Mereka mengendap-endap masuk ke dalam ruangan seperti anak sekolah terlambat masuk, mereka melompati dinding pagar. Namun, ketika hendak melangkahkan kaki, sebuah pistol mengarah ke bagian kepala Joy yang baru saja berbalik badan. Terkejut, sudah pasti. Mereka seperti masuk ke dalam kandang macan tanpa persiapan. Gerakan cepat, menendang dengan memutar badan, membuat pistol di tangan lawan terpental. Sayangnya, mereka kalah jumlah ketika melawan dengan adu jotos maupun tendang, tembakan diarahkan ke udara oleh seseorang. Mereka semua berhenti, dengan kompak menoleh ke arah asal tembakan. Nyonya Andreas terlihat menatap mereka dengan tatapan yang, entahlah. Antara gahar, tajam, menguliti bercampur membentuk aura iblis.
“Astaga, aku tidak mengira kalian akan nekat, dasar bodoh, bawa mereka ke ruang bawah tanah. Biarkan mereka dimakan anjing-anjing liar. Dasar Zayn bodoh mengirim orang tidak berguna semacam kalian,” desis Nyonya Andre
Hai, jangan lupa tinggalkan jejak komentar, terima kasih sudah membaca Love Sugar Daddy
Hari masih pagi ketika Axelle tersadar pasca penanganan pada luka tembak yang mengenai pundak bagian kanan. Entah bagaimana dia bisa sampai di rumah sakit, dengan selamat. Bersyukur, sudah pasti. Lelaki itu beringsut duduk di brankar. Axelle menarik selang infus yang terpasang di tangannya. Suster yang berjaga di sana melotot menatap Axelle. Wanita bertubuh gempal dengan seragam warna putih bersih itu berjalan ke arahnya. “Astaga, apa yang Anda lakukan, Pak, kondisi Anda masih lemah,” ujar wanita itu, menatap lebih lama wajah pucat Axelle, ‘ya ampun wajah yang sangat tampan,’ bisiknya dalam benak. “Kau berisik sekali, kepalaku pusing,” keluh Axelle memegangi kening. Dia menatap tubuhnya, pakaian telah berganti menjadi pakaian khusus pasien. “Dimana pakaianku?” tanya Axelle. “Pakaian Anda terkoyak, d
Bruak! Suara pintu ditendang keras, oleh salah satu anak buah Zayn. Nampak nyonya Andreas tengah duduk di kursi singgasananya. Olivia mencari kesempatan yang pas untuk menyerang nyonya Andreas. Sebelum masuk ke dalam ruangan wanita gila tersebut, mereka lebih dahulu melumpuhkan para kroco-kroconya. Entah anggota keamanan mereka yang kurang atau bagaimana, Olivia masuk tanpa kendala. Dia, wanita bertubuh gempal tersebut langsung berjalan cepat ke arah nyonya Andreas duduk. Terkejut, sudah pasti nyonya Andreas terkejut, wanita tersebut berteriak memanggil anak buahnya. Olivia tersenyum smirk, tatapan tajam menusuk, mengintimidasi. “Hei, penjaga,” teriak nyonya Andreas. “Sial ke mana mereka semua?” gerutu wanita tersebut. “Teriaklah lagi yang lantang,” kelakar Olivia, “tidak akan ada yang datang menyelamatkan dirimu, bodoh!” cibir Olivia melangkah sampai depan me
Suara teriakan di ruang bawah tanah memekik, yah teriakan dari Nyonya Andreas. Giliran wanita tersebut yang dilempar masuk ke dalam penjara tempat dua ekor serigala yang masih hidup oleh Olivia. Kemarahan wanita ketua dari mafia kota B memang tanpa ampun Stela menggigit bibir bawahnya hingga berdarah, wanita tersebut berusaha agar dirinya tetap terjaga. Arsen masih berkutat mencumbu tubuh wanita di bawahnya. Bibirnya berkeliaran di area dada turun ke bawah. Tangan kanan Stela menggapai ke arah nakas, mengambil tusuk konde yang sejak awal digunakan untuk mengaitkan rambut. Klik! Stela menekan ujung bagian atas, sebuah jarum muncul dari dalam ujung tusuk konde tersebut. Crash! Stela menancapkan tusuk konde tersebut ke arah lengan Arsen. Pemuda tersebut menghentikan aksinya untuk. Stela mengambil kesempatan itu, dia menendang perut Arsen hingga lelaki tersebut tersungkur, jatuh ke lantai. “Apa ya
Mobil yang dinaiki Joy dan Roland berhenti di sebuah kedai dhahar (makan), rumah makan sederhana, beratap rumbia dengan pagar dari anyaman bambu, suasana khas pedesaan, dengan pemandangan bunga-bunga dan kolam ikan di antara saung yang ada. Roland dan Joy memilih salah satu saung dibandingkan untuk masuk ke dalam ruangan. Suasana lebih terlihat indah dari luar. Seorang pelayan datang menghampiri, menyerahkan lembar daftar menu. Mengingat perut sudah sangat lapar, dia memutuskan untuk memesan apa saja yang terpenting cepat terhidang. Joy menoleh ke arah samping, hamparan perkebunan teh nampak luas dengan dipadukan langit biru nan cerah. Angan Joy masih berkutat pada apa yang terjadi pada dirinya beberapa saat lalu. Bayangan Stela menari di pikirannya, wajah cantik dengan tubuh mungil yang menggoda. Bibir sexy yang mendesah karena pengaruh obat perangsang, mampu membuat naluri lelakinya bangkit. Harusnya Joy menolak, namun dia terlan
Membantai para bawahan Arsen juga membakar ruang yang terhubung ke penjara bawah tanah, menghilangkan jejak. Menutup mulut para maid yang berada di sana dengan mengantongi identitas mereka, mengawasi keluarga masing-masing mereka tanpa terkecuali. Agar semua mulut bungkam, kejam yah satu kata itu yang dapat dikatakan kejam. Bahkan untuk seorang gadis berlesung pipit dengan rambut bergelombang. Iris mata terlihat hitam pekat, kulitnya kuning langsat khas orang pribumi dari kota tersebut. Menatap ke arah Joy dan Roland dengan senyum manis. Joy memandang ke arah Roland mencari jawaban, Roland mengedikkan bahu pertanda tidak tahu menahu. Manis, satu kata yang terlontar dalam pikiran Joy melihatnya. “Ah, maaf, Tuan, bisa saya meminta ijin pulang?” tanya gadis tersebut menundukkan kepala. “Hei, aku sudah katakan dari awal, selama seminggu ke depan kalian masih dalam pantauan kami!” ujar Rolan
Gadis itu meringis kesakitan, hal wajar itu pengalaman pertama baginya. Saat hendak melangkah, jalannya seperti tidak lagi sama, kakinya terbuka cukup lebar, mengangkang. Joy menoleh ke belakang, menatap gadis yang menundukkan kepala dengan kedua tangan bersedekap di perut. Langkah gadis itu seakan rapuh, yah dia yang menggagahi hingga membuatnya kesulitan berjalan. Lelaki tersebut masih memperhatikan langkah wanita muda tadi, merasa sangat lamban. Joy melebarkan mata bergegas meraih tubuh gadis yang hampir tersungkur ke bawah tersebut. “Hati-hati,” ujar Joy. “Terima kasih,” jawab Violet. Joy tersenyum, lelaki tersebut kemudian memapah Violet memasuki sebuah butik. Beberapa pengunjung menatap dengan Joy dengan perasaan terpukau, kagum, dia lelaki tampan mempesona, meski kemeja yang dikenakan terlihat lusuh, berpeluh, dia belum sempat mandi. Beberapa orang wanita saling berbisik, Joy t
Joy mengganti pakaian di kamar mandi. Dia mengingat beberapa serpihan masa lalu, ketika sang ibu menyuruh untuk mencari kebenaran tentang kematian Nyonya Zeroun. Semua bukti tertutup rapat, lebih gila lagi, saat semua ditemukan segalanya mengarah kepada Zayn. Joy yang notabene putra kedua berbeda ibu tersebut, menjelajahi tempat-tempat kumuh, lontang-lantung mirip gelandangan. Hingga takdir mempertemukan dengan Roland, sang sahabat karib, perbedaan kasta tidak membuat mereka saling mendominasi. kerja sama yang baik mampu menumbuhkan terasa kekeluargaan bagi dirinya dan juga Roland. Begitu keras Olivia mendidik putranya agar mampu menjadi pelindung dan calon pemimpin dari dunia bawah yang Olivia geluti. Maut menjadi lawan seimbang bagi Joy yang pernah beberapa kali hampir mati. Bagi orang yang diinginkan, Joy menampakkan sosok lembut, konyol dan baik hati. Namun, bagi lawan, Joy seperti sosok iblis yang siap mencincang habis mangsanya. Lelaki t
Assalamu'alaikum Halo, saya author KarRa. Dengan segala kerendahan hati, saya mohon maaf tidak bisa up date untuk beberapa hari ke depan. Baik Love Sugar Daddy mau pun Godaan Memikat. Saat ini author sedang sakit, mohon do'anya agar cepat pulih untuk bisa melanjutkan up date seperti biasanya 🙏 Untuk giveaway menuju akhir Love Sugar Daddy masih berjalan dengan semestinya ya, dan pemenang yang mendapat souvenir akan diumumkan ketika novel tersebut Tamat. Tetap ikuti selalu ya guys, untuk informasi lebih lanjut bisa lihat di akun sosial media author. Add: KarRa atau Follow: @karra_lovely. Sekian dan terima kasih, sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya 🙏