua akan baik-baik saja." ucapnya menenangkan Bella, sambil memberanikan diri untuk merangkul bahunya.

Tak di sangka, Bella justru menyambut hal itu dengan baik. wajah Bella yang di penuhi air mata gadis itu tempelkan di atas dada bidang sang pria. Bella mencengkram kedua sisi pinggang si pria seraya berkata. "Apa yang harus aku lakukan? Kenapa dia tega mengkhianati ku?" lirihnya meluapkan kesedihan.

"Aku tahu, aku mengerti tentang kesedihan yang sedang Kau rasakan?" Pria itu mengelus punggung Bella, mencoba melegakan perasaannya. "Apa yang akan kau dapatkan dengan menangkap basah mereka berdua? bagaimana pun juga kau akan tetap terluka. Lisa dan kekasihmu bisa saja di untungkan, saat kau sudah mengetahui segalanya dan memutuskan hubungan. mereka tak perlu menjelaskan segalanya, kau tersiksa sedangkan mereka akan bahagia."

Bella mendongakkan wajahnya perlahan, menatap mata Pemuda yang berhasil membuat Bella sedikit merasakan ketenangan.

"Berikan mereka pelajaran, jangan membuat mereka berdua bahagia di atas penderitaan, mu!" Imbuhnya memberikan penjelasan.

"Apa kita harus melakukan hal yang sama?"

Pria itu tertegun, padahal maksudnya bukanlah kearah sana. Beda kepala beda pemikiran, terserah Bella ingin membalasnya dengan cara apa. Namun, yang baru saja Bella katakan sama sekali tak pernah Pemuda tersebut pikirkan.

Suasana menjadi hening seketika, saat ucapan Bella justru membuat keadaan menjadi canggung.

"Huft..." Bella menghela nafas panjang, "Lupakan saja," gadis itu memalingkan wajahnya seraya mendudukan bokongnya tepat di tepi ranjang.

"Minumlah," sebotol air mineral pria itu raih di atas nakas. Ia lantas memberikan air tersebut kepada Bella agar gadis itu mendapatkan ketenangan yang sempurna.

"Terima kasih," tanpa gugup, Bella menerima air mineral itu begitu saja. Ia langsung membuka penutup botol lalu meneguknya.

Dengan sorot menilai, Pria terus menatap wajah Bella dan penampilannya. dari yang Ia lihat, Bella cukup cantik. Gayanya cukup mengikuti trend perkembangan jaman. di banding Bella, calon istrinya tentu sama sekali tak ada apa-apanya.

"Siapa namamu?"

Pemuda itu terkesiap, begitu pertanyaan Bella berhasil membuyarkan lamunannya.

"A... apa?"

"Nama," sahut Bella menekan nada bicaranya.

"Aku?"

"Apa disini ada orang lain selain kau dan diriku?"

"Lucas, Lucas Cassano."

Bella menganggukkan kepalanya perlahan, tanpa menunggu Lucas bertanya gadis itupun langsung menjawab dengan menyebutkan namanya. "Aku Bella," ujarnya sambil menyodorkan ponsel kearah Lucas.

"Apa?" tanya Lucas heran, saat Bella memberikan ponselnya.

"Masukan nomormu, dan kirimkan aku bukti perselingkuhan yang kau dapatkan!" kata Sarah dengan ekspresi wajah datar.

Lucas langsung menuruti apa yang Bella inginkan darinya. setelah memasukan beberapa digit nomor, pria itu pun langsung menyentuh icon panggilan. sehingga beberapa detik berikutnya, ponselnya pun langsung menyala. menampilkan panggilan masuk dari nomor Bella.

"Apa rencanamu setelah ini?" tanya Lucas sambil menyerahkan kembali ponsel milik Bella.

"Entah," Bella menggelengkan kepala. "Aku akan memikirkannya, setelah kau memberikan buktinya." Bella mengambil tasnya, mengeluarkan sesuatu dari dalam tas tersebut. "Ini," Bella melemparkan barang tersebut tepat mengenai wajah Lucas.

"Apa ini?" tanya Lucas menangkapnya.

"Celana dalam calon istrimu, aku menemukannya di atas ranjang Felix. menjijikan!" celetuk Bella mengumpat sambil berlalu.

Lucas memperhatikan Bella yang beranjak pergi menuju kamar mandi. suara gemericik air pun terdengar, tanpa menutup pintu. Lucas bisa melihat aktivitas yang sedang Bella lakukan di dalam. yaitu mencuci tangan, setelah gadis itu melemparkan benda menjijikan tersebut tepat mengenai wajah Lucas penuh kekesalan.

"Brengsek! mimpi apa aku semalam sampai tak berpikir panjang membawa-bawa celana dalam seorang jalang, dan menyimpannya di dalam tasku!" gumam Bella menggosok tangannya dengan kasar di bawah basuhan air keran.

 

BERSAMBUNG...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Love Shadows   Episode 69

    Lucas berlari menerobos pintu utama kediaman keluarga Bella. Pria itu terlihat sangat pucat, wajahnya mengatakan jika ia sedang tidak baik-baik saja. Lucas juga mengabaikan Nick yang sedang bersantai di ruang keluarga. Parahnya, sepertinya Lucas sama sekali tidak menyadari jika di sana terdapat sang Ayah Mertua."Lucas, kau..." Belum sempat Nick menyelesaikan ucapannya. Akan tetapi, langkah pria itu sudah sangat jauh dari pandangan matanya.Sampai detik ini, Nick sama sekali tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tiga puluh menit berlalu, Rina sebelumnya sempat mengatakan padanya jika sang istri hendak membawakan rupa-rupa minuman hangat beserta cemilan untuk di suguhkan pada putri tercintanya."Bella..." Pintu terdorong kasar dari luar. Suara hentakannya sanggup membuat kedua orang yang berada di dalam ruangan cukup terkejut.Rina melirik ke ambang pintu, bersamaan dengan Bella yang saat itu la

  • Love Shadows   Episode 67

    Aneh, itulah yang sedang Luna rasakan. begitu banyak kiriman yang ia dapatkan, mulai dari bunga, kue, sampai manisan hingga perhiasan. dengan nama Maria sebagai pengirimnya.Berulang kali Luna memastikan, ia bertanya, benarkah paket tersebut Maria kirimkan untuknya. Lalu jika iya, apa maksud dan tujuan wanita paruh baya tersebut.Kali ini Luna kesulitan untuk membaca apa yang lawannya rencanakan. Maria sendiri juga tidak pernah datang, kenapa kiriman tersebut harus diberikan oleh campur tangan kurir? Kenapa tidak dia sendiri saja yang mendatangi Luna dan memberikan paket tersebut secara langsung padanya?Sungguh, Luna benar-benar khawatir. tidak biasanya, Maria berbuat baik dan perhatian sampai harus repot-repot mengirimkan sesuatu kepadanya. Apalagi benda tersebut terbilang cukup berharga dan ada nilainya."Kiriman lagi, Nyonya?" tanya Bibi Chan penasaran menghampiri."Iya, aku

  • Love Shadows   Episode 66

    Seminggu berlalu, Devan masih belum mendapatkan keinginan atas apa yang sudah Riana janjikan. gadis itu justru bertingkah seolah bak ratu, pekerjaannya hanya memainkan ponsel dan mendorong-dorong kursi roda milik Devan. Dengan ancaman yang ia jadikan senjata, Riana mampu hidup layak tanpa harus bersusah payah bekerja."Hey, kapan kau akan menepati janji mu?" tanya Devan dingin dengan mata memincing.Riana melirik ke sumber suara, dimana saat itu Devan sedang berada tepat di hadapannya. "Eummm, sekarang!" sahut Riana santai, setelah sebelumnya Riana memastikan waktu dan kondisi yang ia rasa sudah cukup memungkinkan.Riana bukannya tak ingin menepati janji, hanya saja. jika hal itu ia lakukan saat Maria dan Marco sedang berada di rumah. tentu yang akan Devan dan Riana hadapi hanyalah penolakan.Mungkin sekarang waktunya sudah tepat. saat keadaan rumah benar-benar sepi, dan hanya menyisakan Riana dan De

  • Love Shadows   Episode 65

    Alvin tentu tidak bisa menunggu lagi. tanpa berpikir panjang, ia langsung meninggalkan Luna begitu saja dan memilih untuk meminta pertanggung jawaban dari Marco dan Maria. Sumpah demi apapun, Alvin kini sudah benar-benar berubah. hidup dan matinya sudah Alvin serahkan pada Luna. jikapun harus memilih, Alvin lebih baik kehilangan segalanya dari pada harus berpisah dengan istrinya. Tidak perduli apa tanggapan orang lain yang akan Alvin dapatkan. pria itu sudah membulatkan tekadnya untuk menjebloskan ibunya ke dalam penjara. atas tuntutan percobaan pembunuhan. Padahal, Alvin sama sekali tak memiliki bukti apapun. Namun, kemarahannya sukses membuat pria itu kehilangan akal. untuk bertindak tanpa memikirkan dampak dan akibat. Bruak... Alvin mendorong kasar pintu utama kediaman keluarganya. langkah Alvin tak terkontrol, apapun yang Alvin lihat langsung Alvin lemparkan hingga sukses membuat kekacaua

  • Love Shadows   Episode 64

    Bencana, Alvin justru merasa jika nasihat ibunya sukses membuat pria itu merasa beban hidupnya bertambah. Bagaimana tidak? Mengontrol pikirannya agar segera melupakan Laura saja Alvin tak bisa. sekarang, Maria justru semakin menekan Alvin agar pria tersebut memanjakan Luna dan menghujaninya dengan penuh cinta. Ditambah permintaan untuk memiliki keturunan. Sudah cukup Alvin menuruti keinginan mereka yang semakin membuat pria itu merasa gila.Ayolah, Alvin tidak mungkin bisa melakukannya saat bayang-bayang Laura justru terus saja menghantuinya. Ini memang bukanlah pertama kali bagi Alvin. yang berarti, Luna bukanlah gadis satu-satunya yang akan pria itu tiduri. Namun, setiap kali melakukannya. Alvin justru melandasi hal tersebut dengan rasa ketertarikan. Ia hanya bisa memenuhi hal itu dengan adanya perasaan. Dalam kata lain, perasaan yang bisa di artikan atau di sebut cinta."Bibi Chan..." Luna memanggil wanita paruh baya tersebut, saat Bibi C

  • Love Shadows   Episode 63

    Bencana, Alvin justru merasa jika nasihat ibunya sukses membuat pria itu merasa beban hidupnya bertambah. Bagaimana tidak? Mengontrol pikirannya agar segera melupakan Laura saja Alvin tak bisa. sekarang, Maria justru semakin menekan Alvin agar pria tersebut memanjakan Luna dan menghujaninya dengan penuh cinta. Ditambah permintaan untuk memiliki keturunan. Sudah cukup Alvin menuruti keinginan mereka yang semakin membuat pria itu merasa gila.Ayolah, Alvin tidak mungkin bisa melakukannya saat bayang-bayang Laura justru terus saja menghantuinya. Ini memang bukanlah pertama kali bagi Alvin. yang berarti, Luna bukanlah gadis satu-satunya yang akan pria itu tiduri. Namun, setiap kali melakukannya. Alvin justru melandasi hal tersebut dengan rasa ketertarikan. Ia hanya bisa memenuhi hal itu dengan adanya perasaan. Dalam kata lain, perasaan yang bisa di artikan atau di sebut cinta."Bibi Chan..." Luna memanggil wanita paruh baya tersebut, saat Bibi C

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status