Lucas berlari menerobos pintu utama kediaman keluarga Bella. Pria itu terlihat sangat pucat, wajahnya mengatakan jika ia sedang tidak baik-baik saja. Lucas juga mengabaikan Nick yang sedang bersantai di ruang keluarga. Parahnya, sepertinya Lucas sama sekali tidak menyadari jika di sana terdapat sang Ayah Mertua.
"Lucas, kau..." Belum sempat Nick menyelesaikan ucapannya. Akan tetapi, langkah pria itu sudah sangat jauh dari pandangan matanya.
Sampai detik ini, Nick sama sekali tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tiga puluh menit berlalu, Rina sebelumnya sempat mengatakan padanya jika sang istri hendak membawakan rupa-rupa minuman hangat beserta cemilan untuk di suguhkan pada putri tercintanya.
"Bella..." Pintu terdorong kasar dari luar. Suara hentakannya sanggup membuat kedua orang yang berada di dalam ruangan cukup terkejut.
Rina melirik ke ambang pintu, bersamaan dengan Bella yang saat itu la
Isabella memacu laju kendaraannya. Rasa takut kian berkecamuk lantaran beberapa waktu sebelumnya, gadis itu telah menemukan sebuah celana dalam wanita di dalam kamar apartemen kekasihnya. "Tidak, itu tidak mungkin. Felix tidak mungkin berselingkuh," Bella mengerang, sambil sesekali memukul kemudi mobilnya dengan kasar. Sejauh ini, gadis yang biasa di safa Bella itu masih mencoba untuk bersikap tenang. Bukti perselingkuhan sudah dirinya dapatkan. Namun, Bella mencoba menutup matanya, Ia berharap jika semua ini tidaklah nyata. Rasa sesak di dada semakin menyiksanya. Meskipun sudah berusaha untung berpositif thingking, nyatanya semua itu tak cukup untuk membuat perasaan Bella lega. Entah dimana Felix sekarang, Bella sudah menghubungi pria tersebut secara berulang-ulang. Akan tetapi, Felix terus mengabaikan panggilan dan pesan yang Bella kirimkan. "Apa yang h
"Bella..."Lagi-lagi Bella mengabaikan ucapan seseorang yang menyapanya. tatapan mata Bella kosong, gadis itu melangkah membawa tubuh lemahnya ke lantai atas menuju kamar favorit, tempatnya meratapi nasib.Satu hal yang membuat Bella bingung dan masih Bella pikirkan hingga sekarang. Kenapa ia harus mengikuti apa yang di katakan seorang pria yang telah membekapnya beberapa waktu lalu? Apakah keputusan Bella sudah benar? Secara garis besar, mereka memang memiliki takdir yang sama. keduanya adalah korban perselingkuhan. akan tetapi, Pria itu dan Lisa adalah pasangan yang di jodohkan. mungkin baginya ini biasa saja, Pria tersebut juga mengatakan dengan santainya jika ia tidak mencintai Lisa. Lantas bagaimana dengan Bella? Bella dan Felix sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Tentu Bella tak rela, jika semua ini harus ia akhiri begitu saja. mengingat rencana untuk menikah pun sudah di sepakati oleh dua keluarga.Dibawah sinar bulan yang menembus cel
Bella masih menekuk wajahnya. sebelum mempersiapkan diri untuk pergi bekerja, Bella sempat mengompres matanya yang bengkak menggunakan sapu tangan kecil dibasuh dengan air hangat.Gadis itu melewati Ayahnya yang sedang terduduk di ruang utama, sambil membaca berita yang tercetak di dalam koran. secangkir kopi dan beberapa butir biskuit menemani pria paruh baya yang biasa di sapa dengan sebutan Tuan Nick tersebut. bola matanya melirik kearah Bella singkat, kemudian berkata. "Jangan lupakan, sarapan." ucapnya santai, namun penuh perhatian."Aku tidak lapar," sahut Bella berjalan santai dengan ekspresi datar.Brughkk...Bella melempar kasar berkas hasil rancangan yang sudah ia kerjakan selama dua malam. memiliki bakat gambar yang terkembang kan membuat Bella akhirnya berhasil menduduki puncak kesuksesan. Di umur dua puluh empat tahun, Bella sudah memiliki butik terkenal dan berkembang di
Dari layar leptopnya, Bella menatap apa yang sedang Felix dan Lisa lakukan di ruangan lain. semua terlihat jelas, di depannya Felix memang bersikap canggung kepada Lisa. Namun, siapa sangka. bukannya memilih pakaian, Felix dan Lisa terlihat sedang memanfaatkan waktu dengan berciuman."Bodoh! apa mereka tidak sadar, jika butik ini di penuhi CCTV." umpat Bella kesal."Kenapa?" Lucas mengalihkan pandangannya ke arah Bella.Bella lantas memutar leptopnya, memperlihatkan tayangan liar yang sedang di lakukan oleh Felix dan Lisa sekarang."Cihhh..." Lucas berdecih, memalingkan wajah setelah melihatnya. "mereka benar-benar erotis," imbuh Lucas menyeringai.Lain dengan Lucas, Bella justru terlihat tak kuasa untuk menahan kembali tangisnya. Dada Bella terasa sesak seketika, ia bahkan terus berulang kali mencengkram dan memukul dadanya dengan harapa
"Ahhh..." Lisa melempar tasnya ke sembarang arah. wanita tersebut mengamuk, meluapkan kekesalan lantaran telah di hina oleh Bella habis-habisan. "Dia terlalu membanggakan dirinya, gadis bodoh! Aku jadi penasaran, setelah ia mengetahui jika aku dan Felix telah menjalin hubungan. Akan ku buat kau menangis darah, Bella." jeritnya geram.Setelah mengantar Lisa pulang, Lucas pun langsung pergi begitu saja tanpa mengikuti calon istrinya masuk kedalam. keduanya juga tak saling bicara, mereka benar-benar menjalin hubungan tanpa adanya rasa. untuk keluar bersama saja, hal itu terpaksa harus mereka sepakati. lantaran orang tua merekalah yang terus mendesaknya.Di tempat lain, Bella kembali mengubah sikapnya pada Felix. gadis tersebut kembali menjadi sangat irit bicara, setelah Lucas dan Lisa meninggalkan mereka."Kau benar-benar keterlaluan, Bella. tadi kau terus menggodaku di hadapan mereka, sekarang kau
"Bella, kenapa kau masih disini?" tanya Rendi sambil mengemas barang, bersiap-siap untuk pulang."Ah, iya." Bella tersenyum kikuk, "kau duluan saja, aku akan menyelesaikan sketsa ini malam nanti."Rendi menganggukan kepalanya, ia lantas menyandangkan tas wanita di bahu sebelah kirinya kemudian berkata, "Aku akan pulang sekarang. jika ada sesuatu cepat hubungi aku." ujarnya dengan nada bicara sedikit kewanita-wanitaan."Baik, baik. aku pasti akan menghubungimu jika perlu sesuatu," sahut Bella secepat kilat mengiyakan. berharap Rendi bisa cepat pergi meninggalkannya seorang diri."Dengan syarat.""Apa?""Naikan gajiku, dan aku akan langsung cepat datang.""Astaga," Bella menggelengkan kepala, seraya memutar bola mata. "cepat pergi dari hadapanku, bulan depan gajimu ku naikan!" desak
"Lucas..." Bella mengalihkan pandangannya kearah pria itu, dengan sorot kosong."Apa?""Ayo tidur bersama," ajak Bella santai. Namun sukses membuat Lucas terkesiap melebarkan bola matanya."What? Apa kau sudah kehilangan akal? kau sadar tentang apa yang baru saja kau katakan?" Sungut Lucas tanpa mengurangi rasa keterkejutannya."Ajari aku bagaimana menjadi dirimu, Felix benar-benar sudah membuatku gila." isak Bella tak berdaya."Tak ada cara lain, kau harus mengakhirinya saat ini juga."Bella menggelengkan kepalanya, air matanya semakin deras berjatuhan. "Tidak bisa, aku sangat mencintainya. sesaat mungkin aku tak bisa mengendalikan kekecewaan ku padanya. tapi setelah itu, tetap aku yang menderita. aku akan kehilangan cinta sekaligus tunangan ku," erang Bella mencurahkan kepedihannya.
Dalam sekejap, perasaan Bella menjadi lebih baik. saat kini gadis itu telah menemukan target untuk membantunya dalam membalas dendam. secara garis besar, Bella dan Lucas memang telah saling memanfaatkan. Namun, tak menutupi kemungkinan jika keduanya juga sama-sama akan di untungkan."Itu, Bella." ucap Rina, yang tak lain adalah ibunya menatap sambil menunjuk kearah Bella."Felix?" Bella tertegun, saat kedua bola matanya menatap pria yang ia kenal sebagai pengkhianat. bukan lagi kekasihnya. "Kenapa dia di sini? bukankah dia sedang bersama Lisa di hotel?" batin Bella heran bertanya-tanya."Kenapa baru pulang? Felix baru saja datang. Ia baru kembali dari kantor, dan langsung mencari mu kesini."Bella melirik kearah arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam. benarkah Felix baru saja kembali dari kantor? atau itu hanya alas